☀️AlRa-28☀️

14.4K 2.3K 68
                                    

Hai, aku cuma mau bilang, aku hiatus sampai akhir bulan 1 hehehe, sebentar doang kan.

Jadi hari ini mau namatin cerita ini dulu, 2 part lagi soalnya ehehe.

~~~~~

Alam melebarkan senyum bahagianya, dia ingin sekali memeluk Haira yang nampak masih membuka dan memejamkan matanya perlahan.

"Ada yang sakit?" pertanyaan itu membuyarkan pikiran Haira, dia menoleh kearah Alam dan tersenyum tipis.

Ada apa ini, kenapa sekitarnya tampak sepi, tak ada hantu-hantu yang biasanya selalu melayang.

Tak ada juga saudara-saudara nya.

"Kamu kenapa? Kok kayaknya bingung." tanya Alam sembari mengelus punggung tangan Haira pelan.

Haira menggeleng pelan. "Gue..gak bisa lihat hantu lagi..kayaknya kecelakaan itu malah buat mata batin gue ketutup deh." bisik Haira.

Jamal dan yang lainnya tersentak tak percaya, jadi Haira gak bisa lihat mereka lagi!?

"Dek, jangan gitu ah." lirih Jamal sembari menepuk bahu Haira.

Haira menoleh, kenapa bahunya terasa berat. "Sshh.." Jamal berhenti menepuk bahu Haira, benar saja Haira tak bisa melihatnya.

Haikal, Rehan dan Tio menggeleng tak percaya, jadi apa ini saatnya mereka pergi? Haira tak bisa lagi melihat mereka jadi..tugas mereka selesai.

"Dia..gabisa liat kita lagi bang.."

"Iya..ini saatnya kita pergi."

Jadi, saatnya Jamal dan lainnya tenang sekarang, tugas mereka selesai dan Haira tak lagi bisa melihat mereka.

"Sayang?" Alam panik, napas Haira sesak tanpa bisa dia tau apa penyebabnya, entahlah..rasanya sangat sakit.

Benar saja, seiring sesak yang melanda, Jamal dan yang lainnya menghilang dari sana.

Meninggalkan kekosongan direlung hati Haira, tanpa bisa Haira tahan air mata menetes membasahi bantal dan selimutnya.

Alam dengan cepat menyeka air mata kekasihnya dan memeluknya erat.

"Sst, masih ada Alam..Haira jangan nangis." Haira mengeratkan pelukannya, rasanya hampa, seperti ada yang hilang dari sekitar Haira.

Yah memang ada yang hilang, sosok saudara Haira menghilang karena tugas mereka sudah selesai, ditambah Haira yang tak lagi bisa melihat keberadaan mereka.

Kini saatnya mereka istirahat dengan tenang.

...

"Lo selamat Ro, lain hari lo mati sih."

Aro meringis pelan, Haira berbicara dengan santai namun menusuk, Aro menunduk. "Maafin gue Ra.." bisiknya lirih.

Haira mengibas pelan. "Udalah, capek gue." Alam dengan sigap memijit punggung tangan Haira pelan.

Dan sesekali menciuminya. "Jadi lo gabisa lihat hantu lagi?" tanya Aro penasaran.

Haira menggeleng santai. "Wih, enak dong. Jadi lo gak harus kaget karena mereka." cetusnya.

"Ya, gitu lah." gumam Haira malas.

Aro menyayangkan hilangnya saudara Haira, dan sebenarnya saudara Aro juga sudah menghilang, nampaknya memang tugas dan dendam mereka sudah hilang.

Karena, kematian mereka dulu karena Papa Haira, Aman.

Saudaranya ditabrak sampai meninggal dan Om Aman melarikan diri. Bahkan setelah ketahuan, dia tak ditangkap.

Uang membeli hukum, jadi jangan salahkan saudara Aro yang membalaskan dendam lewat Haira.

Setidaknya, cukup sampai disana, buktinya sekarang saudara-saudara Aro sudah menghilang.

Mereka sudah tenang dan kini tinggal Aro yang menjalani hidupnya sendiri.

"Kita gabisa jadi teman lagi?" tanya Aro.

Alam hendak menjawab tapi Haira sudah menyela. "Gak, lo ke Padang dulu sana, ngobrol sama malin kundang, kalau dia balas ucapan lo, kita jadi teman lagi." sinis Haira.

Aro menunduk lagi. "Sampai kiamat juga gak bakal bisa dibalasnya Ra." cicit Aro.

"Gak perduli."

"Ish..kita beneran gak bisa jadi teman?"

Alam terkekeh pelan. "Bisa, tapi kamu harus pergi dari sini selama bulan, baru balik lagi." tawar Alam.

Aro mengangguk. "Oke, kebetulan juga gue mau pergi ke luar kota,"

Dan seperti permasalahan mereka akan segera selesai.

🕶☀️🕶

BERSAMBUNG.

Alam Haira [Selesai]Where stories live. Discover now