BAB 06

22.2K 1.3K 97
                                    

Di ruang musik, Debby sedang mengajari kedua temannya untuk menari. Pentas seni akan diadakan tiga hari lagi, dengan waktu yang begitu singkat mereka harus segera menguasai koreografi. Selain menyanyi, Debby memang cukup pandai menari. Ia pernah mengikuti les menari waktu SMP, ia juga masih sering melakukan cover dance dari macam-macam girlband baik western maupun korea. Maka dari itu, ia lebih banyak memberi arahan kepada teman-temannya.

"Kaki ke belakang lurus sama yang di depan, Mel!" seru Debby saat mengajari Amel.

"Kayak gini udah bener kali," ujar Amel.

"Gue bener, kan Debby?" tanya Gea.

Debby beralih ke Gea. "Iya, ini lo udah betul," jawab Debby seraya mengangguk.

"Oke ulang lagi dari awal, yuk!" ajak Gea yang mencoba antusias dengan latihan itu.

Saat suara pintu yang dibuka terdengar, ketiga gadis itu segera menoleh ke pintu. Pat datang dengan wajah tampak malu. Ketiga temannya pun tampak heran.

"Ayo latihan, gue udah siap," kata Pat yang kemudian menaruh tasnya bersama tas Amel dan Gea yang ada di lantai—Debby menaruh tasnya di atas meja yang bersih.

"Lo udah nggak galau gara-gara kekalahan tadi, kan?" tanya Debby.

Pat menggeleng. "Galau kenapa coba? Kekalahan itu nggak perlu ditangisi, kan?" ujar Pat balik bertanya. "Kita mau nari lagu apa, sih?"

"Lagu Run The Worls dari Beyonce," jawab Gea.

"Ya, seperti mau kalian. Gue bakal jadi Beyonce, kalian penari latarnya," jelas Debby.

"Oke, nggak usah ribet-ribet ya gerakannya," jawab Pat.

"Dance-nya beda kok dari versi aslinya, gue udah buat yang paling cepat diapalin pokoknya," jelas Debby.

"Debby akan mendapatkan yang dia mau, sorotan dan tepuk tangan dari penonton," ujar Amel seraya tersenyum.

"Mel, gue jadi Beyonce dan kalian penari latar bukan kemauan gue, ini kan demi kalian," kata Debby yang tampak menahan marah.

"Apa yang salah dari kata-kataku? Aku hanya mengatakan kamu akan jadi sorotan," bela Amel yang merasa Debby tampak sensitif.

"Tapi gue itu pengin ki—" kata-kata Debby terhenti. "Oke, gue paham kata-kata lo, Mel. Ayo latihan lagi," sambungnya yang kemudian mencoba tersenyum.

Amel merasa ada yang aneh dari Debby, tidak biasanya seorang Debby bereaksi seperti itu. Gea dan Pat yang sama sekali tidak tahu harus bereaksi apa lebih memilih untuk bersiap latihan lagi.

"Kalian tahu nggak sih? Beyonce bisa nari pakai high heels, kita nanti juga pakai itu, ya," ujar Debby yang tampaknya kembali ceria.

"Nggak nyaman kalau pakai itu," sahut Gea.

"Jalan pakai itu aja susah apalagi nari," tambah Pat seraya tertawa.

"Nanti aku ramal apa kita bisa pakai high heels sambil nari," ujar Amel yang tampak berniat.

"Ramal mulu," sahut Gea yang kemudian tertawa bersama Pat.

Mereka pun kembali berlatih. Walaupun lebih banyak bercanda daripada latihan seriusnya, tetapi mereka mulai merasakan kesenangan berlatih bersama untuk tampil di panggung Sabtu ini. Mereka bukan penari, tapi rasanya ada tantangan tersendiri untuk bisa menari dengan enerjik seperti Beyonce.

Walau Debby masih menginginkan ketiga temannya untuk berganti haluan menampilkan band, tetapi ia ingat pesan Liam untuk mengikuti apa mau ketiga temannya dulu. Tentu saja Pat belum kehabisan daya untuk kembali ditantang. Gea sendiri menyukai kekompakan teman-temannya. Sedangkan Amel, masih mengingat tentang ramalan untuknya—akan ada hal yang tidak terduga datang bulan ini.

Lotta Love 「END」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang