The Unexpected

154 2 0
                                    

Hi, this is my very first Fan-Fiction that I made. I wrote this bc I truly, madly, deeply, with Bristish iconia especially One Direction. Remember, all character in this story are totally fiction (that's why we call it "Fan-fiction right"?), and please DO NOT COPY WITHOUT ANY PERMISSION. Maybe it's not that great, but it is original. xx

********* Chapter 1*********

Dia duduk disana. Arah jam 9 dari tempat aku duduk. Suasana ruangan ini cukup ramai dan rasanya sulit membayangkan dia menyadari kehadiranku. Double Chicken Breast Fillet yang ada dihadapannya bahkan hampir dingin. Sudah terhitung 10 menit ia duduk disana namun belum menyentuh makan siangnya tersebut.

Bibir mungil nan tipisnya tiba-tiba bergerak, menciptakan sebuah senyum. Ya, dia tersenyum padaku. Dia tersenyum padaku, Gosh!. Peri Peri flame grilled chicken yang menggugah selera pun kalah oleh cantiknya senyum itu. Guess, I like the way she smiles :)

Ia memberikanku 3 detik yang amat berharga dalam hidupku. Aku melihat ke arahnya lagi, sempat salah tingkah aku dibuatnya. Dia menatap Blackberry-nya! Ternyata senyuman 3 detik itu hanya imajiku. Ternyata senyuman 3 detik itu diberikan untuk Blackberry-nya... dan bukan untukku.

***

Perutku sudah berdemo segera minta dijejalkan sesuatu. Perjalanan panjang dari Jakarta membuatku hampir pingsan kelaparan. Nampaknya Simple Plan harus mengganti lirik lagu mereka cause.. My stomache stomache is so jetlag!!. Aku butuh, sungguh butuh asupan energi dari nasi beserta lauk pauk plus semua keajaiban yang ada di dalamnya.

Aku melompat ke dalam taksi di parkiran bandara Heathrow secepat mungkin aku bisa. 

"Take me anywhere I can go eat, please!" terdengar sedikit memaksa . Namun hei, bukankah memang tugasnya untuk membawaku kemana saja aku mau?

"Okay, miss. But you didn't mention exactly ypur destinantion" tanya supir taksi berkumis itu. Mana aku tau tempat makan disini, hei?. Eits, tunggu dulu koran The Sun yang entah siapa meletakkannya di jok belakang taksi memuat gambar ayam hitam bergambar hati sepertinya memberiku insprirasi. Hmm...

"Nando's?" aku membaca nama yang tertera disana.

"Baiklah." 

Jadi itu nama restoran? Terdengar catchy, aku suka!

***

Aku, Ken Kamella Carter Wijaya hari ini sampai di London. Wah, senang sekali dapat melihat London-ku lagi. Banyak perubahan yang terjadi disini. Aku masih ingat bau khas London, yang mengingatkanku pada bau parfum mahal yang hanya bisa kamu dapatkan di Soho, setidaknya hidungku menangkap demikian. Semenjak Ellen Carter dan Bobby Wijaya, Ayah dan Ibuku berpisah 7 tahun lalu aku belum pernah menginjakkan kaki lagi di London. 

Aku masih ingat saat terakhir kali menaiki London Eye di ulang tahunku yang ke-9. London sangat indah dikala itu, karena ada Ayah dan Ibu menemani. Kini hanya tinggal aku dan Ibuku di London, Ayahku sudah menetap di Indonesia. Dan aku memilih untuk tinggal bersama Ibuku setelah menyelesaikan sekolah menengah pertama di Indonesia.

"Kita sudah sampai , miss." kata Pak supir. Aku melompat keluar setelah menyerahkan beberapa lembar poundsterling. Aku belum pernah pergi ke Nando's sebelumnya. Tampak dari luar, restoran ini bergaya kasual. Haduh, lagi-lagi perut ini tidak sabaran.

"Selamat siang, mau pesan apa?" seorang pelayan menghampiriku sambil menyodorkan buku menu yang isinya sama sekali asing bagiku. Makanan apa ini? Hampir saja aku menyeruakannya, namun tentu aku tidak mau membuat diriku malu dengan pertanyaan bodoh seperti itu.

Glimpse Of SunshineTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon