8🍰

23.5K 3K 43
                                    

Ezra dan Ayara duduk di kursi kantin, sedangkan Airin sedang mengantri membeli makanan.

Semenjak tadi Ayara menabrak Airin dan memperkenalkan dirinya pada Ezra, Ayara langsung merengek ingin duduk bersama Ezra.

Tentu saja Ezra menolak keras permintaan Ayara, tapi Ayara yang keras kepala memaksa duduk di samping Ezra.

Kalo di cerita, emang gini kan ya? Ya walaupun pertemuannya gak gini, cuman Ayara yang polos ngedeketin Ezra terus terusan sampe akhirnya Ezra jadi nyaman sama Ayara.

"Penting gue selamat sentosa aja udah sujud syukur." Gumam Airin sambil membawa nampan yang diatasnya ada makanan dan minuman milik Ezra dan Ayara.

"Ckck, cewek cungkring kayak lo nggak cocok bawa yang berat-berat." Ucap Nicho tiba-tiba di samping Airin.

"Dih, bacot!" Eh, gak sengaja serius!

Nicho tertawa lalu mengambil alih nampan yang ada ditangan Airin. "Lo makan ini semua?" Tanya Nicho sambil berjalan mengikuti Airin.

"Nggak lah,"

"Terus?"

"Pengen tau?" Tanya Airin yang kini sudah berdiri di samping meja Ezra.

Nicho mengangguk.

Airin terkekeh lalu mengambil piring dan minuman yang ada diatas nampan lalu menaruhnya di depan Ezra dan Ayara.

"Kok?"

Airin tersenyum. "Yah ini makanan buat mereka." Jawab Airin.

"Lah, ngapa lo yang pesen? Parah sih, gak gentle lo bro." Ucap Nicho pada Ezra.

"Heh! Mulut lo!" Airin menabok lengan Nicho sambil melotot.

"Kenapa sih? Lagian lo ngapain beli buat mereka? Lo babunya emang?" Tanya Nicho sambil memukul pelan bahu Airin menggunakan nampan.

"Airin." Airin menoleh menatap Ezra.

Ezra menarik makanan yang ada di depan Ayara lalu meletakkannya di hadapan Airin. "Makan."

"Loh? Jangan tuan muda, ini makanan untuk teman tuan muda." Jawab Airin.

Ezra menatap Airin tajam. "Dia bukan temenku."

"Ezra? Bukannya kita udah temenan? Kan kamu udah tau namaku, aku juga udah tau namamu. Berarti kita temenan dong." Ucap Ayara sambil memiringkan kepalanya.

"Sejak kapan saling kenal nama bisa jadi temen? Lo tau nama guru dan guru tau nama lo emangnya lo bakalan mikir kalo guru itu temen lo?" Tanya Ezra dingin.

"Gak usah banyak omong, mending lo pergi aja dari sini." Lanjutnya.

"Jahat banget sih lo sama cewek, gak boleh gitu bro. Cewek gak akan suka kalo sifat lo dingin kayak gitu." Ucap Nicho.

Ezra menolehkan kepalanya menghadap Airin. "Kamu gak suka sifatku yang dingin?"

"Ha?" Airin cengo.

Maksudnya apa ini? Kenapa nanya ke gue?

"Ya jelas aja Airin gak suka, Airin mah sukanya sifatnya yang kayak gue." Sombong Nicho sambil merangkul bahu Airin.

"Ngaco, siapa bilang?" Tanya Airin sambil memukul dada Nicho.

"Lepas."

Airin dan Nicho melihat ke arah Ezra yang kini sedang menatap tangan Nicho yang merangkul bahu Airin dengan tajam.

"Lepas." Nicho yang paham tatapan Ezra langsung melepas rangkulannya pada Airin.

Ezra berdiri dari kursinya lalu berjalan melewati Airin. Namun tak lama, ia berhenti. "Airin, kenapa gak jalan?" Tanya Ezra tanpa membalikkan badan.

"Maaf, tuan muda." Airin langsung berjalan menyusul Ezra.

Sedangkan Ayara kini menatap Ezra dan Airin yang berjalan keluar dari kantin. Ayara berbalik menatap Nicho. "Kamu Nicho kan? Mau makan bareng?" Tanya Ayara dengan senyum lugunya.

"Eh, nggak usah, gue udah ditunggu sama temen." Ucap Nicho lalu berjalan menuju meja teman-temannya.

Ayara menundukkan kepalanya, ia tidak suka sendirian. Kenapa ia selalu ditinggal sendirian?

•••

"Aku gak suka."

"Maksudnya?" Tanya Airin bingung.

Kini Ezra dan Airin duduk di kursi depan kelas Ezra.

"Nggak." Jawab Ezra.

"Tuan muda belum makan loh, saya beliin roti ya?" Tanya Airin.

"Nggak usah,"

"Tuan muda belum makan loh," ucap Airin.

Ezra menghela nafas pelan. "Nanti pulang sekolah kita mampir restoran buat makan." Ucap Ezra.

"Kita? Nggak usah, tuan muda aja yang makan." Balas Airin.

Ezra menatap Airin dengan kening berkerut kesal. "Kenapa sih ngeyel terus?"

"Saya nggak enak aja."

"Ck, pilih kasih banget. Kenapa kalo sama temenmu kamu haha hihi dan ngomongnya juga santai, tapi giliran sama aku aja ngomongnya kaku banget kayak aku tuh bos kamu. Aku gak suka tau." Gerutu Ezra.

Airin menggaruk lengannya yang tidak gatal. "Kan tuan muda emang bos saya."

"Bukan!" Sentak Ezra.

"Aku ini sahabat kamu, bukan bos kamu!"

Became A Male Lead ServantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang