Ten Rumors about the Mute Girl

De fibiway

264K 26.7K 2.3K

Orang-orang bilang ada gadis bisu di rumah itu. Dan akhirnya aku tahu bahwa itu benar setelah kejadian dimana... Mai multe

0.0 | copyright
epigraph
prologue
1 | people said, the house is haunted
2 | people said, she is from the other city
3 | people said, the carpenters have often moved house because 'she' is mute
4 | people said, they are anti-social family
5 | people said, Julia is a whiny girl
6 | the beginning
7 | the warming party
8 | why Mrs. Carpenter gets mad?
9 | the taro flavor
10 | Seth, the stalker
11 | Seth and the truth
12 | why Mrs. Carpenter gets mad? (pt.2)
13 | a middle-aged man asked us about the Carpenters' house
14 | what the hell?
15 | she; a gone girl
16 | ten rumors about the mute girl and her family
17 | Mom said that she will try
18 | but Mom never trying
19 | the Carpenters' truth
20 | a girl who was slapped
21 | what happen; why Penelope calling?
22 | Julian
24 | stupidity
23 | a big confusion
25 | a stranger
26 | he is the hero, again
27 | Herbert Carpenter
28 | she said she really sorry for her father
29 | the day with them
30 | a ticket, to Iceland
31 | me, and the sun, and the girl-who-will-go to reach her dream
32 | the truth, but not the whole truth
33 | the truth happened later, i think it's the end
34 | too late to say goodbye
35 | everything's back to normal, like when the girl has not come yet
36 | new neighbor, isn't it?
37 | yeah, they are gone
38 | a diary
39 | page 1, 30 November
40 | page 2, 3 December
41 | page 3, 10 December
42 | page 4, 12 December
43 | page 5, 15 December
44 | page 6, 28 March
45 | page 7, 30 March
46 | page 8, 31 March
47 | page 9, 3 April
48 | page 10, 30 May
49 | "nothing ever goes away..."
50 | "...until it teaches us what we need to know."
[ author's note ]

epilogue

1.9K 238 43
De fibiway

Lima tahun berlalu, di sebuah rumah kecil yang jauh dari perkotaan, seorang gadis sedang menyuapi ibunya yang duduk-duduk di kursi teras depan rumah sambil menikmati sore yang kian meredup. Sup jagung yang ada di mangkuk yang dipegang gadis itu perlahan mendingin, padahal tadinya sup itu masih panas karena langsung dituang ke mangkuk dari kompor. Sesekali, gadis berambut cokelat itu mencaci ibunya sebab wanita itu sulit sekali diajak kerjasama untuk membuka mulut; untuk makan. Karena geram, gadis itu berdiri, meletakkan mangkuk sup jagung dengan asal ke meja, meninggalkan ibunya yang duduk diam terus membungkam mulut.

Gadis tinggi semampai itu melangkah cepat ke kamarnya yang terdapat di sisi kiri lorong. Awalnya, ia kira kali ini akan bisa menahan diri, namun ternyata ia salah. Takdir memang harus berkata sedemikian pahitnya ketika gadis itu harus terjebak di dalamnya. Kenangan pahit membuat ia terisak pelan dalam bisikan. Meskipun ia tahu kalau ia menangis sekeras apa pun orang tidak akan mendengarnya karena rumah mereka yang jauh dari perkotaan, gadis itu tetap berusaha bertahan agar tidak ada sebuah suara pun muncul dari mulut sebab tangisnya.

Lima tahun berlalu, lima tahun lamanya ia terus tersiksa melihat ibunya sendiri seperti itu. Dua orang di rumah itu sama-sama hidup dalam penyesalan. Ketika sang gadis menyesalkan ibunya yang telah berubah tidak waras karena depresi, sebelum itu, ibunya sempat menyesali takdir.

Takdir telah terjadi lima tahun lalu, ketika wanita berusia tiga puluh tahunan dan anak gadisnya yang berusia tujuh belas kembali ke negeri ini, pulang dengan keterpaksaan ketika negara di benua Amerika sana tidak lagi menghendaki mereka berdua. Begitu keluar dari bandara, sang ibu membeli tiket keberangkatan kereta menuju ke sisi lain kota. Karena rumah mereka yang dulu letaknya jauh dari pusat keramaian kota dan hampir berada di perbatasan, kedua ibu dan anak itu harus berjalan kaki untuk menuju ke sana. Rumah itu juga dulunya tempat keluarga mereka tinggal, ketika keempat anggota keluarga masih bersama, saat sang kepala keluarga sedang sibuk-sibuknya menjadi penyair, menyelesaikan buku pertamanya.

Beberapa hari tinggal di rumah lama, kedua ibu dan anak gadis itu tidak pernah kembali seperti dulu lagi. Ibunya tetap merindukan Aimee, yang sejatinya adalah saudara kembar Julia.

Kenyataan yang paling mengerikan adalah ketika kau menyadari ibumu sendiri tidak menghendakimu berada di sampingnya dan malah menghendaki saudara kembarmu sendiri di luar sana, padahal, hari itu, mereka belum tahu di mana Aimee tinggal bersama ayahnya dan ibu tirinya yang baru.

Dua hari pertama, Olivia Carpenter tidak jarang mengabaikan Julia—salah satu anaknya yang tidak dapat bicara—karena wanita itu terlalu merindukan Aimee hingga waktu itu. Lalu, hari berikutnya, Olivia memutuskan pergi ke kota, mencari mantan suaminya dulu. Olivia memang tidak mengajak Julia ikut bersama, namun dibiarkannya gadis itu menyertainya ke kota meskipun ia tahu, tidak ada gunanya juga membawa gadis bisunya pergi.

Sebuah keajaiban tahu-tahu datang atas keikutsertaan Julia sebab gadis yang tidak bisa bicara itu rupanya mengetahui alamat rumah ayahnya. Julia mengirimkan surel kepada Aimee melalui alamat surelnya yang lama (yang ternyata masih digunakan Aimee). Rupanya, Aimee tidak segan membalas dan mengirimkan alamat rumah mereka saat itu. Jadi, datanglah Olivia dan Julia ke alamat yang dikirimkan Aimee.

Mereka bertemu Aimee, serta George dan istri George. Olivia memaksa agar Aimee tinggal bersamanya dalam beberapa hari. Hanya saja, Olivia memang mendapatkan apa yang ia inginkan namun dengan syarat, Julia harus tinggal. George tidak terima jika kedua putrinya tinggal bersama Olivia sementara ia sendiri tidak diberi kesempatan untuk bersama putrinya. Tidak ada pilihan lain selain melakukan pertukaran hak asuh sementara. Memang tidak ditentukan berapa lama Olivia dan George berkesepakatan bertukar hak asuh, hanya saja, itu tergantung dari mereka sendiri-sendiri apakah meminta putrinya ditukar kembali atau tidak.

Olivia memang bahagia bisa melihat anaknya Aimee (dan bukannya Julia) kembali hidup bersamanya setelah sekitar dua tahun lamanya berpisah. Aimee pun tidak keberatan jika harus tinggal di rumah lama mereka di rumah kecil dekat perbatasan. Namun, lain halnya ketika Julia merasa kesepian di dalam apartemen ayahnya yang mewah itu. George memang ayah kandungnya. Hanya saja, kini disadari bahwa sesuatu telah berubah dari diri ayahnya. Julia merasa asing tinggal di rumah itu. Suara George memang terdengar sama; ada semacam ciri khas tersendiri yaitu sebuah kelembutan dalam nada bicara ayahnya yang dikenali sejak dulu. Namun, ketika George bicara pada Julia, Julia tidak mendapati ayahnyalah yang berbicara, melainkan, seperti orang lain yang ada di hadapannya. Ya, George kini telah berubah. Tidak lagi suka mengajak Julia bercanda dan berbasa-basi ketika makan malam seperti yang dilakukannya dulu, tidak lagi mengecek Julia ke kamar sebelum gadis itu tidur seperti yang sering dilakukannya dulu, serta George tidak lagi menjadi penyair.

Julia mengetahui ayahnya tidak lagi menulis puisi-puisi ketika gadis itu menyelinap ke ruang kerja ayahnya. Gadis itu membuka semua loker, mencari-cari tulisan tangan ayahnya (barangkali masih ada coretan-coretan syair), bahkan membuka komputer ayahnya, namun nihil. Kebanyakan, yang ia temukan hanyalah berkas kerja serta sertifikat kepemilikan saham atau tanah. Tidak ada puisi-puisi, tidak ada lagi sajak-sajak, dan tidak ada seorang ayah penyair.

Tidak ada ayahnya yang dulu.

Pada titik itu, ia tahu sesuatu. Tidak ada yang menginginkan kehadirannya di dunia ini. Ya, siapa pula yang menginginkan seorang anak tidak bisa bicara? Tidak ada. Jika Julia membayangkan menjadi orangtuanya sendiri pun, mungkin ia tidak akan mau dengan dirinya sendiri, yang cacat dari lahir. Semuanya hanyalah tentang Aimee, yang sempurna dan cantik, tidak seperti dirinya.

Di suatu waktu, ia merencanakan dirinya menghilang. Bayangan mengiris pergelangan tangannya sendiri sudah ada di pikirannya sejak ia menyadari bahwa ayahnya tidak lagi menyayanginya seperti dulu.

Julia mengambil hari Senin untuk hari kematiannya, ketika ayahnya (dan istrinya) pergi bekerja kedua-duanya. Ia mengurungkan niat untuk mengiris nadi pergelangan tangan karena dirasanya itu cukup menyakitkan.

Alhasil, dua botol penuh pil aspirin dihabiskan Julia dalam dua kali telan. Ia kira cara itu tidak akan berhasil karena bukannya mati, tubuhnya malah mengeluarkan keringat luar biasa derasnya selama beberapa menit. Kemudian, tubuhnya mulai lemas. Julia tidak sanggup lagi berdiri, dan berujung terkulai di lantai. Ia kira cara ini tidak akan berhasil, namun, perlahan pandangannya membuyar, tubuhnya tahu-tahu kejang dan berguncang bukan main, telinganya tiba-tiba berdenging sangat keras dalam tempo yang lama. Begitu ia tidak kuat lagi menahan rasa sakit yang bergejolak dari dalam tubuh, mulutnya perlahan mengeluarkan lendir, memuntahkan cairan putih berbusa. Dan, secepat itu, dalam hitungan menit, tubuhnya berhenti berguncang.

Aimee Whitney dan Olivi Carpenter yang kebetulan pada waktu siang itu telah berada di ruang tamu sebab berkunjung ke rumah George, begitu heran mengapa rumah sebesar itu senyap. Itu adalah kala pertama kali Olivia dan Aimee datang ke rumah George—sejak mereka tinggal berdua—untuk mengantarkan sup ayam yang memang diperuntukkan untuk Julia (karena itu adalah ide Aimee).

Jantung Aimee seolah berhenti berdetak ketika melihat saudara kembarnya sendiri telah berada di lantai kamarnya, tidak bergerak sedikitpun. Pikiran-pikiran negatif berkecamuk sewaktu ia menyadari mulut Julia berbusa putih. Aimee menangis sejadinya. Gadis itu meraung keras seraya mendekap tubuh saudara kembarnya yang sudah benar-benar dingin. Aimee meraung lagi, memanggil Olivia Whitney yang langsung memasuki ruang tidur itu.

Wanita itu histeris ketika mendapati Aimee mendekap tubuh seorang gadis. Julia, ia tahu benar itu adalah Julia. Melihat Julia terkulai lemas tak berdaya, Olivia merebut paksa tubuh putrinya dari Aimee sementara Aimee langsung menyingkir sambil terisak. Langsung ia tekankan kedua telapak tangannya ke dada Julia. Berkali-kali ia lakukan itu dengan perasaan yang tidak beraturan. Amarah bercampur kecewa, lalu perlahan berubah menjadi penyesalan yang mengalir melalui air mata di pelupuk matanya. Julia ... Olivia tidak percaya, di balik sikap diam, tenang, dan penurutnya Julia, tersembunyi sebuah rahasia besar. Sebuah titik terendah dan menyakitkan sehingga mampu membuat gadis itu memutuskan mengakhiri hidupnya. Dan yang paling menyedihkan adalah, Olivia tidak pernah mengetahui hal itu. Olivia terlalu egois, mementingkan hidupnya sendiri. Ia terlalu muluk-muluk menginginkan kehadiran kesempurnaan tubuh Aimee dalam jiwa Julia. Olivia jadi ingat, ia sering memaksa Julia untuk menjadi orang lain yang  bukan dirinya ketika kenyataannya ia hanya mempunyai seorang Julia yang benar-benar Julia, bukan Aimee. Olivia begitu salah dalam tindakannya selama ini. Saat itu, akhirnya Olivia sadar, yang sebenarnya ia sayangi adalah Julia sendiri, bukan Aimee. Bukan Julia yang dipaksa-paksa untuk menjadi Aimee.

Olivia Carpenter terus melakukan hal yang sama; mencoba menekan dada anaknya agar tetap hidup, sesekali mengecek nadinya, lalu mencoba lagi dan lagi. Menyadari apa yang dilakukannya sia-sia, kali ini ia berganti ke sisi perut, menekannya sekuat tenaga seperti yang ia lakukan sebelumnya. Hanya saja, tidak ada tanda-tanda pergerakan dari tubuh Julia selain guncangan yang diciptakan Olivia sendiri terhadap tubuh yang telah mati itu. Begitu lengan Olivia berhenti menekan ke permukaan perut Julia, tubuh gadis malang itu juga ikut berhenti. Sudah tidak tersisa harapan; Julia telah pergi, secepat itu.

---

Satu hari kemudian, pemakaman dilaksanakan. Beberapa keluarga hadir menyertai upacara, juga ada pula rekan kerja George Whitney dari luar kota. Semua orang penuh dengan wajah berkabung, ekspresi penuh kesedihan yang menyertai, merasa tidak menyangka mengapa seorang gadis berusia tujuh belas tahun pergi secepat itu dengan cara yang tragis dan tidak semestinya. 

Hidup mempunyai pilihannya sendiri. Baik atau buruknya hidup tergantung dari pilihan kita, apakah kita memilih untuk terus berjuang dengan penuh rasa sakit atau memilih pergi begitu saja. Setiap orang punya caranya sendiri-sendiri untuk menenangkan rasa sakit dalam tubuh mereka, bahkan menghilangkan kesedihan itu dengan ceoat meskipun orang itu tahu bahwa masih ada kesempatan yang menyertainya jika ia memilih untuk tetap berjuang.

Untuk menyamarkan rasa sakit agar tidak meluas ke individu lain, setiap orang juga mempunyai pilihan sendiri-sendiri untuk menutupi rahasia hidup yang menyakitkan. Maka pada waktu Aimee mendapati seseorang telah mengirimkan surel ke ponsel saudaranya, Aimee memutuskan untuk menutupi rahasia mereka. Hal itu dilakukannya, semata-mata agar orang lain tidak ikut serta terlibat dalam kesedihan yang amat menyakitkan. Maka, Aimee mengambil kesempatan untuk membalas surel itu, menjelaskan bahwa saudaranya telah tiada dengan cara yang normal, bukan dengan cara yang tidak wajar. []

-END-

Hiksdds:'))

Continuă lectura

O să-ți placă și

400K 44.8K 32
[Pemenang Wattys 2023] [Pilihan Editor Wattpad pada Juni 2022] Waktu Cassandra dapat tawaran untuk membimbing anak magang, dia pikir tidak akan ada m...
ARGALA De 𝑵𝑨𝑻𝑨✨

Ficțiune adolescenți

5.1M 215K 52
On Going ❗ Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
Prelude De Lotary

Ficțiune generală

119K 9K 49
[Paraseries Book #1] [Status: COMPLETED] [Rating: PG] Hidup Rosie Zoule tamat setelah ia dinyatakan tak lulus sekolah menengah. Gelarnya sebagai sisw...
17.6K 5.5K 33
London, 2045. Dibantu robot-robot dengan kecerdasan buatan, orang-orang berusaha membangun kembali kehidupan mereka setelah diluluhlantakkan oleh ben...