Bagian 13 : Tidak Adil

15 4 0
                                    

Untuk pertama kalinya, Karto membenci Carla Veronica.

Bagaimana tidak, gadis yang satu kelas dengannya tersenyum percaya diri karena diam-diam telah menyukai dirinya. Kedua orang tua yang menemani gadis itu turut senang mendengar pengakuan palsu gadis itu—Karto menganggap itu sama sekali tidak benar. Apalagi ayah dan ibunya sendiri yang menambahkan bumbu-bumbu manis hanya untuk meyakinkan bahwa dirinya juga memiliki perasaan yang sama. Karto merasa sangat tidak tenang dan tidak senang. Sempat kali ia menyanggah halus, mempertanyakan apa yang ada di pikiran orang-orang. Namun ia langsung ditatap tajam oleh ibunya lalu dalam sekejap kembali mengembalikan suasana agar pihak lain tidak curiga. Selain itu, Carla terus saja menatapnya dengan seringai di bibirnya seolah gadis itu sedang memenangkan undian berhadiah.

Untuk pertama kalinya juga, Karto datang ke rumah Carla yang tidak diduga megah dan luas. Ia bisa menemukan tiga mobil dan empat sepeda motor sekaligus, mengira ada tamu lain di rumah itu namun sebenarnya itu semua kepunyaan dari pemilik rumah. Ia juga bertemu kedua orang tua Carla yang sangat bergaya penuh kemewahan. Apabila disandingkan dengan keluarganya sendiri, terlihat bagaikan dua rumah yang terpisah oleh jurang yang lebar dan curam. Juga rumah Carla terbilang dekat dengan sekolah, hanya perlu dua kali belok dengan setiap jalan yang ditempuh dalam satu menit.

Karto ingin sekali protes akan perjanjian ini. Ia tidak setuju dijodohkan dengan Carla. Namun apabila ia mengutarakan isi hatinya sekarang, maka ia akan berakhir dengan badan bengkak dan lebam dari pukulan cambuk oleh ayah-ibunya—keduanya sudah mengancam dirinya seperti itu tepat sebelum berangkat ke rumah Carla.

Suka dan tidak suka, Karto harus menutup mulutnya untuk saat ini.

|---po.oq---|

Sampai di rumah, Karto langsung ditarik paksa ke dalam kamarnya oleh ayahnya sementara ibunya mengekori di belakang dengan tatapan kesal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sampai di rumah, Karto langsung ditarik paksa ke dalam kamarnya oleh ayahnya sementara ibunya mengekori di belakang dengan tatapan kesal.

"Kau ini ada apa? Bapak sudah lihat muka kau sendiri kecut macam jeruk busuk," tanya ayah yang terlihat geram.

"Pak, aku tidak ingin dijodohkan dengan Carla. Aku tidak suka sama dia!" seru Karto tegas.

Senyap. Baik ayah maupun ibunya terkejut bukan main.

"Bukannya kau sendiri yang—"

"Itu bukan aku yang melakukannya," Karto membantah. "Carla sendiri yang simpan foto-fotonya di laptopku. Aku juga tidak tahu kalau dia sudah tertarik padaku."

Ayahnya berdehem keras, memalingkan wajah demi menyembunyikan rasa malunya.

"Kau jangan bohong, Karto," sahut ibunya. "Kalau kau tidak suka anak itu, mengapa orangnya sendiri bilang kalau suka sama kamu?"

"Aku tidak tahu, emak. Aku juga kaget kalau dia bilang gitu. Aku dari tadi ingin menolak di depan mereka—"

"Diam kau, Karto!" Tiba-tiba ayahnya membentak keras.

A Light Far in SightWhere stories live. Discover now