21. Blood Moon

386 64 6
                                    

"Vin, kalo lo masih sakit, lo gak perlu maksain sekolah. Nanti biar gue urusin izin-nya."

Alvin tengah membereskan alat tulis sebelum pulang sekolah ketika Fira mendekat dan mengatakan hal itu. Pemuda itu tersenyum tipis, berdiri seraya menyampirkan tas di bahu.

"Gue gapapa, Fir."

Fira mendengkus. "Tapi lo kelihatan lemes banget dari pagi."

"Gue lagi gak mood aja."

"Masa sih?" Fira masih meragukan, seakan jawaban Alvin barusan adalah jawaban yang tak mungkin dikatakannya. Sejak pagi Alvin memang berbeda sekali dari biasanya. Tak ada tingkah jahil, atau bahkan tak ada sekedar celetukan-celetukan aneh darinya. Sebagai korban dari kejahilan Alvin setiap hari, Fira yakin jika alasannya tak mungkin hanya karena 'gak mood'.

"Alvin udah jawab gapapa, Fira." Dani tiba-tiba mendekat dan langsung menarik Fira mundur sampai berdiri di sebelahnya. "Kenapa dah lo gak percayaan banget?"

"Ya abisnya dia aneh."

Alvin terkekeh kecil mendengarnya. "Gak mood kok aneh?"

"Tapi—"

"Ssssttt!" Dani menempelkan telunjuknya di bibir Fira yang langsung merapat lagi. "Gak usah ngomong apa-apa lagi. Kalau pun Alvin kenapa-kenapa dia pasti bilang. Ya, kan, Vin?"

Ditanya begitu Alvin hanya bisa mengangguk kaku. Tak benar-benar mengiyakannya karena sejujurnya dia tak yakin bisa melakukannya. Lagipula  untuk masalah kali ini, dia rasa tak mungkin juga untuk memberitahu mereka.

"Btw, Rania dimana, Fir?" Alvin mengalihkan pembicaraan.

"Gatau, tadi keluar duluan."

"Oh yaudah gue juga mau pulang duluan ya. Selamat pacaran." Alvin melambai sembari tertawa renyah.

Fira memelototinya, sementara Dani malah membalas lambaian Alvin sembari tersenyum lebar.

"Ngapain lo senyum gitu?" Fira berseru sebal.

Dani tersenyum miring dengan mata memicing centil. "Apa? Gue cuma dadah doang."

Fira mendecih, lantas segera melenggang pergi meninggalkan Dani. Walau kemudian Dani tetap bisa menyusul dan kembali berjalan beriringan dengannya. "Lo kesel apa salting?"

"Dih, salting apanya!" jawab Fira tanpa melirik Dani. Fokus berjalan dengan pandangan lurus ke depan.

"Ya kirain." Dani terkekeh, lantas memiringkan kepala dan membungkuk sedikit untuk menatap wajah Fira. "Firaaa," panggilnya.

"Apa?" Fira menjawab tanpa balas melirik.

"Mau gak lo jalan sama gue?"

Langkah Fira langsung terhenti, diikuti Dani yang refleks berhenti juga. Fira melirik kali ini, mengerutkan kening. "Ini kita udah jalan bareng sejak dari kelas."

Dani tersenyum masam, kemudian tangannya terulur untuk menyentil kening gadis itu. "Gue lagi serius bego!"

"Emang mau ngapain sih?"

"Pengen jalan aja. Kita gak pernah jalan bareng berdua loh."

"Pernah kok, pas waktu itu gue nangih uang kas ke rumah lo."

Dani menghela napas. "Itu kan tujuannya beda."

"Terus kalo sekarang tujuannya apa?"

DARKSIDEHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin