✔4+1 PRINCE-SS (JOYLADA: Wink...

Windastoryseries tarafından

126K 2.2K 141

PINDAH KE JOYLADA! Search: Winka Choi atau 4+1 PRINCE-SS di kolom pencarian Joylada. Thank you! WARNING! SUD... Daha Fazla

ATTENTION!!
1A | Aksa |악사
1B | Alden | 알덴
1C | Arsen | 알센
✔3 | Bobroque
14 | Potong Uang Jajan, 15 Ribu(?)

✔2 | Ayah ter-Absurd Sedunia

5.1K 397 52
Windastoryseries tarafından

Gue emang bukan orang baik. Tapi seenggaknya, gue gak pernah diajarin buat jadi orang jahat.
.
.
|Aksara ADAZ|

Lelaki 37 tahun itu terdiam sebentar, kala melihat tiga manusia yang terkapar di ruang tengah dengan wajah-wajah lusuh mereka.

Ia kemudian menaruh tas kerjanya di atas sofa, beserta jas hitam yang telah ia buka sejak di dalam mobil tadi.

Lelaki itu menggulung lengan kemeja yang ia kenakan hingga siku. Beberapa kali, ia menghela nafasnya, sembari memikirkan kira-kira apa yang telah terjadi.

"Loh Yah, udah pulang?"

Lelaki itu menoleh saat sebuah suara terdengar, di mana istrinya yang cantik nampak berjalan mendekat sembari membawa stoples camilan yang nampaknya baru saja diisi.

"Ini mereka pada kenapa?" tanyanya kepada sang istri.

Sang istri terlihat menggeleng pelan. "Gak kenapa-kenapa, Yah. Mereka cuma tidur doang. Kecapekan kayaknya, habis main," jawab sang istri sembari mencium punggung tangan suaminya.

Sebelah alis pria itu naik ke atas. "Main apaan sampe ketiduran kayak gembel gitu?"

Sang istri tertawa pelan, sembari meletakkan stoples camilan yang ia bawa ke atas meja. "Main gunting batu kertas, Yah," jawabnya.

"Ampun deh!" ujarnya lelah sembari menepuk dahinya sekali. "Masih zaman aja mainan gunting batu kertas?"

"Ya masihlah Yah," jawab sang istri.

"Faedahnya apaan coba?"

Sang istri mengangkat bahunya tanda tak mengerti, sembari membawa tas kerja beserta jas milik suaminya. "Mau langsung mandi, apa makan dulu?" tanyanya.

"Mandi dulu deh, habis itu mau ngajakin anak-anak main."

Sang istri menatap suaminya dengan tatapan tajam. "Kamu mau ngapain lagi? Anaknya lagi pada tidur, juga. Jangan gangguin ah. Kasihan."

Lelaki itu tersenyum miring. "Iya-iya, enggak kok," ujarnya sembari melangkahkan kaki menuju kamarnya. "Susu dingin ya Ma, banyakin es-nya," pinta lelaki itu.

"Iya," jawab sang istri.

"Punya kamu tapi."

Tatapan tajam siap membunuh, ia dapatkan. Membuatnya langsung cengengesan tak jelas. "Maksud Ayah, buat nanti malem Ma, 'kan mumpung malem Jum'at."

"Mau ini?" Sebuah bogeman diberikan oleh sang istri.

"E—eh, gak jadi. Gak jadi." Secepat kilat, ia segera berlari memasuki kamarnya.

Wanita itu mendesah pelan. "Untung gue sayang sama lu. Kalo enggak, dah gue mutilasi itu junior!" gerutunya.

"Aku dengar lho, Sayang!" teriak suaminya dari dalam kamar.

"Bodo amat!" balasnya sambil terkekeh. Sebenarnya dia malu, sih. Tapi ya bagaimana lagi?

****

"As-sholaatu khoirumminan-naum"

Aksa menggosok telinganya yang tiba-tiba saja terasa gatal, seperti ada sebuah bisikan gaib.

"Sesungguhnya, salat itu lebih baik daripada tidur."

Giliran Alden yang menggosok telinganya. Masih dalam keadaan tertidur, pemuda itu mengubah posisinya sedikit. Entahlah, mungkin karena terganggu akan bisikan-bisikan halus yang ia dengar tadi.

"Maka celakalah orang yang salat."

Arsen mengrenyit dalam tidurnya, saat sebuah bisikan gaib terdengar. Pemuda itu bergerak sedikit saja dari posisi ternyamannya.

"Yaitu orang-orang yang lalai akan salatnya!"

Kompak, trio A itu tersentak akibat suara teriakan menggema yang mengagetkan mereka. Mau tak mau, mereka membuka mata yang masih merekat satu sama lain.

Terihat sang ayah dengan tampang paling menyebalkan sedunia, tengah berkacak pinggang sembari menampilkan smirk ter-lucknutnya.

"Astagfirullah Ayah!" teriak trio A kompak.

"Apa? Kalian belum pada salat asar 'kan? Sana salat, atau ayah potong—"

Belum selesai sang ayah dengan kalimatnya, trio A langsung berderap menuju kamar masing-masing. Mengabaikan mata yang masih sangat berat untuk dibuka. Maklumlah, ayah mereka 'kan, galak. Dengar saja ancamannya tadi.

"Gitu dong," ujar sang ayah dengan tampang paling menyebalkan miliknya.

Setelah ketiga putranya menghilang dibalik pintu kamar masing-masing, pria itu meraih tiga buah ponsel yang tergeletak begitu saja, setelah ditelantarkan oleh pemiliknya. Meletakkannya ke atas meja, sebelum akhirnya mendudukkan bokongnya di atas sofa. Menyilangkan kaki, sembari meraih remote untuk menyalakan televisi.

"Ma, pesanan ayah mana?" tanyanya dengan suara sedikit keras.

Tak lama, sang istri muncul dari dapur sembari membawa segelas susu dingin.

"Nih," ujarnya sembari meletakkan gelas susu itu ke atas meja.

"Makasih Sayangku." Ia kemudian meraih pergelangan tangan sang istri, dan menariknya agar duduk di sebelahnya.

"Sama-sama." Sang istri membalas sembari tersenyum.

"Gimana hari ini?" tanyanya. "Mereka bikin rusuh enggak?"

Sang istri menggeleng. "Belum ada tanda-tanda sih,"

"Tumben," ujarnya tak yakin. "Biasanya, mereka itu selalu aja aneh-aneh."

Istrinya itu mendesah. "Syukurin aja kenapa sih, Yah? Siapa tau anaknya berubah, gitu."

Pria itu tersenyum miring. "Mereka berubah? Mimpi aja kamu tuh."

Sang istri kontan memukul pelan lutut sang suami. "Suka banget sih, nistain anaknya?"

"Woooiyadong, harus. Bapak-bapak goals gitu."

Wanita itu memutar bola matanya malas. "Bapak-bapak goals gundulmu?"

Suaminya cemberut. Memanyunkan bibirnya beberapa senti, seperti anak kecil. "Aku gak botak kok, yee. Emangnya mau, punya suami botak?"

"Ogah!" pekik wanita itu tak terima.

"Ini bocah-bocah botak pada ke mana lagi? Lama banget perasaan mendem di kamar? Dah kayak anak gadis aja diem-diem bae di kamar?"

Tatapan tajam wanita itu layangkan kepada sang suami. "Enak aja! Anak-anak aku bukan bayi 40 hari lagi yang kamu botakin secara massal. Mereka tuh ganteng mempesona, baik hati danㅡ"

"Bandel gak ketulungan. Anak kamu, anak aku juga betewe. Jangan lupa kalo kita bikinnya sama-sama."

Sebuah cubitan maut, ia layangkan kepada suaminya itu. "Kurang-kurangin deh Mas, mesumnya. Sumpah deh."

"Eciee dipanggil Mas lagi, biasanya juga dipanggil 'Ayah." Sang suami menjawil dagu istrinya. "Ada maunya nih pasti. Tenang aja, tar malem kita bikin. Yang cewek kalo bisa, biarㅡ"

"Mau ini?" Ia mengepalkan tangannya di depan wajah sang suami.

"Ee ... iya-iya gak jadi."

Sang istri mendesah lelah. Harus ekstra sabar memang, memiliki suami seperti suaminya ini.

"Oh iya, aku beli sesuatu tadi."

Ia mengernyit, saat sang suami tiba-tiba berdiri dari duduknya, lalu berjalan ke kamar. Membuatnya jadi bingung saja. Memangnya apa yang suaminya itu beli? Terlihat mencurigakan. Sungguh.

"Aksa, Alden, Arsen! Buruan turun, atau nanti malam gak bakal ayah kasih makan kalian, ya!"

"Allahuakbarㅡ" Istrinya menghela napas lelah. Ada-ada saja memang suaminya ini. Bisanya mengancam, padahal tidak tegaan. Dasar aneh, batinnya.

Tak lama bocah-bocah botakㅡmaksudnya triple A itu muncul dengan wajah masam milik mereka yang sepertinya sudah terencana sangat matang, setelah mendengar panggilan ayah mereka yang terhormat.

Omong-omong tentang sebutan 'Bocah-bocah Botak' itu, adalah sebutan dari sang ayah, untuk ketiga putranya saat masih bayi dulu. Usia Aksa dan Alden baru satu tahun waktu itu, sementara Arsen baru saja 40 hari. Lalu dengan bangganya, ayah mereka membotaki rambut ketiga putranya, dan memberikan julukan tersebut. Lihatlah sekarang, gara-gara kelakuannya itu, rambut ketiga putranya sekarang menjadi jambakable sekali, alias tebal dan menggemaskan. Ya, menggemaskan. Selalu menjadi incaran guru BK untung membabat habis rambut ketiganya.

Baiklah, lupakan saja.

"Apaan sih, Yah? Mas masih ngantuk tau." Aksa, si sulung sudah duduk bersama kedua adiknya di atas karpet bulu, tepat di mana ayah dan mamanya duduk bak raja dan ratu di atas sofa.

"Tau tuh Ayah. Masih ngantuk, tau!" Si bungsu—Arsen, ikut-ikutan menimpali ucapan sang kakak sulung.

Ayah menatap ketiganya dengan tatapan tajam. "Jangan bilang tadi kalian gak salat ya?"

"Salat kok, Yah. Ya 'kan Dek?" tanya Aksa kepada sang adik, yang langsung diangguki oleh Arsen.

"Iya kok, Yah." Si bungsu membenarkan.

"Beneran?"

Aksa berdecak, lantas berdeham pelan. Ayahnya itu, selalu saja tidak percayaan kepadanya. Kapan sih, mereka berani berbohong dengan sang ayah yang terkenal galak itu? Uh, jangan lupakan satu hal. Ayah mereka itu juga ganas, dan sedikit absurd.

Tatapan penuh selidik dilayangkan sang ayah, sementara mama, hanya diam saja. Tidak mau mencampuri urusan para lelaki.

"Bang?" Sang ayah menatap putra keduanya yang nampak duduk sembari memejamkan mata. Mungkin anak itu masih sangat mengantuk.

Kontan saja, putra keduanya itu membuka mata, seraya bergumam pelan.

"Beneran kalian dah pada salat?" tanya sang ayah.

Aksa dan Arsen mendesah malas. Ayah mereka ini, memang selalu saja seperti itu. Tidak mudah percaya akan apa pun.

"Udah Yah," jawab Alden. Putranya yang paling jujur se-dunia.

"Bagus." Ayahnya itu tersenyum.

Aksa dan Arsen mendesah lega untuk sesaat.

"Hm, betewe Ayah tadi beli sesuatu loh," ujar sang ayah, membuat ketiga anaknya menatap dengan tatapan tanpa minat. Begitu pula dengan sang istri.

"Beli apaan Yah?" tanya Arsen. Jujur saja, dia masih sangat mengantuk. Sungguh.

Terlihat, sang ayah merogoh saku celananya, dan mengeluarkan sesuatu dari sana. "Tadaaa!"

Ketiga putranya, beserta sang istri hanya melongo tak percaya dengan apa yang dipegang oleh ayah mereka yang absurd itu.

▶▶▶
TBC.
YO! WASAP WASAP!
ADA YANG BISA NEBAK, TOKOH "AYAH" ITU SIYAPAAA? ;V
🐝🐝🐝

BTS EH, BTW, GW TAMBAHIN SATU PART, HAHA, BIAR PADA PENASARAN:'V

KUYY! BANTU AKU, SHARE CERITA "4+1 PRINCE-SS" SEBANYAK-BANYAKNYA!!

SESEKALI, PENGIN CAPAI TARGET 1K VIEWS DALAM WAKTU SEMINGGU.

DAN 10K VIEWS DALAM WAKTU SEBULAN!!

SO EXCITED!

KUYY GAAESS! KUYY! GASKEUUUN!!!

START: 20 SEPTEMBER 2019

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

896K 25.3K 65
Elia menghabiskan seluruh hidupnya mengagumi sosok Adrian Axman, pewaris utama kerajaan bisnis Axton Group. Namun yang tak Elia ketahui, ternyata Adr...
3.9M 86.6K 53
"Kamu milikku tapi aku tidak ingin ada status terikat diantara kita berdua." Argio _______ Berawal dari menawarkan dirinya pada seorang pria kaya ray...
105K 16.1K 43
hanya fiksi! baca aja kalo mau
122K 362 40
Kumpulan cerita-cerita pendek berisi adegan dewasa eksplisit. Khusus untuk usia 21+