Update!!
Jangan lupa follow akun penulis
@primavera08_
***
"Bukankah itu Elora yang sering satu kelas dengan kita?" tunjuk Megan dengan dagunya kepada Monica dan Kristy.
"Yeah, that's her. Memangnya ada apa Megan?" Monica mengikuti arah pandang Megan.
"Tidak, hanya saja aku baru memperhatikan. Ia sebenarnya menarik."
"Wanita aneh itu? What's a matter with you?!" Monica terbelalak geli. "Jangan katakan kau khawatir Jace juga akan tertarik padanya," goda Monica yang disambut tawa Kristy.
"Jika diperhatikan, ia memang cukup cantik, tapi tidak ada pria yang tertarik padanya selama ini. Meski Jace pernah memacari hampir semua wanita cantik di universitas kita, Jace tidak akan melihatnya karena ia terlalu... bagaimana ya menggambarkannya, tidak terlihat," timpal Kristy dengan wajah meremehkan.
"Tentu saja aku tidak khawatir. Aku hanya berpikir apakah aku harus mengundangnya ke pestaku nanti malam," desah Megan lelah.
"Terserah padamu. Ia tidak terlalu dikenal, tidak ada yang akan menanyakannya jika ia tidak ada. Kupikir jika kau mengundangnya pun ia mungkin tidak akan datang. Ia terlalu sibuk dengan dunianya yang...entahlah. Tidak ada seorang pun yang tahu dan ingin tahu." Monica mengedikkan bahu.
"Ck...menyedihkan sekali hidupnya," decak Megan dengan campuran nada simpati dan mengejek. Ketiga mahasiswi yang terkenal paling populer di kampus itu pun berlalu.
***
DEAR EL (3)
Aku tidak menyangka hari ini kafe langgananku begitu ramai. Antrean para pengunjung mengular hingga ke pintu masuk. Apa semua orang begitu kehausan or what? Setelah menunggu selama tiga puluh menit aku mendapat giliran dan aku bergegas keluar kafe. Tangan kiriku memegang minuman dan tangan kananku memegang tas yang kusampirkan di bahu.
Sudah dua jam sejak aku bangun tidur tadi dan aku sangat memerlukan kopi seperti akan mati. Entah kenapa aku masih mengantuk. Mungkin efek karena kemarin-kemarin aku tidak bisa tidur akibat berpikir. Semua ini gara-gara Lucas.
Sudah seminggu pria itu tidak mengirim pesan atau menelepon yang berangsur-angsur membuatku pulih. Mungkin ia sudah lupa padaku. Semoga saja, sehingga aku bisa melanjutkan hidupku yang damai dan membosankan.
Sampai sekarang aku tidak mengerti apa yang ia inginkan dariku. Apa ia ingin aku melakukan kejahatan seperti merampok bank atau mencuri lukisan di galeri Dane? Sepertinya tidak.
YOU ARE READING
Dear EL
RomanceElora menjalani kehidupan yang membosankan karena harus kuliah di bisnis demi tuntutan orangtuanya, padahal ia ingin menjadi pelukis. Di sela kesibukannya kuliah, ia bergabung dengan komunitas sanggar seni di sebuah studio milik Dane, pria yang diam...