"Raffiii!!!" Vino yang kaget dengan badan raffi yang tiba-tiba meluruh ke lantai dan dalam keadaan tidak sadarkan diri begitu juga ketiga sahabatnya.
"Aran periksa raffa dimobil, vino bawa raffi ke mobil. Kita ke rumah sakit" titah varo tegas.
"Gue tau kalian khawatir pada mereka berdua. Pulanglah. Nanti gue kabari perkembangan mereka" ucap elang kepada aldo, gilang, dan riezky. Elang tau pasti mereka terkejut dan lelah. Orang tua mereka tentu tak ingin anaknya sakit. Jadi sebaiknya elang memulangkan mereka agar mereka dapat istirahat dengan segera.
Aldo, gilang, dan riezky menurut akan kemauan elang. Mereka yakin keluarga wijaksa akan melakukan upaya terbaik bagi si kembar dan mereka juga ingin memberikan ruang tersendiri bagi keluarga wijaksa. Satu hal yang pasti. Mereka akan memusuhi siapa saja yang telah melukai orang yang telah mereka anggap saudara.
▪️▪️▪️▪️
Bram dan thomas sudah mendapatkan kabar mengenai kondisi si kembar. Gigi gemeletuk dengan rahang yang mengeras dan tangan mengepal erat hingga memutih serta tatapan tajam penuh amarah mendominasi mereka berdua. Dengan segera mereka menghubungi istri dan opa serta memerintahkan orang-orangnya untuk menangkap siswa yang melukai si bungsu dan mencari segala informasi mengenai keluarga mereka.
Mereka tak akan segan untuk menghancurkan siapa saja yang berani melawan keluarga wijaksa. Mata tak cukup dibalas mata. Itulah prinsip mereka. Mungkin terdengar kejam tapi jika tidak berbuat demikian, maka musuh akan selalu mendekat jika tidak diberi efek jera. Mereka yang ingin menjadi musuh wijaksa juga harus berpikir ulang jika ingin berbuat sesuatu dengan keluarga wijaksa.
Keluarga wijaksa memang tidak memiliki kelompok mafia, tetapi mereka memiliki inteligen yang cakap dan memiliki relasi mafia yang kuat. Hanya relasi. Mereka tidak mau mengotori tangan mereka dengan darah. Karena mereka orang bisnis maka mereka menyelesaikan masalah dengan cara berbisnis.
▪️▪️▪️▪️
Mobil rombongan brian telah sampai dirumah sakit, dengan segera aran membawa raffa ke ruang IGD untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut begitu juga dengan vino yang membawa raffi. Semua petugas yang bertugas langsung melakukan tugasnya dengan cepat dan tepat. Apalagi pasien yang mereka tangani merupakan anak dari pemilik rumah sakit tempat mereka bekerja.
Saat tim aran dan vino memasuki IGD keluarga wijaksa yang lain sudah tiba diantaranya bram, valeri, thomas, adelia dan seluruh cucu wijaksa. Sedangkan opa dan oma sedang dalam perjalanan menggunakan pesawat pribadi keluarga wijaksa.
"Bagaimana brian kondisi si kembar?" Tanya bram dengan memeluk valeri yang sedang terisak
"Masih dalam pemeriksaan dad" jawab brian
Raffi yang pingsan sudah selesai melakukan penanganan pertama dan sudah keluar dari ruang IGD dan langsung dibawa ke ruang VVIP khusus anggota keluarga. Sekarang raffi sudah ditunggu oleh thomas, adelia, verrel, dan elang. Sisanya masih menunggu di depan IGD dan vino masih membantu aran menangani raffa.
Satu jam kemudian raffa sudah dibawa ke ruangan yang sama dengan raffi untuk memudahkan keluarga wijaksa melakukan pemantauan terhadap si kembar.
Semua anggota keluarga kecuali vino dan aran yang memang sedang bertugas dirumah sakit menangani pasien lain, saat ini sedang berkumpul disofa diruangan perawatan si kembar yang letaknya cukup jauh dari mereka berdua. Si kembar ditemani oleh valeri dan adelia yang membiarkan kaum adam mengurusi hal yang kurang dimengerti oleh kaum hawa.
"Bram, kau sudah mendapatkan semua identitas keluarga ketiga siswa itu?" Tanya thomas
"Hmmm. Mereka dari keluarga kendrick, mahendra, dan reifansyah" sahut bram
"Varo, brian, kalian urus perusahaan mereka. Jangan biarkan perusahaan mereka berjalan. Hanya cukup runtuhkan dan jangan biarkan untuk bangkit lagi" titah thomas
"Iya pah" ucap keduanya serempak
"Bagaimana dengan ketiga anak itu pah?" Tanya elang
Thomas menunjukkan dagunya kepada bram yang seolah memberikan jawaban bahwa dia menyerahkan hal tersebut kepada bram
"Bagaimana kalau kita asingkan saja mereka?" Gumam bram yang tentu dapat didengar oleh semuanya
"Diasingkan dad?, aku ngga setuju!" Ucap verrel
Cekleek
Bunyi pintu kamar rawat terbuka oleh dua pasangan yang tampak telah berusia yaitu opa dan oma yang baru sampai dari perjalanan bisnis mereka.
