ORKANOIS (END)

נכתב על ידי KacangMas

17.5K 1.6K 481

Ini adalah kisah yang 'gila'. Bagaimana tidak? Kisah ini bercerita tentang seorang siswa SMA bernama Maraby... עוד

-(00)- Prolog Bab 01 (Maraby)
(01) Bully
(02) Menolong
(03) Orkanois
(04) Masa Lalu
(05) Mehdiard
(06) Sayap Putih
(07) Pedang Slaz
(08) Karena
(09) Aku Datang
(10) Mysteries of the Universe
(11) Berita
(12) Pembantai
(13) Galang
(14) Eksekusi
(15) Korup
(16) Kebangkitan
(17) Mencari
(18) Hujan Sang Penipu
(19) Terjun - [[akhir bab Maraby]]
-(00)- Prolog Bab 02 (Orka)
(01) Raja Orma
(02) 12 Kesatria
(03) Kedatangan
(04) Hellios
(05) Kekuatan
(07) Perang Mehdiard
(08) Keruntuhan
(09) Kiamat
(10) Sampai Di Sini (end)
Epilog -Potongan Semesta
(Bonus Cerita - 01) Lubang Kehidupan
(Bonus Cerita - 02) Satu-Satunya Cara
(Bonus Cerita - 03) Misi Mulia

(06) Duel Angkasa

267 27 1
נכתב על ידי KacangMas

"Kau masih ingat sejarah Duel Angkasa?" tanya Orba di ruang persiapan seraya mengenakan lapisan zirah hitam mengkilap dan membopong senjata favoritnya, palu raksasa.

"Tentu saja, mana mungkin aku lupa. Duel yang berdasarkan sejarah Orkis generasi pertama, pada saat mereka harus berkembang biak untuk pertama kalinya. Perjuangan yang sangat berat melawan cuaca ekstrim dan badai salju kala itu, menyisakan dua orkis bersaudara yang masih bertahan. Nahas, sayap sang adik membeku. Tidak ada pilihan lain, selain sang kakak harus menggendongnya. Si adik mengetahui bahwa mereka berdua tidak akan selamat, hingga akhirnya ia mengorbankan dirinya terjatuh, ditelan badai salju demi menyelamatkan kakaknya agar mencapai puncak pohon Ratu Lidaras. Pengorbanan sang adik adalah pengorbanan yang sangat mulia. Karena berkatnya, Orkis masih eksis hingga saat ini. Dan duel ini diadakan untuk para bungsu putera raja agar berkesempatan menjadi seorang penerus tahta," jelas Orkanois seraya menyiapkan semua senjata yang ia butuhkan ke dalam dadanya.

"Tentunya kau tahu bagaimana cara memenangkan duel ini bukan?" tanya balik Orba.

"Walau duel ini sudah jarang diadakan, tentunya aku tahu bagaimana aturan mainnya. Pertarungan ini diadakan di tengah pohon dan hanya ada tiga cara untuk memenangkannya. Pertama, dia yang paling dulu mencapai puncak kelopak bunga sang Ratu, adalah pemenang. Kedua, dia yang berhasil menjatuhkan lawannya ke darat, adalah pemenang. Ketiga, dia yang mengambil langkah pengorbanan dengan menjatuhkan dirinya tanpa kepakan sayap, sampai menyentuh tanah dan tanpa tersentuh sedikit pun oleh lawannya, adalah pemenang. Namun, jika lawannya berhasil lebih dulu mencapai puncak kelopak bunga sebelum ia mendarat di tanah, maka lawannya adalah pemenang," jawab Orkanois.

"Baik! Kau sudah paham. Dan mari kita buktikan kepada khalayak jika kau layak."

Bangsa Orkis berkumpul di dekat pohon Ratu Lidaras untuk menyaksikan Duel Angkasa antara Orba dan Orkanois. Semarak mereka yang bertengger di dahan pohon begitu menggema, karena saking antusiasnya untuk melihat duel besar masa ini. Raja Orma pastinya turut hadir untuk menyaksikan ajuan duel putera bungsunya kepada Orba, melihat kelak siapa yang akan menjadi penerusnya.

Ketika kedua petarung tangguh sudah bersiap di tengah arena. "Orkanois, menyerahlah! Kau tidak akan bertahan satu detik pun melawan tubuh sang legenda." Para penonton meledeknya.

"Ayo Orba! Aku bertaruh 5000 lembar daun untuk kemenanganmu! Kalahkan 'Kelemahan Planet' dan jadilah raja sejati!" Dukungan kepada Orba mendominasi.

Mereka meluruskan telapak tangan kirinya ke hadapan wajah, sebagai salam penghormatan sebelum bertarung. Memejamkan mata dan menfokuskan indra adalah cara Orkanois untuk mengabaikan diskriminasi yang terlontar padanya. Dan akhirnya suara pukulan ke dahan pohon bergema, sebagai tanda pertarungan sudah dimulai.

"Mengapa kau diam saja? Jangan-jangan kau berpikir untuk mencoba cara 'terhormat'? Menjatuhkan dirimu begitu saja," tegur Orba.

"Tidak. Kemungkinan menang dengan cara itu hanya sekitar 5%. Aku tidak mau bertaruh dengan kemungkinan sekecil itu. Tetapi–" Orkanois melesat dengan cepat dengan pedang kayu tajam di tangan kanannya.

Suara tangkisan yang dihasilkan dari serangannya berdenting keras. Orba cukup kesusahan dan akhirnya bisa melepas serangan itu dengan sedikit turun ke bawah dan memutar badannya seraya menyerang balik, namun Orkanois berhasil menghindarinya.

"Serangan kejutan yang bagus," ujarnya. "Sekarang giliranku!" Orba maju dengan kecepatan tinggi seraya berteriak keras. "Graaaa!"

Serangan palu raksasa seukuran setengah dari badannya, menyerang Orkanois dengan brutal. Penonton merasa heran dengannya, karena Orkanois bisa mengeluarkan senjata lain dalam sekejap, baik itu pedang, kapak, tombak, anak panah, perisai dan senjata lainnya. Namun, semua senjatanya –yang berjumlah lima belas buah– hancur lebur, akibat menangkis serangan kakaknya yang terlihat sangat serius, sampai menyudutkannya ke tengah pohon.

Tersisa di genggaman Orkanois hanya satu pedang kayu yang telah dicampur dengan kristal, dan pedang itu berhasil menembus dada sebelah kiri Orba. Ia mundur dengan pedang yang tertancap di zirahnya. Hening dan heran bercampur di antara penonton, kala melihat Orkanois akhirnya bisa melukai Orba.

Orba berusaha mencabut pedang yang tertancap padanya, Orkanois memanfaatkan celah itu untuk menyerang. Ia tidak lagi melesat ke atas dan memilih menyerang bagian samping kanan. Walau sudah kehabisan senjata, ia masih bisa menggunakan kabel yang ia keluarkan dari balik zirah bagian dada. Kabel itu mengalirkan listrik ke tangan Orba dan membuat genggamannya melemah. Orkanois pun behasil merebut palu raksasa dan ia gunakan untuk memukulnya sekeras mungkin. Orba tidak bisa membalas, karena kabel itu juga membelit sayap, tangan dan kakinya. Karena tidak bisa mengepakkan sayap, akhirnya Orba pun jatuh.

Orkanois merasa usahanya belum cukup, tidak mau menunggu Orba menyentuh daratan es, ia memacu terbangnya menuju puncak kelopak bunga tanpa menoleh ke bawah. Namun, ketika sedikit lagi sampai, tiba-tiba kakinya merasa ada yang menarik. Rupanya itu adalah Orba yang berhasil melepaskan diri dari jeratan kabel dan berhasil menyusul Orkanois dengan kecepatan terbang yang super.

"Kau meremehkanku, hah? Nois!"

Palu yang Orkanois hantamkan malah terlontar dan kini jatuh. Orba melancarkan serangan tangan, kaki, dan ekornya secara bertubi-tubi. Memutar badan, menginjak, menendang dan memukul Orkanois, hingga terdorong ke bawah dan terus ke bawah. Ia terus bertahan, walau sebagian pukulan itu berhasil mengenai tubuh dan kepalanya. Sampai akhirnya ia berhasil menemukan celah dan memutar badannya ke atas, lalu menendang punggung Orba dengan telapak kakinya, hingga Orba pun terdorong ke bawah.

Yugr yang berdiri di dahan bersama deretan bangsawan, merasa kagum atas gerakan serangan baliknya, "Kau memang murid terbaikku, Orkanois. Orbit pasti merasa bangga jika tubuhnya dipakai oleh Orkis sepertimu."

Serangan balik itu tidak berdampak serius padanya. Orba berhasil bertahan dan kembali menyeimbangkan terbangnya.

"Aku bilang, serang aku dengan semua kekuatanmu! Tapi kau ... kau malah meremehkanku. Mengapa kau tidak menggunakan pedang slaz?!? Apa kau sudah merasa lebih kuat dariku, hah? Sudah aku bilang, aku tidak akan menahan diri dan akan menyerangmu dengan sungguh-sungguh!" teriak Orba seraya menyerang balik dengan wajah penuh amarah.

Orba melesat dengan cepat ke atas dan berhasil memukul balik tepat di dagu Orkanois. Hantaman yang sangat keras, hingga membuat Orkanois tidak bisa berkutik. Ia terbang lebih tinggi dan menyerang Orkanois di bagian punggung –percis seperti yang Orkanois lakukan. Namun, hantamannya berkali-kali lebih kuat, hingga membuatnya jatuh dan terus jatuh.

Ketika seharusnya ia menghantam daratan, tidak tedengar suara apa pun, seolah ia menghilang sebelum mencium tanah. Semua penonton, termasuk Raja merasa terheran-heran seraya spontan menengok ke bawah. Hingga akhirnya semua keheranan itu terpalingkan oleh teriakan Orba yang melayang jauh di atas. Mereka semua dibuat terkejut, setelah melihat Orba kehilangan tangan kanannya oleh lingkaran biru yang menempel di dekat lengan.

"Teeporth ... akhinya," ucap Orba menanggapi sambil tersenyum.

Ini adalah pemandangan yang membuat sayap para penonton di sana berhenti mengepak, karena saking terkejutnya. Tetapi, ini bukanlah pemandangan baru bagi penghuni kelas kesatria, jika Orkanois bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lain dalam sekejap.

Kini mereka terlihat melayang dengan sejajar. Ia mendeteksi sinyal serangan dari Orba, lalu membuat banyak lingkaran portal untuk menjebaknya. Namun, Orba berhasil melewati serangan-serangan Teeporth, dikarenakan kecepatan terbangnya yang sangat tinggi, hingga Orba memeluk erat Orkanois. Walau hanya dengan satu tangan, pelukan itu berhasil mengunci pergerakkannya.

Ia berhenti mengepakkan sayapnya dan merungkupnya, lalu membiarkan tubuh mereka terjatuh. "Jadi ... bagaimana kau lepas dari situasi ini? Kau sudah tidak bisa menggerakkan tanganmu untuk membuat portal. Hahahah ... kita akan jatuh bersama-sama," ujar Orba di tengah-tengah terjun bebas.

Kepala para penonton yang awalnya mendongak ke atas, kini semakin turun seiring dengan jatuhnya mereka berdua. "Bugh!" Kepulan salju putih menyambut mereka di daratan.

Semua penonton bangkit untuk melihat siapa pemenangnya. Setelah deburan es itu mulai turun, terlihat Orba sedang menginjak tubuh Orkanois seraya mengangkat tangan kirinya.

