Part VI: Reese's Misfortune

12 1 0
                                    

"I'm gonna go home." Reese mengambil tasnya dan segera berjalan menjauhi meja. Derbie yang melihat Reese pergi begitu saja langsung mengejarnya.

"Reese, tunggu!" teriak Derbie. Reese tetap melangkahkan kakinya dengan cepat agar secepatnya juga ia menjauh dari teman-temannya. Hati Reese sedang dilanda kegelisahan sekarang. Setelah mengetahui fakta bahwa perusahaan JPMorgan Chase & Co terlibat dalam kasus pembunuhan dua hari yang lalu membuat Reese berpikir yang tidak-tidak mengenai Earlene.

Selama ini Earlene tak pernah menceritakan kisahnya pada mereka. Walaupun mungkin Earlene sebenarnya tidak terlibat dalam kasus ini, tapi entah mengapa feeling Reese mengatakan hal yang sebaliknya. Di balik diamnya Earlene ia pasti menyimpan sesuatu yang tak diketahui oleh teman-temannya.

"Reese!" Derbie akhirnya bisa menyusul Reese. Ia menarik tangan Reese dan menahannya agar sang pemilik tak lagi meninggalkannya. "Ada apa?" Reese menepis genggaman tangan Derbie dengan cukup kuat.

"Jangan mengikutiku, Derbie."

"Kenapa?" Lagi, Derbie masih tak mengerti sebenarnya apa yang terjadi pada Reese sekarang.

"Akan kuceritakan setelah aku mendapat kabar baiknya."

Kuharap aku bisa mendapatkannya. Sambungnya dalam hati.

Derbie mengernyit bingung dengan kata-kata yang Reese katakan. "Apa maksudmu?" Pemilik rambut pendek itu kembali menggenggam tangan Reese. Reese juga kembali melepaskan genggaman Derbie.

"Beri aku waktu untuk menenangkan diri, Derbie... Tolonglah." Air mata Reese sudah tak bisa tertampung lagi. Derbie yang melihat hal itu berniat untuk memeluk tubuh Reese, namun wanita berkacamata itu segera menjauhkan dirinya dan berjalan meninggalkan Derbie.

"Reese!" Entah bagaimana Dawson dan Earlene kini telah tiba di samping Derbie. Reese mengabaikan panggilan dari Earlene dan tetap melangkahkan kakinya menjauh.

"Sebenarnya ada apa dengannya?" Derbie menggeleng pelan untuk merespon pertanyaan Dawson. Dia sendiri pun tak mengerti.

Apa yang dia ketahui?

Earlene menatap punggung Reese yang semakin menjauh.

Setelah keluar dari restoran taco, Reese segera memanggil taksi yang lewat di sekitarnya. Reese memasuki taksi dengan wajah yang berlinang air mata. Supir taksi yang melihat Reese masuk ke mobilnya dengan tangisan terlihat segan untuk bertanya tempat akan dituju.

"(Alamat rumahnya)" ucap Reese disela-sela tangisnya. Tanpa berbasa-basi, supir taksi itu segera menjalankan mobilnya agar tiba di tempat tujuan.

Reese mengeluarkan ponselnya dari tas dan segera menelepon seseorang. Reese harus menunggu beberapa saat sampai panggilan itu tersambung.

"Hello?" Suara seorang pria terdengar dari seberang telepon.

"Reese? Are you crying? Why?" Reese masih terisak dan belum menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Raff.

"Reese? Tell me, where are you now? And why are you crying?" Reese berusaha untuk mengatur tangisannya agar ia bisa berbicara.

"I'm on taxi, on the way to home." Raff terdengar menghela napasnya lega mengetahui sang adik berada di tempat yang aman.

"Raff, aku pikir temanku ada hubungannya dengan kasus yang kuliput itu. What should I do?" Reese mencoba untuk menahan air matanya agar tak kembali menangis.

"Maksudmu? Reese, listen to me. Calm down, ceritakan saat kau tiba di rumah. Jangan matikan teleponnya sampai kau tiba, aku di rumah sekarang." Reese menuruti apa yang diperintahkan oleh sang kakak. Ia membiarkan teleponnya terus tersambung sampai ia tiba di sebuah rumah dengan tembok dominan berwarna peach.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 14, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Not The Same Both [ON HOLD]Where stories live. Discover now