Chapter 1 : Perasaan yang tertinggal dan perasaan yg baru disadari

7.8K 152 0
                                    

Kerja keras tak akan menghianati. Itulah moto JKT48. Berusaha sebaik mungkin demi para fans yang tak lelah mendukung sehingga di tahun ke-7 JKT48 terbentuk, mereka semakin berkembang tidak hanya kualitas para member tapi juga jumlah penggemar. Hari itu berjalan seperti biasanya bagi anggota JKT48. Pagi hari menuntut ilmu di sekolah atau kampus, diteruskan dengan latihan di sore hari dan teather sesuai jadwal yang telah diatur. Kadang terasa sangat melelahkan dan menjemukan tapi itu adalah konsekuensi dari pekerjaan yang telah mereka pilih.

"Oii, Beby. Berhenti bentar napa?! Ini waktunya istirahat. Liat tuh keringet di jidat. Ga kalah deres ma arus banjir di Jakarta."

Devi Kinal Putri memperingatkan rekan setimnya yang masih terlihat berlatih di dalam ruang latihan sementara member-member lainya beristirahat.

"Iya. Bentar lagi kak. Lagi nanggung nih. Lagi enak.."

Beby Chaesara Anadila tidak begitu menghiraukan perkataan Kinal, sang kapten team J. Belajar dan berlatih. Itulah moto Beby, si dancing machine JKT48. Menari adalah salah satu hal yang paling disukainya. Kalau si Beby sedang asyik menari, dia seperti berada di dunianya sendiri.

"Enak? Lu kata makan soto? Anak-anak pada ngumpul di ruangan sebelah tuh. Ada es krim. Klo dah selesai, cepetan ke sana gih. Jangan kebanyakan latihan. Kena encok baru tau rasa lo."

"Iiihh..Kak Kinal bawel deh. Iya, abis ini Beby kesana..."

Setelah sang kapten berlalu, Beby melanjutkan latihannya sebentar. Setelah merasa cukup, Beby mematikan speaker di pojok ruangan. Dia beralih ke pojok lainnya di ruangan itu. Tumpukan tas para member tergeletak sembarangan di sudut ruangan. Beby melihat sekeliling mencari tas ranselnya. Akhirnya dia menemukannya. Tas ransel warna hitan dengan gantungan kunci Mickey Mouse, tokoh kartun favoritnya. Beby membuka tasnya dan mengambil sebuah handuk kecil berwarna biru. Dengan nafas yang masih terengah-engah, dia mengelap keringat di wajah dan leher. Setelah itu, Beby manaruh handuk kecil itu di atas kepalanya. Dia membungkuk dan mengambil sebuah botol kecil berisi air mineral dari bagian samping tasnya. Dia membuka tutup botol dan mulai meneguk air dengan cepat.

"Segarnya~~"

Beby pun menaruh kembali botol minuman tersebut kemudian membalikkan badannya yang membuat dirinya melihat bayangannya sendiri di sebuah cermin besar yang menempel pada salah satu dinding ruangan. Dia melihat dirinya memakai celana longgar selutut dan kaos oblong warna kuning yang sebagian basah karenan keringatnya. Rambut yang setengah basah dan poni yang agak acak-acakan. Beby memasang muka manyun.

"Hmmm..ini sih bukan kayak abis latihan. Tapi abis diterjang badai."

Beby coba merapikan poni dengan tangannya. Dia kemudian tersenyum puas melihat hasilnya.

"Lumayan. Daripada tadi.."

Tiba-tiba Beby dikejutkan oleh suara pintu yang terbuka tiba-tiba. Dia pun menoleh ke arah datangnya suara. Terlihat seseorang yang dia kenal memasuki ruangan tersebut sambil menelpon seseorang.

"IYA!! Gua kagak lupa. EMANG GUA DAH PIKUN?! Ini gua mao berangkat!. ETDAH!! Lu kira gua nyetir pesawat NASA?!! Iya, iya. Tungguin ogut yeee. Okeyy!"

Nabilah Ratna Ayu Azalia mematikan handphone di genggamannya baru kemudian dia menyadari seseorang di dalam ruangan itu.

"Lah, ada elu Beb disini. Sejak kapan lu jadi penunggu ruang sini? Wah, lu nguping pembicaraan gua ye?" tanya Nabilah sambil berjalan mengambil tasnya.

"Enak aja. Orang ga perlu nguping. Suara petir aja kadang minder ma suara kamu." jawab Beby sambil meledek.

"Bukan salah bunda mengandung klo pita suara gue kayak gini"

Karena Aku Ga Mau Kehilangan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang