Another [KookV] (On Hold Dulu...

Par siminionz

21.6K 2.5K 247

Mereka berbentuk seperti manusia Mereka berbentuk seperti teman Mereka sangat dekat bagaikan teman Mereka ber... Plus

00 Help
1st - A Scary Black Shadow
2nd - Sweet or Sweat Night?
3rd - Nightshift
4th - Piece of Body
5th - Weird Jungkook
6th - He's REALLY Gone
7th - New Comer
9th - Wall
hello there....

8th - Jimin

1.3K 199 44
Par siminionz

Tempatnya gelap, langitnya gelap, jalanan beraspal kosong dan sepi, pohon-pohon bergerak kencang seakan ada badai padahal yang dirasakan Taehyung hanya aura panas tanpa angin kencang. Dari segala arah, suara desisan terdengar.

"S-siapapun, apa ada orang?" Taehyung melangkah dengan kakinya yang bergetar hebat.

Dunia apa ini? Apa ini tempat asal Jungkook?

Taehyung terus melangkah tanpa tahu kemana sebenarnya ia harus pergi. Ia tidak yakin ada tempat aman. Sesekali ia menoleh kebelakang, kosong melompong diseluruh jalan lebar ini.

Diujung terlihat sebuah cahaya-tidak hanya satu, tapi banyak. Semakin Taehyung berjalan kearahnya, semakin banyak cahaya seperti kunang-kunang. Namun semakin Taehyung dekat dengan cahaya itu, yang ia lihat bukanlah ribuan ekor kunang-kunang melainkan lampu-lampu dari rumah warga. Ini perdesaan.

"Kau sedang apa?" seseorang dari belakang bertanya, membuat Taehyung membalikkan tubuhnya kaget. "Kenapa kau mengendap-endap seperti itu?" Pria dengan rambut hitam legam dan mata sipit menatap Taehyung dengan curiga.

"A-aku... tidak tahu." Taehyung bergetar hebat melihat pria yang kini mengambang dari aspal sekitar tiga puluh senti.

Pria itu tadinya mengira bahwa Taehyung memang pendek, tapi saat melihat kearah kaki Taehyung, "Kau manusia?" dengan ragu Taehyung mengangguk. "Bagaimana? Bagaimana bisa manusia datang kesini? Kau-"

"Ada apa Yoongi-ya?" suara wanita yang terdengar seperti sudah tua dari sebuah rumah yang Taehyung belakangi menginterupsi pembicaraan.

Taehyung yang mengenal suara itu walau sudah lewat lama sekali, lantas ia menoleh. "K-kau?!" mata Taehyung langsung melihat kaki dari Nenek itu. "Ada apa dengan dunia ini sebenarnya?"

"Kau masuklah." Pria yang dipanggil Yoongi menarik Taehyung untuk masuk ke rumah dimana Nenek itu berdiri didepannya. Namun Taehyung dengan cepat melepas tarikan Yoongi ditangannya. "Kau tidak bisa diluar sini. Kami warga biasa tidak bahaya, tapi keluarga kerajaan yang memiliki garis keturunan dengan kekuatan mengalir pada darah merekalah yang berbahaya. Kau tidak bisa diluar saja kalau mau hidup."

Taehyung diam mencerna maksud dari pria yang dilihat dari postur tubuhnya, sebenarnya pendek. "Apa maksudmu?"

"Sudah kubilang, masuk dulu." kali ini Taehyung menurut dan ikut saat Yoongi menarik Taehyung untuk masuk kedalam rumah yang besarnya tidak seberapa.

Kini Taehyung sudah duduk dengan hangat disofa tua yang jika bergerak sedikit akan terdengar suara derik per dan karet dari dalam sofa. Rumah yang hanya diterangi oleh lampu berwarna oranye membuat kesan sunyi semakin pekat. Terlebih sepinya diluar sana hanya ada suara angin dan jangkrik mengiringi detak jantung Taehyung yang tidak bisa dikontrol.

"N-nenek. Kau nenek itu, iya kan?" Taehyung menatap nenek tua dihadapannya dengan mata bergetar dan berair menahan takut. Perutnya sudah mual ingin mengeluarkan seluruh kegugupannya dalam bentuk muntahan. Rasanya Taehyung ingin menangis mengingat ia satu-satunya manusia disini.

"Bagaimana kabar lorong itu?"

"Kau- kalian ini sebenarnya apa?!" Taehyung menjawab dengan pertanyaan balik. Suaranya bergetar diakhir.

Pria yang tadi dipanggil Yoongi itu menatap Taehyung tidak suka. "Bisa kau lebih sopan? Bukannya manusia disana disekolahkan? Apa disekolahmu didunia manusia sana tidak diajarkan sopan-santun?" Taehyung langsung saja duduk semakin kepinggir dengan ditatapnya oleh pria itu.

Sunyi untuk beberapa menit. Waktu disini sama seperti dunia dimana Taehyung seharusnya. Hanya saja, disini selalu gelap-atau memang perbedaan waktu 12 jam yang membuat perbedaan hanya pada siang dan malamnya saja.

Selagi kesunyian menguasai waktu, Taehyung mengambil kesempatan untuk mengalihkan rasa takutnya dengan memperhatikan sekitaran sisi rumah ini.

Barang-barangnya sama seperti milik manusia didunia sana. Hanya saja, penataan barangnya lebih terlihat seperti rumah kayu di daerah Amerika pada zaman belum canggih.

"Chernobog." Nenek tua itu langsung menjawab pertanyaan Taehyung tanpa basa-basi lagi. "Nama itu hanya untuk para pemilik kekuatan besar. Pemilik kekuatan itu hanya orang-orang yang memiliki garis keturunan dari kerajaan. Sedangkan kami yang hanya memiliki kekuatan 10% dari Chernobog disebut sebagai Chernos."

Taehyung langsung mencerna seluruh penjelasan Nenek itu tentang siapa mereka. "Kekuatan kalian sebatas mana?" Taehyung sudah mengganti mode takutnya menjadi penasaran.

"Hanya terbang seperti ini, telekinesis, teleportasi dan sebagainya. Manusia juga biasa melakukannya dengan kekuatan yang disebut sulap bukan? Sebenarnya itu bukan sulap. Tapi merekalah Chernos atau lebih tepatnya setengah Chernos." Yoongi ikut menjelaskan sambil kembali berdiri dari duduknya untuk menunjukkan aksi terbangnya.

Taehyung sudah tidak terlalu terkejut. Sudah banyak pengalaman yang lebih mengejutkan dari ini semua.

"Itu artinya Jungkook keluarga kerajaan?" Taehyung berbisik pada dirinya sendiri, tidak ada yang mendengar saking kecilnya bisikan Taehyung.

"Kami tidak berbahaya. Kami tidak bisa memakan jiwa manusia. Makanan kami sama seperti kalian. Karena itu kami juga hidup didunia kalian untuk mencari nafkah. Seperti yang kau lihat, dunia ini selalu gelap, tidak ada tempat untuk berternak." pria yang sekarang lebih pendek dari Taehyung kembali berbicara.

Makan jiwa manusia? Maksudnya, hanya keluarga kerajaan yang memakan jiwa manusia? Artinya, Jungkook juga memakan jiwa manusia? Artinya, Jungkook benar-benar yang membunuh korban disana? Lalu, Bogum dan pelaku mutilasi anak bawah umur itu? Mereka juga keluarga kerajaan?

"A-aku tidak mengerti." tiba-tiba saja Taehyung bersuara lagi setelah beberapa menit diam.

"Apa yang kau tidak mengerti? Orang yang saat itu bersamamu juga bukan manusia." Nenek itu bersuara lagi, dengan wajahnya yang terlihat ramah, berbeda dengan pemuda disebelahnya.

Otak yang masih berputar kini dipaksa berhenti untuk mengingat siapa pria yang dimaksud Nenek itu. Jungkook? Jungkook memang benar bukan manusia. Tapi ia dan Jungkook tidak pernah bertemu Nenek ini saat sedang bersama. "Siapa-"

Brak!

"Taehyung!"

Matanya tak pernah berhenti menatap pria pendek berambut hitam lainnya yang kini sudah basah keringat diseluruh tubuhnya. Terlebih saat pria itu memeluk Taehyung erat. "J-jimin-apa ini?"

"Aku khawatir orang itu-"

"Jimin, jelaskan. Apa ini?" Bukan Taehyung yang menuntut Jimin. Melainkan Yoongi yang kini menatap tajam pada Jimin yang sudah melepaskan pelukannya dari Taehyung. "Kau yang membawanya kesini? Bagaiman-"

"Dia Chernobog." Wajah ramah berkeriputnya tak pernah berubah saat berbicara tentang apapun. Jimin pun menundukkan kepalanya saat Taehyung menatapnya tak percaya.

Jadi Jimin memiliki garis keturunan dari kerajaan? Bahkan Yoongi yang sudah mengenalnya dari kecil tak pernah tahu itu. Apalagi Taehyung yang sudah kenal Jimin dari tahun pertama mereka bertemu sebagai pemula di kepolisian.

"Sungguh, Jimin? Selama ini?" Suara Taehyung kembali bergetar. Ia mengambil jarak semakin pinggir sofa, menjauhi Jimin dengan perasaan takutnya.

Jimin yang sudah ia kira sahabat selama kurang lebih lima tahun itu ternyata orang yang seharusnya ia takuti. Kalau Jimin bukan dari keturunan yang dimaksud Nenek itu, Taehyung akan menerimanya walau berat. Tapi ini? Taehyung masih belum percaya.

"Bagaimana bisa? Seribu tahun lebih, Nek. Aku hidup dengannya dari aku baru lahir. Bukannya kami saudara?" Pria bernama Yoongi itu juga masih belum percaya, sangat tidak percaya, Taehyung pun lebih kaget saat Yoongi menyebutkan lama tahun mereka bersama. Mereka bisa hidup selama itu tapi masih terlihat muda?

"Lalu yang kau bilang orang tuamu meninggal? Jimin, jelaskan!" Taehyung tidak menangis, hanya saja matanya memanas dan sedikit terlihat berair.

Bukannya menjawab, Jimin memandangi Neneknya. Seakan meminta untuk Nenek itu yang menjawab. "Dia memang saudaramu, Yoongi. Ibu kalian memang bersaudara. Tapi Ayah kalian tidak bersaudara dan dari kalangan yang berbeda."

"Artinya Jimin keluarga kerajaan?"

Nenek itu mengangguk santai. "Sayangnya Ibu Jimin tidak memiliki ikatan pernikahan dengan Ayah Jimin, mereka hanya bertemu sekali. Jadi mereka tidak pernah tahu bahwa ada Jimin, ada satu bagian keluarga yang seharusnya bagian dari mereka."

"Artinya Jimin bisa memakan jiwa manusia?" Kini Nenek itu tidak menjawab pertanyaan Taehyung dalam bentuk apapun, baik itu mengangguk atau berbicara.

Tidak mendapatkan jawaban dari Nenek atau saudara Jimin, Taehyung menoleh pada orang yang sedang mereka bicarakan saat ini. "Jelaskan."

Jimin menggeleng tegas. "Ada yang lebih penting dari diriku saat ini." Kedua alis Taehyung menyatu sempurna. "Aku membawamu kesini karena satu alasan penting. Yang jelas, saat ini kau harus tinggal disini. Tenang saja, Nenekku akan merawatmu."

Kini giliran Taehyung yang menggeleng tegas. "Tidak. Aku yakin kau sudah tahu Bogum juga sejenis dari kalian dan dia juga pasti saudaramu, Iya kan Jimin? Jungkook juga. Kalian pasti saling tahu kalau kalian sejenis. Hanya saja mereka tidak tahu kau juga bagian keluarga mereka. Tapi aku tahu kalau kau tahu bahwa orang itu berbahaya."

Jimin diam. "Kau pasti sudah tahu kalau tubuh mereka dibawa oleh Bogum. Iya kan?"

Masih sunyi hingga beberapa menit. Jimin bangkit berjalan selayaknya manusia menuju meja dan menuang air untuk diminum dirinya sendiri.

"Kubilang ada yang lebih penting, kan? Dia lah yang lebih penting. Taehyung, kau tidak boleh berurusan dengannya lagi. Kau diam disini dulu, jangan kemanapun. Karena kau tidak bisa kembali keduniamu tanpa aku yang mengantarmu." Jimin kini berdiri dihadapan Taehyung dan membuatnya menenggak, melihat wajah Jimin diatasnya.

"Kukira dia tidak akan terang-terangan padamu. Jika dia sudah seperti itu, dia tidak akan mungkin membiarkanmu hidup. Dia hanya menunda untuk membunuhmu. Jadi kau harus tetap disini."

Dengan begitu, Jimin keluar dari rumah tua itu dan entah kemana. Menyisakan tiga orang dengan dua orang pemuda yang masih tercengang dengan apa yang baru mereka ketahui. "Nenek, jelaskan lebih rinci. Kenapa dia bisa jadi bagian Chernobog?"

°°°

Seperti sudah terbiasa, hampir seminggu Taehyung menjalani kehidupan disini dengan membantu Nenek yang pernah ia temui beberapa bulan lalu.

Jimin selalu datang saat waktu menunjukkan jam 10 malam di dunia manusia -disini tidak terlihat apakah ini siang atau malam. Taehyung pun tidak pernah protes karena sudah dibawa kesini tanpa persetujuannya. Karena ia cukup setuju dengan apa yang akan terjadi jika ia tetap berada didekat Bogum.

Ia hanya protes pada Jimin yang tidak bercerita soal dirinya yang bukan manusia, soal dirinya mengenal Jungkook sudah lama, dan mengetahui semua kejahatannya.

Berbicara tentang Jimin, Nenek yang Taehyung tahu sebagai Nenek Jimin itu bercerita tentang Jimin dan orang tuanya.

Sekitar 1200 tahun lebih yang lalu, Jimin lahir dari wanita biasa. Hanya saja, Ayah Jimin bukan dari kalangan biasa. Orang tua Jimin bertemu disebuah restoran dan mereka menghabiskan waktu malam bersama. Paginya, orang yang tidur bersama Ibu Jimin sudah pergi.

Yang Nenek Jimin ketahui, beberapa bulan setelah Jimin lahir, Ibu Jimin sudah meninggal dengan lubang didadanya.

Dan yang Nenek Jimin ketahui dari apa yang Ibu Jimin ceritakan sebelum wanita itu meninggal, pria yang menjadi Ayah Jimin adalah Raja yang saat itu sedang mabuk dan membawa Ibu Jimin kesebuah tempat untuk bermalam.

Jadi, jika saja malam itu Ibu Jimin bisa untuk memberontak, Jimin bisa saja tidak disini.

Tapi, entah Raja dari bangsa Chernobog itu tahu pasti tentang Jimin atau tidak, yang jelas, pasti ada alasan kenapa Jimin tetap dibiarkan berada disini kalau memang sang Raja tahu tentangnya. Jika ia memang tidak tahu, maka Jimin selamat.

Tidak hanya tentang Jimin, Nenek itu juga menceritakan tentang ukiran ditembok lorong disana saat Taehyung bertanya. Ukiran itu adalah pintu menuju dunia tempat mereka berada sekarang-itu alasannya Jimin melarang dirinya agar tidak menyentuh ukiran tersebut.

"Kau punya rumah disini, kenapa kau malah menjadi gelandang disana?"

"Karena aku bosan."

"Hanya itu?" Taehyung mengerjap tak percaya.

Angguknya santai. "Hanya itu. Dan karena aku melihat kau, tiba-tiba saja aku melihat sesuatu tentangmu."

"Kau bilang, kau hanya kaum biasa yang tidak punya kekuatan besar." Taehyung protes tentang apa yang didengar olehnya beberapa hari lalu.

"Itu bukan kekuatan besar. Lagi pula, aku mendapatkannya bukan dari lahir melainkan aku melatihnya. Aku tidak pernah melakukannya lagi sejak aku melihat kematian anakku yang mengerikan, sedangkan aku tidak bisa melakukan apapun saat itu."

Taehyung belum puas dengan semua jawaban itu, "Lalu kau tahu tentang pembunuhan disana?" Nenek itu menggeleng. "Sepertinya benar dugaanku, mereka bisa memanipulasi pikiran dan mengendalikan siapapun."

Akhirnya mereka melanjutkan kegiatan mereka dirumah dengan penerangan minim disini. Suara desis ular dan berbagai serangga terdengar jelas ditengah sunyi.

"Kau sedang sibuk?"

Taehyung baru saja selesai membantu si Nenek untuk menyiapkan makan malam, pria bermata sipit -yang sekarang sedang berjalan layaknya manusia biasa- menghampiri Taehyung dan menepuk pundaknya.

Taehyung mengangkat wajahnya membuat ekspresi bertanya. "Bisa bicara sebentar?" Taehyung mengangkat sebelah alisnya. "Ini tentang Jimin." ujarnya sedikit berbisik.

"Ada apa dengannya?" Taehyung mulai tertarik saat mendengar nama temannya disebut.

Yoongi menarik tangan Taehyung untuk menjauh dari Nenek yang sedang mengambil beberapa piring untuk jadwal makan-entah malam atau pagi, Taehyung sudah lupa.

Walau jarak mereka sudah jauh dari wanita tua itu, Yoongi tetap mendekatkan kepalanya pada telinga Taehyung yang membuat si pemilik telinga reflek memundurkan kepalanya. Namun Yoongi menahannya, membisikkan sesuatu yang dapat membuat Taehyung membulatkan matanya sempurna.

"Jimin..."

[tbc]

Makin aneh gitu ga si cerita ini?
Kurang pd nulisnya

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

47.7K 3.4K 50
"Jika ada yang harus berkorban dalam cinta ini, maka itu cintaku yang bertepuk sebelah tangan" - Dziya Idzes "Sekat-sekat ruang yang tertutup layakn...
78.7K 5.1K 68
Why did you choose him? "Theres no answer for choosing him, choosing someone shouldn't have a reason." - Aveline. ------------ Hi, guys! Aku kepikir...
62.4K 5.6K 48
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
98.4K 16.8K 25
Kecelakaan pesawat membuat Jennie dan Lisa harus bertahan hidup di hutan antah berantah dengan segala keterbatasan yang ada, keduanya berpikir, merek...