Seketika sorak-soray penonton begitu menggema, menyambut kemenangan Orba. Suara kemenangan yang menggaung di seluruh penjuru pohon Ratu Lidaras menandakan begitu hebatnya pertarungan tadi.

<><><>

Beberapa hari berlalu, Orkanois menyambung kembali tangan kanan Orba yang putus dengan kabelnya. Rakyat pun mulai berpikir bahwa ia adalah pejuang yang sangat hebat, dan kekalahannya pada duel itu dianggap sebagai kalah dengan terhormat. Semua usahanya juga membuahkan hasil, ternyata Raja Orma tertarik dengan senjata-senjata buatannya, dan akhirnya ia menyuruh Orkanois mempersenjatai para pasukan dengan senjata rancangannya, termasuk replika pedang Teeporth dari sisik Nadreeg. Dan lagi Orkanois mendapatkan izin untuk menyebarluaskan jaringan kabelnya, agar Orkis dan pasukannya bisa terhubung satu sama lain dengan telepati.

Walau tidak begitu memperlihatkan, Raja mulai menyiratkan kebanggan terhadap Orkanois.

Ada sedikit kendala ketika mencetak senjata-senjatanya, yakni kekurangan sumber panas untuk melebur kulit pohon, kristal, dan sisik Nadreeg. Tetapi itu semua bisa diatasi oleh Raja Orma, ia memfasilitasinya dengan sebuah kristal yang mempunyai panas sendiri, hingga dapat memanaskan tungku untuk melebur bahan baku senjata.

Pembangunan senjata militer ini menggunakan banyak sekali kulit pohon Ratu, banyak yang khawatir dan menentang keputusan Raja akan persiapan perang ini. Namun, Raja Orma berhasil membuat mereka percaya bahwa ini adalah serangkaian cara untuk peperangan besar melawan ras Mehdiard dan mengakhiri mereka seutuhnya, si ras perusak. Belum lagi Nadreeg ada di barisan mereka, hingga kepastian menang sudah berada di tangan.

"Persiapan ini terlalu berlebihan," ujar Orkanois.

"Kau lihat Mehdiard itu?" balas Orba dengan menunjuk Hellios yang sedang latihan meninju tebing besar, bermaksud meruntuhkannya.

"Kau membutuhkan 50 Orkis untuk menjatuhkannya, membutuhkan senjata paling kuat dan tajam untuk membunuhnya. Persiapan kita ini, sebenarnya belum cukup untuk menaklukan ras Mehdiard yang ... tidak bisa diremehkan."

Dan hari itu, ketika hujan es mulai membasahi perbatasan antara daratan hangat dan dingin di bagian Barat, Raja Orma bersiap menyerang dengan 50.000 pasukan bersenjata lengkap di belakangnya. Pasukan yang terdiri dari sebelas ras yang berbeda-beda, ditambah oleh 12 Kesatria yang sudah melewati hari-hari berat di kelasnya, dan seekor naga legenda Nadreeg yang bersiap memporak-porandakan musuh atas perintah Orkanois. Namun rupanya, ras Mehdiard menganggap pernyataan perang itu bukanlah apa-apa, terlihat dengan jumlah pasukan yang mereka kirimkan hanya berjumlah 313 orang saja.

המשך קריאה

You'll Also Like

1.2M 88.5K 36
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...
1.9M 148K 103
Status: Completed ***** Thalia Navgra seorang dokter spesialis kandungan dari abad 21. Wanita pintar, tangguh, pandai dalam memasak dan bela diri. Th...
380K 21.7K 25
KAILA SAFIRA gadis cerdas berusia 21 tahun yang tewas usai tertabrak mobil saat akan membeli martabak selepas menghadiri rapat perusahaan milik mendi...
2.4M 446K 32
was #1 in paranormal [part 5-end privated] ❝school and nct all unit, how mark lee manages his time? gampang, kamu cuma belum tau rahasianya.❞▫not an...