Part 3 - "Hari Baru"

79.7K 4K 161
                                    

Selamat Hari Minggu readers... Kecup satu2 :D Makasihh buat vote dan commentnya ya :))

Sepuluh menit lagi meeting akan dimulai dan Reza masih terjebak ditengah kemacetan. Hal ini tidak pernah terjadi dalam hari-harinya yang dulu. Setiap pagi dengan perasaan tenang, dia selalu meninggalkan rumah. Tidak seperti sekarang, untuk menjelaskan sebuah hal yang sederhana pada Bumi saja memerlukan waktu yang lama.

Ini baru hari pertama hidupnya tanpa Bulan, wajar kalau semuanya kacau. Pikirannya berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri. Mungkin besok atak lusa atau bahkan minggu depan semuanya akan berjalan seperti dulu lagi.

Mobil Reza memasuki area parkir, keningnya mengeryit sekali lagi. Kenapa pagi ini seolah semesta ingin melihatnya menderita?

Tempat yang khusus menjadi tempat parkir mobilnya kini sudah terisi oleh mobil lain. Siapa yang berani melakukannya?

Reza memberhentikan mobilnya di depan lobi dan berjalan ke arah satpam. Dan memberitahukan tentang tempat parkirnya yang diambil orang. Satpam yang tidak tahu menahu tentang orang yang berani menaruh mobilnya di jajaran direksi langsung meminta maaf pada Reza.

Reza segera memberikan kunci mobilnya untuk dicarikan tempat parkir karena dia sudah sangat terlambat datang ke meeting pagi ini.

Benar saja, rmeetingnya sudah dimulai. dengan perasaan tidak enak Reza mengetuk pintu. Semua orang menengok ke arahnya. Reza hanya memberikan senyum sopan dan berjalan ke kursinya tanpa memperhatikan orang-orang yang ada di sana.

Seorang perempuan memakai blouse merah dengan rambut bergelombang duduk persis di hadapan Reza. Reza hanya meliriknya sekilas dan fokus pada Bastian yang menjelaskan tentang kasus-kasus besar yang akan mereka tangani.

***

"Rez , lo dipanggil sama Pak Arya," kata Desi, sang sekretaris Pak Arya.

Reza hanya mengangguk dan langsung  berjalan menuju ruangan Pak Arya. Di dalam ruangan itu, rupanya ada perempuan yang tadi dilihatnya di ruangan rapat.

"Ada apa, Pak?"

"Kenalkan ini, Friska."

Reza segera mengulurkan tangannya dan tersenyum sopan. Gadis itu membalasnya dengan senyumnya yang manis.

"Jadi, Friska ini baru saja lulus kuliah dan dia akan magang di firma kita selama enam bulan. Jadi saya meminta tolong kamu untuk membantu serta mengajari dia." Pak Arya melirik Reza yang selalu siap dan bisa diandalkan olehnya. "Gimana? Kamu setuju, kan?"

"Saya nggak masalah, Pak."

Pak Arya tersenyum puas mendengar jawaban Reza. "Oke, Friska, sekarang jika ada masalah kantor yang kamu nggak ngerti bisa tanya ke Pak Reza."

"Terima kasih, Pak."

Reza dan Friska keluar bersama dari ruangan Pak Arya. Friska dengan gayanya yang santai dan ceplas seplos, tak segan untuk bertanya banyak hal pada Reza. Mulai dari kasus-kasus yang pernah ditangani Reza hingga bagian tersulit menjadi pengacara.

"Gimana kalau yang kita bela orang yang salah, Pak?" tanyanya antusias.

"Itu bagian dari tugas kita." jawabnya diplomatis.

Friska tidak puas dengan jawaban Reza dan masih ingin bertanya lagi. Tapi Reza langsung menjawab lagi.

"Kita nggak bisa memilih orang yang datang untuk meminta jasa kita." Dengan raut tidak suka, Reza berbicara serius. "Yang perlu kita lakukan hanyalah bekerja dengan maksimal."

Over The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang