[Teaser] Memoirs of a Queen

1.5K 36 15
                                    

Seorang perempuan duduk di depan meja tulis menghadap jendela. Dibiarkannya jendela itu tebuka agar angin memasuki ruangan pagi itu. Dia mengoleskan kuas pada bak tinta. Kemudian dia mulai menodai selembar kertas kosong.

Aku seorang perempuan tanpa nama. Sejak masuk ke istana, aku kehilangan namaku.

Sama seperti semua perempuan yang masuk ke istana sebagai puteri mahkota atau ratu.

Saat itu, tak ada seorang pun yang akan memanggil nama kami. Bahkan sampai berabad-abad ke depan nanti, hampir mustahil menemukan nama para perempuan yang dihapus.

Di antara puluhan gadis yang mengikuti seleksi puteri mahkota, akulah yang terpilih.

Sejak saat itu, orangtuaku pun memanggilku Mama, Bin-goong Mama.

Aku ditempatkan di sebuah pavilium dan harus mempelajari banyak hal sebelum pernikahan istana. Setiap hari aku berkiri surat dengan ayah dan ibu.

Aku menikahi Lee Hoon Seja, di usia kami yang ke 11. Sampai saat ini aku masih ingat pertemuan pertama kami. Dia datang bersama ratu, saat aku belajar tata upacara pernikahan. Lalu kami minum teh dan menikmati kue-kue manis sore itu. Ratu berkata, kami harus menjadi teman. Lee Hoon Seja punya senyuman kecil yang manis. Melihatnya membuatku merasa damai. Aku merindukan senyuman itu...

Sebelum pamit, dia berkata, "Aku dengar kau sering menangis."

"Aku hanya merindukan ayah dan ibuku."

Dia tersenyum, memamerkan deretan gigi rapinya. "Kalau begitu, aku akan membuatmu tertawa setiap hari."

"Sungguh?" tanyaku.

"Aku tidak janji, tapi aku akan berusaha."

Catatan di istana menyebutkan bahwa Lee Hoon Seja punya kecerdasan yang luar biasa dan kemampuan hebat. Kelahirannya membawa kebahagiaan di seluruh istana. Saat berumur enam bulan, dia sudah belajar berjalan. Sebulan kemudian, dia mampu merespon panggilan ayahnya. Usia Sembilan bulan, dia mampu menunjuk empat arah mata angin. Usia dua tahun, Lee Hoon Seja sudah belajar menulis 50 huruf. Dia juga pandai berkuda, beladiri, memanah, pemegang pedang dan woldo yang hebat. Sepertinya dia tak mengalami kesulitan dalam mempelajari apapun.

Dia kehilangan ibu kandungnya saat berusia dua tahun dan dibesarkan ratu yang tak memiliki anak. Tapi dia mampu melukis wajah ibunya melalui gambaran yang diceritakan orang lain. Orang berkata, dia mewarisi kemampuan melukis dari kakeknya, Geumpyeong Daewon-gun yang terlahir dengan nama Lee Yeo, yang juga sama-sama mampu melukis wajah ibu yang tak pernah dia lihat.

Andai aku bisa melukis seperti mereka, mungkin aku akan melukis Lee Hoon Seja agar aku bisa melihat wajahnya setiap hari. Aku hanya mampu mengingatnya saja. Dia memiliki sepasang alis tebal, mata kecil yang teduh dan menyejukan namun cukup menusuk. Hidungnya tegak, dengan ujung runcing yang sedikit melengkung. Rahangnya tampak kokoh dan bibirnya agak tebal dengan sedikit belahan di bibir atas. Dia cukup tinggi dan kulitnya agak kecokelatan karena dia senang berkaktivitas di luar. Aku masih ingat aroma tubuhnya bahkan pelukan hangatnya.

Tanganku gemetaran dan dadaku terasa sakit. Menjalani hari-hariku dengan merindukannya bukanlah hal yang mudah. Kku semakin merindukannya. Senyumnya, tawanya, pelukannya, bahkan kemarahannya... Aku menahan rasa sakit ini untuk bertahan selama ini. Bertahan dari kerinduan tak berujung.

Perempuan itu menjatuhkan kuasnya. Pipinya sudah basah dengan airmata. Dia mengepalkan tangan kanan dan memukul dadanya berkali-kali. Ditatapnya dua cincin garakji putih dengan motif hijau yang tergeletak di meja, di samping sebuah belati kecil yang sarungnya terbuat dari emas. Dia memejamkan mata. Lalu samar-samar didengarnya dua orang berumur awal belasan tahun berbincang.

"Jangan menangis!"

"Aku menangis karena debu yang dibawa angin."

Lee Hoon, "Aku bukan anak yang baik, apalagi ayah yang baik. Aku juga tahu aku bukan lelaki yang baik untukmu. Tapi aku punya impian menjadi seorang raja bijak yang melakukan banyak kebaikan bagi rakyat."

Lady Kang, "Pikiran tentang anakku menyadarkanku. Karena dia, aku tak mampu membunuh diriku sendiri."

Lee Geom, "Aku akan membalas dendam untuk mengurangi lukaku. Meskipun aku tahu, aku tak akan pernah sembuh. Rasa kehilangan yang menyakitkan itu tak akan pernah aku lupakan. Dengarlah sumpahku. Kalian akan menyesal dan membayar semua itu."

Lady Jo, "Di hari pernikahan itu, langit tampak biru sempurna. Kau berkata, itu pertanda hidup kita akan sempurna. Tapi tragedi itu seolah merenggut semuanya. Biarkan aku menangis bersamamu. Kalau orang lain bertaya, kita menangis karena debu yang dibawa angin."

Casts

Lee Jehoon as Lee Hoon

Park Eunbin as Lady Kang

Yeo Jin-goo as Lee Geom

Kim Sohyun as Lady Jo

왕의비밀/Wangui Bimil/ THE KING'S SECRET"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang