DATING FAN

Da dirtyeasy

2M 207K 16.8K

[ SUDAH TERBIT, DAPATKAN DI TOKO BUKU ONLINE ] #ProjectCelebrity-02 Savanna tiba-tiba saja mendapat sebuah DM... Altro

Prolog 🎬
Take 1 🎬 Disamperin Romeo
Take 2 🎬 Apartemen
Take 4 🎬 Fan Meeting
Take 5 🎬 The Prince Romeo
Take 6 🎬 Selfie
Take 7 🎬 Romeo's Mom
Take 8 🎬 Lunch
Take 9 🎬 Paparazzi
Take 10 🎬 Curhat
Take 11 🎬 Shooting
Take 12 🎬 Bottle Kiss
Take 13 🎬 Kata Dito
Take 14 🎬 Romeo Sakit
Take 15 🎬 Shooting (2)
Take 16 🎬 Cegukan
Take 17 🎬 Sarapan
Take 18 🎬 Bingung
Take 19 🎬 Pantai
Take 20 🎬 Mama
Take 21 🎬 Sahabat
Take 22 🎬 Bucin
Take 23 🎬 Menggoda
Take 24 🎬 Boneka
Take 25 🎬 Foto
Take 26 🎬 Kejutan
Take 27 🎬 Liburan
Take 28 🎬 Cold Night, Warm Hands
Take 29 🎬 Go Public
Take 30 🎬 Graduation
Take 31 🎬 Fakta
Take 32 🎬 Hanya Perkiraan
Take 33 🎬 Dating Fan
Take 34 🎬 Seharusnya
Take 35 🎬 Bertemu
Take 36 🎬 Trending
Take 37 🎬 Mencari
Take 38 🎬 Kenapa?
Take 39 🎬 Masih
Take 40 🎬 Pesta
Take 41 🎬 Ada Aku
Take 42 🎬 Tidak Berhak
Take 43 🎬 Baikan
Take 44 🎬 Romeo's Mom (2)
Take 45 🎬 Podcast
Take 46 🎬 Pembicaraan
Take 47 🎬 Family Dinner (End)
Epilog 🎬
Dating Fan Extended 🎬
Info Dating Fan
Dating Fan Final Story 🎬
Vote Cover 🎬
PRE-ORDER EKSKLUSIF 🎬

Take 3 🎬 Masih Tentang Hadiah

59K 5.5K 350
Da dirtyeasy

"Eh?" Savanna mengerjap kaget. "Enghh..."

Romeo tersenyum. "Sebenernya hadiahnya itu bukan barang."

"Te-terus?"

"Sebuah aktivitas," bisik lelaki itu pelan.

Savanna melotot, seketika ia merasa merinding setelah Romeo mengatakan kalimat itu. Apa maksudnya?

Romeo terkekeh pelan lalu meraih serealnya kembali. "Tenang aja, itu bukan sesuatu yang berbahaya atau merugikan kamu," ujarnya. "Kamu mau ambil hadiahnya kapan? Hari ini? Besok? Lusa?"

Savanna menggaruk pipinya pelan. Bukankah kedatangannya kemari untuk mengambil hadiah? Kenapa Romeo masih bertanya! Lelaki itu sungguh membuat Savanna gemas!

"Hari ini," ucap Savanna. "Tapi, kalo bukan sebuah barang, terus hadiahnya apa?"

"Blind date."

"Ya?"

Kali ini Savanna tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Apa? Kencan buta? Dengan siapa? Dengan... Romeo?

"Aku tau kamu kaget, tapi ini emang hadiah spesial yang udah dipersiapkan tim management aku untuk seseorang yang dapat lucky draw di fan meeting aku kemarin. Dan ya, itu untuk kamu." Romeo tersenyum lalu meletakkan mangkuk serealnya yang sudah habis. "Kamu mau ambil hari ini? Oke, berarti hari ini kita kencan."

Savanna bergeming, menatap Romeo tanpa berkedip. Apa... ia tidak salah dengar? Kencan dengan... Romeo Aldrian?

"Savanna?" panggil Romeo. "Kamu baik-baik aja?"

Perempuan itu menggeleng. "Jelas nggak," ucapnya lirih. "Aku... kencan dengan idolaku sendiri? Romeo Aldrian? Sulit dipercaya!"

"I know, kamu pasti—"

Ucapan Romeo terhenti ketika Savanna tiba-tiba saja berdiri.

"Aku bisa gila kalo di sini lama-lama," ucapnya sambil memegang kepala pening. "Kayaknya aku belum bangun nih, lagi mimpi indah ketiban durian runtuh. Aduh, hahaha!"

Savanna tiba-tiba tertawa kencang, membuat Romeo mengernyit bingung sekaligus lucu karena tingkah Savanna yang ajaib itu. Terlebih, sekarang perempuan itu berjalan menunggu pintu utama. Tanpa bisa ia cegah, Savanna pergi dengan keadaan masih tertawa seperti orang gila.

Romeo terkekeh pelan, tidak percaya pada apa yang ia hadapi. Savanna benar-benar unik.

🎬

Di depan sebuah minimarket yang letaknya persis di samping gedung apartemen Romeo, Savanna merenungkan semuanya.

Ini bukan mimpi seperti apa yang ia kira. Beberapa kali ia menampar pipinya sendiri, rasanya sakit. Ia bahkan sudah membenturkan kepalanya ke dinding lift, tetap terasa sakit. Jadi... ini bukanlah mimpi? Ajakan kencan buta dari Romeo juga... semuanya nyata?

Savanna bingung mengekspresikan perasaannya sekarang. Senang sudah pasti, bingung dan takut juga ia rasakan. Apa ini yang dirasakan Mbak Irish Mikhaila ketika pertama kali dekat dengan Alarick Bale? Meski pada saat itu Alarick belum setenar Romeo, tetap saja Alarick famous dan dikenal banyak orang.

Savanna melenguh pelan sambil meletakan kepalanya di atas lipatan tangan. Ini membuatnya gila. Meski terkadang lemot dan terlihat bodoh, untuk kali ini Savanna benar-benar memikirkan kemungkin apa yang akan terjadi jika saja ia menerima tawaran kencan buta dari Romeo.

Pertama, tentu saja ini tidak bisa dilakukan secara tertutup, bisa saja ketika ia dan Romeo bertemu seseorang—saat kencan nanti—orang itu sebenarnya bagian dari Indonesian Dispatch, lalu berita kencan buatnya menyeruak dimana-mana.

Kedua, yang pasti pujian tidak akan Savanna dapatkan ketika ia benar-benar melakukan kencan buta dengan Romeo, melainkan hujatan dan komentar tidak terima dari fans Romeo dari Sabang sampai Merauke.

Ketiga, tidak ada yang bisa menjamin perasaannya berubah setelah itu—kencan buta. Dari rasa suka dan sayang kepada idola, menjadi kepada laki-laki. Bahkan Savanna sendiri tidak bisa menjamin.

Keempat, namanya akan dikenal setelah itu dan hidupnya pasti tidak akan setenang sekarang.

Kelima, Savanna mungkin akan beneran gila setelah itu.

"Drama banget hidup gue," gumam Savanna sambil berjalan menyusuri trotoar. "Kalo ditolak juga sayang. Romeo, cuy!"

Savanna mengambil ponselnya yang berbunyi. Ia mendapati banyak sekali chat dari customer-nya. Juliet Graphic yang dimaksud Romeo adalah miliknya.

Savanna membuka sebuah jasa pembuatan vektor, ilustrasi, line art, digital cover dan cover novel. Memanfaatkan apa yang ia bisa lakukan, Savanna membuka usaha Juliet Graphic untuk menambah uang jajannya. Ia juga bekerja di beberapa perusahaan penerbitan buku sebagai designer.

Sekarang, usahanya sedang tutup sementara karena persiapan sidangnya kala itu. Ada beberapa orderan yang belum ia selesaikan dan customer-nya sudah menagih sekarang. Savanna menghela napas pelan, lebih baik ia pulang dan mengerjakan beberapa orderan yang belum selesai.

Tin!

Savanna terlonjak kaget dan hampir saja menjatuhkan ponselnya. Ia menoleh, menatap sebuah mobil BMW berwarna putih yang berjalan lambat di sampingnya.

Kaca jendela perlahan turun, sosok Romeo berada di balik kemudi. Lelaki itu terlihat berkarisma dengan kaos polos berwarna putih dan kacamata hitam yang dipakainya.

"Aku kira kamu udah pulang dari tadi, tapi ternyata masih di sini. Dan, kenapa kamu jalan kaki?"

Savanna meringis. "Nggak kenapa-kenapa."

Romeo tersenyum kecil. "Ayo masuk."

"Mau kemana?" tanya Savanna. "Nggak usah, nanti aku naik ojek online aja."

"Aku antar aja," ucap Romeo. "Ayo, nanti aku bikin jalanan macet."

