Part 4 - "Dia yang (ternyata) ada di hati"

87.1K 4.1K 351
                                    

Sebelum baca part ini, aku mau curhat dikit ya :D btw, aku mules tau baca koment kalian di part kemaren. ada pendukung bulan-reza, bintang-bulan dan reza-friska. dan semuanya pendukung fanatik,haha. Pesan saya, dengan siapapun nanti mereka berakhir, nikmatin aja dulu prosesnya yaaa :)) Semoga saya bisa memberikan yang terbaik untuk kalian, meski saya yakin tidak akan bisa memuskan semua pembaca :)

Selamat bacaaaa yaa..

***

Reza baru saja selesai meeting bersama Pak Arya diruangan bosnya itu. Sebuah kasus baru menanti untuk segera dituntaskan olehnya. Baru saja dia duduk di kursinya. Tiba-tiba Friska datang.

"Pak Reza sudah menikah atau masih tunangan?" tanya Friska saat Reza sedang membuka berkas yang baru saja diberikan oleh Pak Arya.

Reza mendongak. Belum seminggu Friska ada di kantornya tapi perempuan ini seperti tidak memiliki urat malu. Meski cantik tapi tetap saja sifatnya yang selalu ingin tahu membuat Reza sebal. Seperti sekarang, saat  gadis itu menanyakan tentang kehidupan pribadinya.

"Apa status saya mengganggu kinerja kamu?" Reza balik bertanya.

Friska yang tidak tahu malu, hanya terkikik melihat ekspresi kesal di wajah Reza. "Oh jelas, Pak. Kalau Bapak sudah menikah berarti lampu merah buat hati saya tapi kalau masih tunangan, saya masih punya kesempatan. Selama janur kuning belum dipasang."

Reza yang sedang minum langsung tersedak. "Becanda kamu nggak lucu." Reza langsung mengambil sebuah map yang ada di mejanya. "Mendingan kamu periksa berkas penyitaan lahan PT Indo Sawit dan laporkan pada saya tentang perkembangannya."

Wajah Friska berubah cemberut. Tapi dia tetap menerima berkas tersebut dan meninggalkan meja Reza.

Kepergiaan Friska tak lantas membuat Reza melanjutkan aktifitasnya yang tertunda. Reza memandangi sebuah cincin yang masih melingkar di jari manisnya. Ya, cincin itu adalah cincin pernikahannya dengan Bulan.

Dipandanginya cincin itu. Ada rasa campur aduk di sana. Reza seperti terbawa pada kenangan masa lalunya. Cincin itu dipakaikan Bulan setelah mereka resmi menjadi suami istri. Dan kini adalah saatnya, dengan berat hati, dia harus melepaskan cincin tersebut.

Yang berarti sekaranglah, saatnya dia melupakan serta meninggalkan semua tentang Bulan dalam kehidupannya.

***

Bulan memandangi setiap foto Bumi dan dirinya yang masih tersimpan di ponselnya. Sekuat tenaga dia tahan untuk tidak menangis tapi tetap saja guratan kesedihan masih terpancar begitu jelas di wajahnya. Dan ada satu yang tersisa, foto Bumi bersama Reza. Lelaki baik hati itu tersenyum riang sambil memeluk Bumi.

Fahreza Ibrahim,

Dirinya masih enggan mengakui, kalau sejak perpisahan yang terjadi antara dia dan Reza ada setitik lubang kecil yang tertinggal dalam hatinya. Setitik lubang yang nyatanya meninggalkan bekas yang belum dia sadari.

Bagaimanapun, lelaki itu pernah mencintai serta melindunginya. Meski dulu semuanya terasa semu. Tapi ternyata sekarang  ada bekas yang tak kasat mata yang baru dia rasakan. Sebuah rasa kehilangan.

Tapi harga dirinya terlalu angkuh untuk mengatakan sepatah kata tentang terima kasih dan juga maaf. Bulan merasa hina dan tak pantas untuk kembali bersama dengan Reza.

Beginilah akhirnya dari kisah mereka, tragis.

Lama melambung dalam pikirannya yang rumit. Bulan kembali ke dunia nyata ketika ponselnya berbunyi. Matanya mengerjap beberapa kali. Ada rasa kalut dalam hatinya melihat nama yang sudah ingin dia lupakan dan kini tanpa diminta tiba-tiba hadir begitu saja.

Over The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang