Clarity; Liskook

Por lightasteria

28.3K 1.3K 117

Pernah merasakan jatuh cinta? Atau jatuh cinta pada sahabat kau sendiri? Sayangnya Jeon Jungkook bukan laki... Mais

Prologue
Chapter 1 | Mereka itu Jungkook dan Lalisa
Chapter 2 | Dongeng yang menyebalkan...
Chapter 3 | Yang selalu ada

Chapter 4 | Kesukaan Jungkook

2K 246 25
Por lightasteria

📌Picture : from Pinterest

Dear, J ...

-CLARITY-

Suasana kantin sekolah benar-benar ramai disaat siang hari, banyak murid-murid yang berkeliaran untuk mencari makanan dijam istirahat. Beberapa yang rela berdesakan demi mendapatkan makanan, Lisa dan Jungkook memandang malas ke seluruh penjuru kantin. Hampir semua stand makanan dipenuhi orang-orang.

Lisa memasukan kedua tangannya ke dalam saku jas sekolahnya, kakinya dihentak-hentakan kecil, wajahnya menunjukan ekspresi tidak minat.

"Kalau seperti ini terus setiap istirahat mana bisa aku bertahan, yang ada aku bisa mati di dalam kerumunan," geram Lisa kesal. Dalam beberapa keadaan mungkin Lisa tidak mempermasalahkan jika dirinya harus berada dalam kerumunan, tapi untuk saat ini Lisa menolak.

"Berlebihan sekali, ayo cepat pesan. Makanan habis baru tahu rasa." Jungkook menarik tangan Lisa pelan, mengajak Lisa untuk bergerak menembus beberapa kerumunan orang.

Tubuh Jungkook dapat dengan mudah menembus kerumunan, apalagi dengan badannya yang tinggi. Berbanding terbalik dengan Lisa dan harus bertubrukan dengan murid-murid lain, kalau bukan karena tarikan tangan Jungkook, yang ada Lisa tidak bisa maju.

"Aa, aku tidak kuat. Kau saja sana yang pesan." Lisa menyerah dan melepaskan tangan Jungkook.

"Ya sudah, cari saja tempat duduk. Aku pesankan saja." Lisa mengangguk dan memperhatikan Jungkook yang semakin maju.

Lisa mengedarkan lagi pandangannya ke seluruh penjuru kantin, matanya mencari-cari tempat duduk yang kosong. Nihil, hampir semuanya sudah terisi. Lisa menghembuskan napasnya lelah. Hari ini benar-benar hari yang buruk.

"Lisa!"

Di arah sumber suara, ada Jiho yang melambaikan tangganya ke arah Lisa. Mengajak Lisa untuk menghampirinya. Jiho tidak sendirian di sana, ada Yiseo dan juga Seojun.

Seojun adalah teman Jungkook yang berbeda kelas dengan mereka, namun karena kelasnya bersebelahan dengan kelas Jungkook dan yang lainnya, mereka selalu menghabiskan waktu bersama. Jungkook dan Seojun yang jika sudah bersama maka akan pecicilan, Lisa yang malu melihat kelakuan mereka, Jiho yang akan memarahi Jungkook dan Seojun, lalu Yiseo yang akan menjadi penengah.

Jiho menunjuk ke arah dua kursi yang masih kosong disebelahnya. Lisa buru-buru menghampiri mereka.

"Ah, kalian benar-benar penyelamat hidup," ucap Lisa dramatis. Lisa mengambil tempat duduk di sebelah Jiho, menyisakan satu kursi kosong di sebelah Lisa.

"Kau ini kenapa sih, lebay sekali." Seojun menggelengkan kepalanya melihat Lisa yang datang-datang langsung duduk dan menelungkupkan kepalanya di meja.

"Lisa, kau baik-baik saja?" tanya Yiseo khawatir, biasanya Lisa cukup enerjik. Tapi Lisa hari ini terlihat malas dan lemas.

"Perutku sakit," gumam Lisa, suaranya sedikit terendam karena Lisa menelungkupkan wajahnya di meja.

"Kau belum makan?" tanya Seojun. Lisa langsung menatap tajam Seojun.

"Tentu saja belum, bodoh. Ini saja baru jam istirahat," gertak Jiho kesal. Tangannya menoyor kepala Seojun membuat Seojun mengaduh kesakitan.

Lisa dan Jiho itu sifatnya hampir sama, sama-sama bar-bar bedanya Lisa sedikit lebih lembut. Yiseo benar-benar harus bersabar menghadapi kedua sahabatnya itu yang sama-sama suka meledak tiba-tiba.

Lisa kembali menelungkupkan kepalanya lagi, menghiraukan Seojun dan Jiho yang sedang bertengkar. Yiseo mencoba untuk melerai mereka.

Tak lama terdengar suara benda yang bergesekkan. Tepatnya di sebelah kursi Lisa yang kosong. "Heh, bangun." Sebuah sikut mendorong tubuh Lisa. Lisa tidak bergerak sedikitpun, hanya menghembuskan napasnya keras.

"Heh, nenek lampir, kau sedang apa di sini hah?!" Seojun membentak sosok yang ada di sebelah Lisa. Tetapi orang yang dimaksud tidak menanggapi Seojun sama sekali.

"Bangun, kau sudah mati ya." Kali ini giliran rambut Lisa yang ditarik membuat Lisa mau tidak mau mendongkak menatap orang yang menarik rambutnya.

"Jangan pegang-pegang, Nayeon." Lisa menggeplak tangan Nayeon yang masih ada di rambutnya. Matanya langsung menatap tajam ke arah Nayeon.

"Heh, ternyata bangun juga." Nayeon berdecih.

"Apa yang kau lakukan." Tangan Jiho menggeplak meja dengan sedikit keras membuat semua yang ada di meja itu terkejut. Yiseo mulai khawatir dengan suasana di meja, Nayeon selalu menjadi pertanda buruk.

Im Nayeon, musuh bebuyutan Lisa. Mungkin jika kembali kebeberapa waktu yang lalu semuanya normal, tidak ada permusuhan sama sekali. Tetapi semenjak Nayeon, yang dulunya teman Jungkook menyatakan perasaannya ke Jungkook, semenjak itu Nayeon dan Lisa tidak akrab.

Dimulai Nayeon yang tiba-tiba memusuhi Lisa, padahal selama ini Lisa tidak pernah membalasnya, kecuali jika sudah keterlaluan. Nayeon mulai jadi biang kerok masalah, selalu cek cok dengan orang-orang. Nayeon selalu mengganggu Lisa membuat Jungkook marah dan menjauhi Nayeon. Seperti itulah ceritanya.

Kisah Lisa, Jungkook dan Nayeon hampir diketahui oleh satu sekolah, karena Nayeon tak masalah untuk memperlihatkannya didepan publik.

"Kau tidak usah ikut campur," jawab Nayeon tidak memandang Jiho sama sekali. Nayeon tersenyum manis ke arah Lisa.

"Apa-apaan." Jiho hendak berdiri dari kursinya tetapi ditahan Yiseo, beberapa orang sudah mulai menyadari akan ada sesuatu yang terjadi. Seojun mengacak rambutnya kasar, ingin ikut campur tapi malas jika harus adu mulut dengan Nayeon.

"Kau pergi saja, sebelum masalah lebih besar," usir Seojun.

"Masalah apa, aku hanya ada urusan dengan dia sebentar, kalian tidak usah ikut campur," desis Nayeon. Lisa memutar bola matanya, sudah malas berurusan dengan Nayeon.

"Kau mau berulah lagi, tidak cukup hukaman skors tiga hari?" Lisa menatap tajam Nayeon. Mood gadis itu sedang buruk hari ini.

"Apa urusannya dengan kau, jangan ikut campur." Nayeon tersulut emosinya dan mendorong bahu Lisa. Empat hari yang lalu, Nayeon membuat ulah. Disaat kelasnya sedang pelajaran olahraga dia dengan sengaja mengarahkan bola volly ke arah Lisa yang sedang istirahat di pinggir lapangan dengang gengnya.

Tetapi bola itu meleset malah mengenai guru yang sedang lewat, dan bukannya meminta maaf, Nayeon malah bersikap kurang ajar dengan guru tersebut, alhasil Nayeon mendapatkan hukuman skors tiga hari.

Lisa menghempaskan tangan Nayeon yang hinggap di bahunya, "Sudah aku bilang jangan pegang-pegang," bentak Lisa. Saking kesalnya, jari telunjuk Lisa mendorong kepala Nayeon pelan. Biasanya dia tidak ambil pusing jika Nayeon berulah, tetapi kali ini Lisa benar-benar ingin melayani Nayeon.

"Kau—" Nayeon hendak membentak balik karena tidak terima, tangannya berhenti di udara belum mengenai pipi Lisa, tetapi dihentikan oleh seseorang.

"Kau lagi," ucap Jungkook tajam. Tangannya masih menggenggan tangan Nayeon yang hampir menampar Lisa.

"Jungkook," gumam Nayeon pelan. Ekspresi wajahnya sedikit melembut walau masih menunjukan ekspresi kesal.

"

Lupakan apa yang kubilang sebelumnya, berhenti menganggu Lisa atau aku benar-benar kehabisan kesabaranku," ancam Jungkook. Jungkook melepaskan tangan Nayeon dengan kasar.

"Ini tidak ada hubungannya dengamu." Nayeon tidak mau menatap Jungkook sama sekali.

"Kalau begitu hentikan semua ini, berurusan dengan Lisa sama saja berurusan denganku." Nayeon tetap bergeming di tempatnya. Lisa membuang pandangannya, malas menatap Nayeon. Seojun melipat tangannya di dada, seperti menonton drama saja. Seojun langsung melihat ke sekitar kantin, benar saja, yang lain juga memilih makan siang sambil menonton drama Lisa vs Nayeon.

"Dia sudah besar, jadi kau tidak perlu ikut campur," ucap Nayeon penuh penekanan.

"Lisa dekat denganku, lebih dari siapapun. Aku berhak ikut campur, terlebih lagi kau bukan siapa-siapanya," balas Jungkook. Tubuhnya tidak bergerak sedikitpun tetapi ekspresi wajahnya menahan amarah.

"Kau..." Nayeon menatap Jungkook kesal, tak sadar matanya mulai berkaca-kaca, tetapi air matanya itu tidak menetes sedikitpun. Nayeon menatap tak percaya ke arah Jungkook.

"Tunggu apa lagi, pergi sana. Menganggu saja," pekik Jiho kesal lama-lama melihat Nayeon yang masih duduk. Nayeon langsung menundukan kepalanya, mengambil napas kasar, lalu mengangkat kepalanya lagi untuk menatap Jiho.

"Awas kau, lihat saja." Nayeon pergi sambil membawa makanannya tanpa mengatakan apapun. Wajahnya memerah karena kesal. Bersamaan dengan itu beberapa orang melanjutkan kegiatan makannya kembali, drama hari ini sudah selesai.

Jungkook langsung duduk di sebelah Lisa dan menyimpan susu dan roti di depan Lisa. "Makan, sebelum jam istirahatnya berakhir.

Lisa hanya mengangguk lelah dan mengucapkan terima kasih, walau tidak mood tetapi Lisa tetap memakan rotinya.

"Kau kenapa?" tanya Jungkook menyadari Lisa yang berbeda hari ini.

"Mood yang buruk," jawab Lisa asal, mulutnya masih mengunyah roti isi coklat yang Jungkook belikan. Jungkook hanya mengangguk paham.

Seojun dan Jungkook mulai membicarakan tentang latihan basket mereka, sesuatu yang Lisa kurang paham.

"Nanti pulang sekolah jangan langsung pulang ya," bisik Jiho pelan ke Lisa, Yiseo yang ada di sebelah Jiho mengangguk antusias. Lisa memberikan ibu jempol kepada Jiho. Suasana kembali seperti semula, kantin yang selalu berisik oleh perbincangan murid-murid sekolah.

Sial, umpat Lisa dalam hatinya. Sakit perutnya belum menghilang juga.


Walau waktu istirahat makan siang sudah habis, dan jam pelajaran sudah kembali dimulai tetap saja mood Lisa tidak membaik. Sepanjang pelajaran Lisa tidak semangat sama sekali, sekalipun Jungkook mencoba untuk menghiburnya.

———

"Yiseo, kau tidak bosan belajar?" tanya Jiho. Yiseo yang sedang membaca buku langsung menggelengkan kepalanya tanpa menoleh sedikitpun. Jiho memghela napas lelah, melihat Yiseo belajar saja sudah membuat Jiho lelah.

"Nah, ini baru keren," pekik Lisa semangat saat mereka melihat idol favoritnya muncul. Mereka bertiga memutuskan untuk tinggal di kelas terlebih dahulu disaat yang memutuskan untuk pulang, kecuali beberapa yang masih memiliki kegiatan di sekolah. Lisa dan Jiho yang menonton konser online K-pop sedangkan Yiseo yang tidak terlalu suka K-pop memutuskan untuk belajar saja.

Walau Jiho dan Lisa sudah mencoba untuk meracuni Yiseo dengan virus-virus K-pop, tetapi Yiseo tetap tidak terlalu tertarik. Yiseo lebih menggemari anime dibanding K-pop. Perpaduan yang unik bukan, penggemar K-pop dan anime bisa bersatu. Itulah mereka.

"Ah, tampan sekali. Mantap, dia jadi bias baruku saja," ucap Jiho semangat. Lisa bernyanyi-nyanyi kecil mengikuti iringan lagu. Keduanya terpekik histeris saat idol yang mereka gemari membasuh mukanya dengan air.

Yiseo menutup telinganya sebelah, pekikan suara Jiho benar-benar nyaring. Yiseo hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Semuanya larut dalam kegiatan masing-masing, sampai tidak terasa sudah jam lima sore. Sebentar lagi gerbang sekolah akan ditutup, Yiseo buru-buru mengemasi buku dan alat tulisnya ke dalam tas. Ketiga sahabat itu berjalan beriringan di lorong sekolah sambil bergandengan tangan.

"Malas sekali aku, ingin cepat-cepat sampai di rumah," keluh Jiho. Yiseo hanya terkekeh mendengarnya, tipe-tipe anak yang rumahnya dekat dengan sekolah jadi tidak perlu khawatir kesiangan saat berangkat sekolah, tidak perlu repot jika ingin pulang ke rumah, tinggal jalan kaki beberapa menit, selesai.

"Lis, pulang bersama?" tanya Jiho.

Lisa menggeleng, "aku pulang dengan Jungkook saja. Dia sedang latihan basket, sebentar lagi juga selesai."

Setelah sampai di lapangan, Lisa berpamitan dengan Jiho dan Yiseo. Lisa melambaikan tangannya. Sudah terdengar suara orang-orang yamg sedang latihan basket. Lisa melangkahkan kakinya ke arah tempat duduk yang ada di pinggir lapangan. Pandangannya mengedar ke seluruh penjuru lapangan, mencari sosok sahabatnya itu.

"Tidak ada," gumam Lisa keheranan. Biasanya Jungkook selalu latihan basket, tapi kali ini Lisa tidak menemukan Jungkook. Padahal sudah terlihat latihan basket itu hampir selesai.

Seojun yang sedang fokus mengobrol dengan temannya, tidak sengaja melihat Lisa yang sedang kebingungan di pinggir lapangan langsung menghampirinya.

"Oy," sapa Seojun, tangannya mengulur mengajak Lisa untuk tos. Lisa membalas tangan Seojun tersebut.

"Kenapa belum pulang?" tanya Seojun.

"Mana Jungkook, kok tidak ada?" tanya Lisa balik, kebingungan, matanya masih mencari Jungkook.

"Oh, Jungkook. Dia tidak latihan hari ini. Katanya sedang ada urusan."

"Sedang ada urusan?" gumam Lisa. Tidak biasanya Jungkook bolos latihan basket yang dia bangga-banggakan itu.

"Ayo, gerbang sekolah akan ditutup." Seojun dan Lisa berjalan bersama ke gerbang sekolah, tetapi karena Seojun membawa kendaraannya sendiri, dan Lisa menolak untuk diantarkan, Lisa lebih memilih naik bus sendirian untuk pulang.

"Tahu seperti ini, aku pulang dengan Jiho saja." Lisa duduk di halte bus sendirian. Lisa mulai melamun, biasanya jika Jungkook tidak latihan basket, maka Jungkook akan mengajaknya pulang bersama. Lisa hapal betul kegiatan Jungkook, makanya tidak biasanya Jungkook tiba-tiba menghilang begitu saja tanpa sepengetahuan Lisa.

Kak Ji Eun kah?

Lisa tersenyum pahit, semenjak kedatangan Kak Ji Eun keadaan tidak akan sama lagi seperti semula. Lisa juga sadar diri, Jungkook itu banyak kenalannya, Lisa sudah terbiasa jika sedang bersama Jungkook, dia harus menunggu Jungkook menyapa satu persatu teman-temannya yang Lisa tidak bisa hitung dengan jari.

Salah satu hal yang Lisa suka dari Jungkook, dia bisa dengan mudah berkenalan dengan orang-orang. Berbanding terbalik dengan Lisa, yang lingkungan pertemanannya tidak terlalu luas. Sifat Jungkook yang ramah dan baik kesemua orang, membuatnya menarik banyak orang.

Lisa berjalan sendirian di komplek rumahnya, langit sudah berwarna semburat orange, anak-anak kecil bermain sepeda bersama-sama. Mereka mengingatkan Lisa dengan Jungkook saat kecil.

Lisa menatap rumah Jungkook lama, rumah yang sudah biasa dia lihat, rumah yang sudah biasa dia kunjungi. Bertahun-tahun, Lisa baru menyadari suasana rumah Jungkook yang hangat, sama seperti pemilik rumahnya, satu keluarga yang ramah dan hangat.

Lisa dan Jungkook sudah biasa menghabiskan waktu bersama-sama, tetapi akhir-akhir ini selain di sekolah keduanya jarang bertemu, sesekali pulang bersama. Ingin sekali, Lisa menyalahkan Kak Ji Eun, tapi Lisa sadar, Jungkook bukan milik Lisa sepenuhnya. Kak Ji Eun juga sudah ada dikehidupan Jungkook sama lamanya dengan Lisa.

"Aku pulang," sapa Lisa saat memasuki rumahnya. Ibu Lisa menyahut dari dapur, Lisa langsung berjalan menuju kamarnya dan menghempaskan tubuhnya di atas ranjang. Lisa menghela napas lelah.

Egois sekali, pikir Lisa. Seharusnya dia lebih bisa menerimanya, toh dia dan Jungkook sedekat apapun tidak bisa bersama selama-lamanya.

Lisa mengeluarkan buku yang dia simpan rapat-rapat di laci meja belajarnya. Buku yang dia jadikan sebagai tempat yang biasa dia curahkan isi pikiran dan hatinya. Tempat Lisa mencurahkan perasaannya terhadap Jungkook. Dapat Lisa lihat nama Jungkook tertulis pada beberapa halaman, Lisa hanya bisa tersenyum. Tangannya mulai mencatat sesuatu di buku itu.

———

Hari : Hari ini
Tempat : di kamar Lisa

List kesukaan Jungkook #0237

• Kak Ji Eun

(Itu sudah jelas, Lalisa bodoh!)

(✖﹏✖)

———


-CLARITY-

Disclaimer : ini cerita fiksi, jangan terlalu menganggap serius ketokoh-tokoh yang pada cerita ini, sampai-sampai membenci orangnya direal life.

Ingat, setiap orang adalah karakter utama dalam hidupnya masing-masing. Thanks!



to be continue...

Continuar a ler

Também vai Gostar

96.6K 753 13
MINOR DNI!! BOYPUSSY, LOCAL PORN TOLONG YA JANGAN SALAH LAPAK, DISINI TEMPAT KAPAL NCT
33.2K 2.8K 66
#taekook #GS #enkook "Huwaaaa,,,Sean ingin daddy mommy. Kenapa Sean tidak punya daddy??" Hampir setiap hari Jeon dibuat pusing oleh sang putra yang...
293K 24.7K 36
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
422K 43.6K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...