"Bagaimana boy si kembar?" Ucap oma
"Sekarang sudah lebih baik mom, masih menunggu mereka sadar karena efek obat bius" jawab bram
Oma langsung mendekati si kembar. Sedangkan opa ikut berdiskusi dengan keluarga laki-laki wijaksa.
"Siapa yang akan diasingkan?" Tanya opa yang samar mendengar pembicaraan mereka
"Pelakunya dad" jawab bram
"Aku ngga setuju dad"ucap verrel lagi
"Aku juga ngga setuju dad" tambah elang
"Tenang boy. Kita asingkan mereka secara istimewa hmm" balas bram kemudian melihat kearah opa.
"Baiklah opa setuju. Buatlah mereka jera boy." Tukas opa
"Iya dad" jawab bram sambil sedikit tersenyum yang sangat tipis.
Maksud dari bram diasingkan bukanlah dibuang ke tempat yang tidak mereka ketahui. Tetapi, membuang mereka ke tempat yang akan membuat mereka lebih baik memilih mati daripada harus hidup dengan cara yang membuat mereka ingin mati saja.
Raffa membuka matanya perlahan sambil menyesuaikan cahaya yang berebut masuk ke netra matanya.
"Sudah bangun sayang? Ada yang sakit?"ucap valeri lembut yang mengetahui raffa telah membuka matanya.
"Mommy?" Lirih raffa
"Iya sayang ini mommy. Mau minum?" Tanya valeri lagi
Lelaki wijaksa yang mendengar suara valeri ke raffa langsung menghampiri brankar si kembar karena memang sengaja didekatkan antara ranjang raffa dan raffi. Daddy mendekat ke brankar raffa kemudian menekan tombol untuk menaikkan brankar raffa agar sedikit terduduk dan memudahkan raffa untuk minum yang dibantu oleh valeri kemudian.
"Ada yang sakit baby?" Tanya opa
Raffa yang ditanya menggeleng pelan. Mungkin karena efek obat yang belum habis membuat raffa belum merasakan sakit ditubuhnya.
"Kak affi kenapa dad?"lirih raffa saat melihat raffi masih memejamkan matanya dibrankar sebelahnya.
"Ka raffi terkejut sayang melihat kondisi baby saat dirooftop. Tetapi kak raffi baik-baik saja hmm" sahut bram ĺembut sambil menjelaskan dan menenangkan raffa
"Jadi kak affi sakit gara-gara raffa?" Lirih raffa pilu
"Ngga sayang. Itu bukan karena raffa." Elus valeri pelan rambut raffa dengan lembut untuk menenangkan raffa
"Iya sayang. Itu bukan salah baby oke. Jadi raffa ngga boleh berpikir begitu lagi oke" balas thomas
Raffa mengangguk lemah sambil tetap melihat ke arah raffi.
Tak lama vino masuk ke ruangan karena mendapat telepon dari verrel bahwa raffa sudah sadar. Dengan segera vino mendekat dan memeriksa kondisi raffa. Kemudian menyuntikkan vitamin yang didalamnya mengandung efek mengantuk agar raffa dapat beristirahat secara total dan tidak berpikir yang macam-macam supaya kondisi badannya tidak kembali drop.
"Sekarang baby tidur lagi yah karena masih malam" elus vino lembut pada rambut raffa
Raffa tak merespon apapun yang diucapkan oleh vino. Karena matanya sudah mulai tertutup dan samar-samar mendengar ucapan vino kemudian dia tertidur kembali
"Bagaimana vino kondisi raffa?" Tanya thomas
"Untuk sekarang lebih baik jangan membuat raffa tertekan pah. Pasalnya raffa bisa langsung drop lagi mengingat kondisi raffa yang belum dikatakan baik. Sementara raffa hanya mengalami cedera lebam. Dan hasil pemeriksaan secara menyeluruh masih belum keluar pah." Ujar vino
Kemudian vino menuju brankar raffi untuk memeriksa kondisi raffi.
"Kenapa raffi belum sadar sejak tadi vino. Apakah ada sesuatu dengan raffi boy" tanya mamah
"Raffi memang tidak terluka secara fisik mom. Tetapi mungkin raffi merasakan rasa sakit yang diderita raffa karena mereka kembar. Sehingga raffi lebih sensitif jika sesuatu terjadi terhadap raffa." Jelas vino
"Vino sudah memberikan vitamin pada raffi. Mungkin raffa dan raffi akan terbangun besok" tambah vino
"Sekarang mommy, daddy istirahatlah. Kalian pasti lelah karena baru sampai dari perjalanan. Begitu juga kalian boy. Istitahatlah. Biar bram yang disini dengan valeri" ucap bram
"Aku disini aja dad" tukas verrel
"Kalian istirahat saja boy dan daddy serta mommy. Kami berdua juga akan disini. Dan untuk kalian boy jangan ada yang membantah" ucap thomas dan merujuk kepada istrinya akan menemani bram.
"Baiklah pah" jawab verrel.
Akhirnya mereka semua keluar kecuali pasangan bram dan thomas yang masih diruangan tersebut menjaga si kembar.
▪️▪️▪️▪️