Savanna melihat ke belakang, beberapa mobil terlihat melaju lambat dan berusaha berjalan melewati mobil Romeo dengan pelan. Perempuan itu menghela napas lalu masuk ke dalam mobil Romeo.

"Nanti kalo ketemu halte, aku turun di situ aja," ucap Savanna.

"Hmm." Romeo bergumam. "Tapi nggak janji ya."

"Lho, kok..."

Romeo tertawa pelan. "Padahal aku mau ngajak kamu ke suatu tempat. Tentang, ini nggak ada hubungannya sama blind date."

"Kemana?"

"Ke gym. Sebenarnya aku mau pergi workout sebentar, masih ada waktu dua jam sebelum aku shooting. Kamu mau ikut? Emm, maksudku, kamu mau nemenin aku?"

Savanna menoleh. "Temenin... kamu?"

Romeo mengangguk dan menoleh singkat. "Aku berharap banget kamu mau nemenin aku. Males terima penolakan juga."

Savanna mengusap telinganya pelan, terlihat gugup dan salah tingkah. "Kenapa... mau ditemenin aku?"

"Pengin aja." Romeo menoleh singkat.

"Engh... sebenarnya aku ada beberapa kerjaan yang belum selesai," ujar Savanna ragu. "A-aku..."

"Aku nggak maksa kamu kok, Va," ucap Romeo lalu ia menghentikan mobil di depan halte bus.

Savanna menoleh keluar. Beberapa orang tampak tertarik memperhatikan mobil Romeo yang mahal ini. Apa ia terlihat dari luar?

"Nggak turun?" tanya Romeo. "Atau, mau aku antar ke rumah?"

"Nggak us—"

"Itu kayak Romeo Aldrian deh!"

"Beneran, itu Romeo!"

"Romeo!"

Savana melotot dan langsung menutup wajah dengan kedua tangannya. Ia membuka dashboard mobil Romeo dan menemukan sebuah topi hitam di sana. Ia mengambil dan langsung memakainya dengan cepat guna menutupi wajahnya agar tidak terlihat.

"Ayo, pergi!" ucap Savanna cepat.

"Nggak jadi turun?"

Savana melotot. "Gimana mau turun kalo di luar banyak fans kamu! Ayo pergi sebelum aku ketahuan ada di mobil kamu!"

Romeo mengulum senyum. "Oke, kita pergi."

Lelaki itu langsung menginjak gas, mobil melaju meninggalkan halte dan beberapa fans-nya yang penasaran tentang kenapa ia berhenti di sana.

"Astaga, hampir aja," ucap Savanna sambil mengusap dadanya. "Kalo aku turun, pasti aku habis dikeroyok tadi."

"Lebay." Romeo terkekeh. "Fans aku nggak se-barbar itu."

"Yang pintar mungkin iya," ucap Savanna. "Kalo yang fanatik kan, barbarnya sampai ke tulang-tulang."

"Kalo kamu?" tanya Romeo. "Kalo kamu tipe fans aku yang mana? Yang pintar atau yang barbar?"

Savanna terdiam sesaat. Ia termasuk fans fanatik namun tidak barbar—menurutnya. Ia akan melakukan apa pun untuk mendapatkan sesuatu yang berhubungan dengan idolanya. Contohnya ketika fan meeting Romeo bulan lalu, Savanna sempat terancam tidak bisa menonton karena tidak dapat tiket. Alhasil, ia membeli tiket kepada calo dengan harga tiga kali lipat.

Secinta itu Savanna kepada Romeo memang.

🎬

Ada yang masih menunggu cerita ini? 🙂

Continua a leggere

Ti piacerΓ  anche

767K 47.7K 47
Highest Rank: #194 in Teen Fiction [30 September 2017] Memang aku orang yang salah dalam masalah ini, karena aku telah jatuh padamu sejak dulu. Dan...
3M 259K 51
Highest rank #25 in teenfiction(31/08/18) Atas nama cinta ku tuliskan sebuah pengakuan hati yang tersakiti. aku kira kau mencintaiku ternyata aku kel...
417K 23.2K 70
[COMPLETED] [Judul Awal; DeAth 2 / Feel My Love 2] Galaksi Series 02 Aku hidup untuk yang kedua kalinya dan melanjutkan kisah kita yang sempat usai...
4M 344K 55
Menjalin sebuah hubungan dengan laki-laki yang masuk dalam kategori buruk namun populer di sekolah bukanlah impian gadis bernama lengkap Chasya Queen...