03 - Misunderstand

583 113 10
                                    

...

Rosé berbaring terlentang di atas brangkar rumah sakit. Dia baru saja menjalankan kemoterapinya, dan sekarang Rosé tengah beristirahat setelah dua jam lamanya kemoterapi yang ia lakukan.

Tatapan matanya menatap kosong ke langit-langit ruangannya. Tubuhnya terasa lemah dan lemas. Wajahnya juga sudah semakin pucat. Dia bagaikan seonggok daging yang tidak berguna. Begitu ringkih dan rapuh.

Pintu ruangan terbuka membuat Rosé tersadar dan menoleh ke sana. Seorang pria datang dengan senyuman hangat padanya. Itu Dokter Kim yang kini menjadi Dokter pribadinya. Rosé balik tersenyum.

"Anda sudah lebih baik?" tanya Dokter Kim tersenyum ramah.

"Iya. Hanya sedikit lemas," jawab Rosé.

Dokter Kim mengangguk pelan, lalu berjalan ke arah tiang infusan Rosé untuk memeriksa selang infusannya.

"Tidak apa-apa, itu efek sampingnya."

Rosé memperhatikan Dokter Kim yang tengah memeriksa infusannya. "Terima kasih Dokter."

"Itu sudah tugasku, Nyonya," balas Dokter Kim tersenyum hangat.

***

Hari sudah mulai sore, itu artinya Rosé harus segera pulang sebelum Jungkook mencarinya. Tadi Dokter Kim sudah memperbolehkannya untuk pulang.

Dengan tertatih Rosé berjalan melewati lorong rumah sakit. Tubuhnya sebenarnya masih belum sepenuhnya pulih, tapi Rosé tetap memaksakan diri untuk segera pulang. Namun ternyata selama langkah kakinya terus dipaksakan, tubuh Rosé malah semakin lemas. Rasanya tenaganya sudah tidak ada. Karena sudah merasa tidak kuat ditambah perutnya yang kembali sakit, pada akhirnya Rosé menyerah. Rosé membiarkan tubuhnya jatuh ke lantai karena sudah tidak kuat lagi untuk menopangnya.

Kening Rosé sedikit mengernyit heran karena tubuhnya tidak merasakan sakit. Saat Rosé membuka kedua matanya dan mendongak, dia melihat seseorang yang tengah menahan tubuhnya.

"Nyonya, anda baik-baik saja?" tanya orang itu yang ternyata Dokter Kim.

Segera Rosé bangun dan membenarkan posisinya. Dia lantas mengangguk lalu menatap Dokter Kim dengan perasaan tidak enak.

"Aku baik-baik saja. Maaf Dokter, aku jadi merepotkanmu," ujar Rosé merasa bersalah. 

Dokter Kim mengehela napasnya. "Tubuh anda masih lemah. Kenapa anda memaksakan diri?"

"Begini saja, saya akan meminta keluarga atau suami Nyonya untuk menjemput di sini," usul Dokter Kim.

Sontak Rosé menggeleng keras. Tentu saja dia menolak. "Tidak! Tolong jangan beritahu siapapun, Dokter. Aku baik-baik saja, sungguh."

"Tapi Nyonya—"

"Kumohon Dokter, jangan beritahu siapapun," seru Rosé memelas. Dia tidak mau jika Jungkook mengetahuinya ada di sini.

Dengan pasrah akhirnya Dokter Kim mengangguk. "Baiklah. Kalau begitu biarkan saya yang mengantar anda pulang," tawarnya.

"Tidak, itu tidak perlu. Aku tidak ingin merepotkan Dokter lebih banyak lagi." Rosé menggeleng menolak.

"Itu tidak merepotkan, Nyonya. Walau bagaimanapun anda tetap pasien saya," ujar Dokter Kim tetap memaksa. Melihat kondisi Rosé, mana mungkin Dokter Kim membiarkan wanita itu pulang seorang diri? Apalagi kini Rosé adalah pasien dan tanggung jawabnya.

Rosé tampak terdiam dan merenung. Dia menatap ragu pada Dokter Kim. Rosé ingin sekali menolak, tapi melihat Dokter Kim yang terus memaksa pada akhirnya dia menganggukkan kepalanya.

PAIN[✓]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora