Weddings' Smuggler

بواسطة lyanchan

3M 176K 4.5K

[Sudah tersedia dalam bentuk buku @gagasmedia] Wanda E. Pangestu, meneliti berbagai pesta pernikahan orang as... المزيد

prolog
satu
tiga
empat
lima
enam
tujuh
delapan
sembilan
sepuluh
sebelas
dua belas
tiga belas
empat belas
lima belas
enam belas
tujuh belas
delapan belas
sembilan belas
dua puluh
dua puluh satu
dua puluh dua
dua puluh tiga
dua puluh empat
dua puluh lima
epilog
Our Bundle of Joy
Selena's Effect
Selena's Effect - PROLOG
Selena's Effect - Satu
Selena's Effect - Dua
Selena's Effect - Tiga
Selena's Effect - Empat
OPEN ORDER
WEDDINGS' SMUGGLER PO!
Selena's Effect - Lima

dua

143K 8.3K 103
بواسطة lyanchan

"Tu-tu-tunggu!" pekik Wanda terbata-bata.

Wanda coba melepas genggaman tangan pria asing di sampingnya ini. Semua terjadi begitu cepat. Ia digandeng masuk kembali ke dalam pesta, disambut tepuk tangan dan letupan party popper lalu berjalan di atas karpet merah diiringi lantunan lagu romantis yang akhir-akhir ini selalu didengarnya di setiap pesta yang ia susupi. Semua seperti terjadi dalam satu kali kedipan mata.

Wanda memicingkan mata mencoba memperjelas pandangannya. Pria yang berdiri di sampingnya ini terlihat seperti orang yang sempat ia tebak sebagai pengantin pria tadi. Apa yang pria ini lakukan padanya?

"Siapa Anda?" tanya Wanda cepat sambil memperkuat pijakan kakinya agar tidak terbawa mengikuti langkah tegas Bryant. "Kenapa Anda menarik saya masuk?"

Bryant hanya diam, namun tetap menggandeng Wanda masuk dengan tenaga yang lebih kuat.

"Untuk apa saya naik?!" tanya Wanda panik saat Bryant membawanya ke atas panggung lalu tersenyum pada tamu-tamu yang ada di hadapan mereka. "Apa yang Anda lakukan? Apa maksud semua ini?" tanya Wanda bertubi-tubi.

Wanda melepas paksa genggaman tangan Bryant lalu menamparnya dengan satu kali gerakan cepat. Bahkan dirinya sendiri tidak menyangka akan melakukannya.

Bryant terkejut saat pipinya ditampar oleh wanita di depannya ini, namun sebisa mungkin ia mencoba menjaga ekspresinya. Malahan, Bryant memilih untuk tersenyum bahagia sebelum meraih telapak tangan Wanda lalu dibawanya untuk mengelus pipinya sendiri. Semua itu diakhiri dengan pandangan penuh cinta dan tawa ringan.

Pembawa acara yang tidak melihat interaksi keduanya secara lengkap malah salah asumsi sehingga ia tertawa renyah sebelum menggoda Bryant dan Wanda. "Romantis sekali pengantin kita! Ayo, kita semua tepuk tangan untuk merayakan hari pernikahan raja dan ratu kita!"

Suara tepuk tangan langsung memenuhi ballroom hotel, menutupi suara Wanda yang sedang kebingungan, berusaha memperoleh jawaban dari Bryant. "Ada apa ini? Apa maksud dari ini semua? Saya bukan pengantin Anda, dan Anda pasti sadar itu," kata Wanda cepat.

"Atau Anda benar-benar tidak tahu? Anda tidak bisa mengenali wajah seperti pemeran pria di beberapa drama Korea?" lanjut Wanda dengan asumsi gilanya.

Bryant ingin menyemburkan tawanya, namun ia tahan. Ia hanya menaikkan sebelah alisnya.

Wanda kembali menatap Bryant, mencoba meneliti wajah pria di depannya ini lebih jelas lagi. Pria di depannya ini terlihat tidak asing, tapi yang Wanda yakini pasti adalah ia tidak mengenal, maupun pernah berhubungan secara langsung dengannya.

"Saya akan menjelaskan ini semua kepada Anda," Bryant memberi jeda pada kalimatnya sambil tersenyum tipis, "nanti."

"Tidak!" pekik Wanda cepat. Raut wajahnya berubah panik lalu menarik tangannya dari genggaman tangan Bryant, "saya akan pergi sekarang."

"Tentu. Anda boleh pergi sekarang, tetapi fakta mengenai Anda yang sering menyusup masuk ke dalam pesta pernikahan orang yang tidak Anda kenal akan langsung menyebar saat ini juga," ancam Bryant cepat. Senyum ramah dan pura-pura bahagia masih terpatri pada wajahnya. Hanya Wanda yang bisa melihat raut asli Bryant yang lebih terlihat seperti tengah tersenyum penuh kemenangan.

"Saya tidak pernah seperti itu," dusta Wanda. Ia berusaha menutupi kepanikannya. Bagaimana bisa pria di depannya ini tahu bahwa akhir-akhir ini ia sering sekali menyusup masuk ke dalam pesta pernikahan orang yang tidak dikenalnya? Apakah sejelas itu saat ia menyusup masuk ke dalam pesta pernikahan seseorang? Seharusnya tidak!

Wanda yakin seratus persen, pengantin yang sengaja mengundangnya datang ke pesta pernikahan mereka saja belum tentu ingat akan kehadiran Wanda. Bagaimana dengan pengantin yang pesta pernikahannya Wanda susupi?

"Kalau begitu," jawab Bryant santai. Ia menaruh kedua tangan di belakang punggung, membiarkan Wanda lepas dari genggamannya sehingga bisa berjalan mundur selangkah dari dirinya. "Satu langkah lagi maka fakta bahwa Anda memasukkan amplop senilai lima puluh ribu di pesta mewah para pejabat tinggi negara akan menyebar?"

Wanda membuka mulutnya, ingin membantah semua omongan Bryant namun tidak bisa. Wanda menutup matanya lalu mencoba untuk berpikir lebih cepat lagi dari biasanya. Ia menghembuskan napas kasar, lalu memantapkan tatapannya pada Bryant, "Anda." Ditajamkan tatapannya, "Bukannya yang ada dalam situasi di ujung tanduk adalah Anda? Tidak sepantasnya Anda mengancam saya."

Bryant tertegun, namun masih tetap menjaga ekspresinya. "Saya? Saya tidak sedang ada di ujung tanduk, tapi Anda sendiri." Bryant mengangkat kedua bahunya lalu tersenyum tipis.

"Saya juga tidak sedang berada di ujung tanduk. Silakan ungkapkan apa yang baru saja Anda gunakan untuk mengancam saya, karena itu tidak akan berpengaruh apa-apa terhadap diri saya. Tidak akan ada yang percaya dan tidak akan ada yang peduli karena saya bukan orang berkedudukan tinggi serta penting di mata masyarakat. Benar-benar tidak ada ruginya."

Benar. Wanda mencoba menenangkan pikirannya. Ia hanya akan malu satu hari, setelah itu tidak akan lagi. Atau yang paling parah, tidak bisa tidur satu minggu. Tapi tidak apa, setelah itu tidak akan ada orang yang mengenalnya lagi, semua berita tentang dirinya akan dilupakan begitu saja. Benar. Benar. Benar tidak penting.

Bryant mengangkat sebelah alisnya. "Anda yakin?"

"Tentu, saya yakin seratus persen. Malah yang akan malu adalah Anda, pengantin pria tanpa pasangan," ancam Wanda, setelah itu ia tersenyum tipis tanpa memiliki niat untuk memprovokasi.

"Kalau begitu, saya akan mengatakan semuanya," kata Bryant santai, "saat ini juga. Bukannya pada akhirnya kita akan sama-sama malu, hm?"

"Silakan."

Setelah dipersilakan seperti itu oleh Wanda, Bryant tetap tidak membuka mulutnya sama sekali. Ia terdiam di posisinya saat ini, mengabaikan pembawa acara yang meminta mereka untuk duduk.

"Supaya kita tidak sama-sama malu, kita harus saling tolong-menolong dalam menjaga rahasia satu sama lain," kata Bryant setelah mendapatkan jalan keluar yang lebih baik, negosiasi. Sepertinya ia akan rugi lebih banyak jika beritanya muncul di permukaan. Bukan sepertinya, tapi pastinya, pastinya ia akan rugi.

"Anda memerlukan bantuan saya?" tanya Wanda sambil menunjuk dirinya sendiri, "setelah Anda menuduh saya suka menyusupi pernikahan orang asing?"

"Saya tidak pernah berkata seperti itu," kata Bryant, pura-pura tidak tahu.

"Jika Anda berpura-pura tidak tahu, maka saya juga akan berpura-pura tidak tahu," kata Wanda cepat. Selamat tinggal kecemasan!

"Iya, kita hanya akan duduk diam selama dua jam ke depan. Setelah itu saya akan melupakan apa yang saya lihat dan tahu tentang Anda, dan akan sangat berterima kasih," kata Bryant.

"Tentu, berterima kasihlah dengan melepaskan saya setelah dua jam ke depan. Dan berpura-puralah tidak mengenal saya," sahut Wanda. "Setelah itu, segera cari istri Anda. Good Luck! "

Bryant membimbing Wanda duduk di atas sofa, setelah itu mereka ada dalam pikiran masing-masing. Sibuk menstimulasi apa yang akan terjadi selanjutnya pada diri mereka.

"Apa yang sedang dia lakukan?" tanya Wanda saat melihat Tony tengah berbisik pada pembawa acara. Mereka berdua terlihat sangat serius membuat Wanda merasa gugup. Ia takut ada hal yang ia tidak ketahui atau setujui akan terjadi dan berakhir merugikannya.

"Dia sedang melakukan hal yang harus dia lakukan," jawab Bryant acuh. "Tidak usah khawatir," tambahnya.

"Seperti apa?" tanya Wanda lagi. Kali ini bola matanya bergerak mengikuti pembawa acara yang sedang berjalan menuju bagian tengah panggung, tepatnya di depan mereka berdua.

Pembawa acara berdeham lalu berkata, "Apakah para tamu yang kami hormati merasa bosan?"

Kerutan muncul di kening Wanda. Bagaimana bisa seorang pembawa acara menciptakan suasana seperti itu? Wanda tidak pernah melihat seorang pembawa acara menanamkan pikiran negatif pada tamu. Astaga!

"Saya ingin meminta raja dan ratu kita untuk membantu menghibur Anda sekalian," lanjutnya sambil membalikkan badan untuk bertatapan dengan Wanda dan Bryant. Senyum di wajah pembawa acara itu benar-benar lebar serta tulus.

Wanda segera menatap Bryant. Ia menggunakan tatapannya untuk menanyakan maksud dari perkataan pembawa acara. Dasar pria yang hanya ingin untung sendiri!

"Seperti ini." Jawaban Bryant atas pertanyaannya tadi benar-benar terlambat dan tidak membantu apa-apa. Wanda benar-benar menyesal karena sudah memutuskan untuk membantu pria tak tahu diri ini. Niat membantu bukannya untung malah buntung.

"Saya tidak mau." Wanda melipat kedua tangan di depan dada, menolak membantu Bryant, lagi.

"Saya pastikan ini adalah permintaan tolong saya yang terakhir. Saya tidak akan merepotkan Anda lagi. Membantu tidak boleh setengah-setengah," kata Bryant sambil meraih telapak tangan Wanda yang kaku dan dingin. "Demam panggung?"

Wanda hanya mendengus lalu ikut berdiri, ia sengaja menginjak kaki Bryant untuk mengurangi rasa kesalnya.

"Injaklah sampai Anda merasa puas," pasrah Bryant. Ia akan melakukan satu hal gila lagi, yaitu mengalah, agar wanita di sampingnya setuju.

"Saat ini, saya akan memberi pertanyaan singkat kepada pasangan pengantin. Saya yakin Anda sekalian yang datang malam ini bingung karena pengantin wanita yang begitu cantik ini tidak pernah terekspos bersama pengantin pria," jelas pembawa acara panjang lebar. Kedua tangannya bergerak ke sana kemari membuatnya terlihat sangat lugas dan menikmati pekerjaannya malam ini.

Bryant menguasai situasi dengan cepat sekali seperti saat ini. Bryant sudah mengambil alih mic yang diserahkan pembawa acara. "Anda sudah mewakili para pembawa acara infotainment untuk mewawancarai saya," canda Bryant lalu tertawa ringan setelahnya. "Setelah ini, saya tidak perlu klarifikasi lagi."

Pembawa acara serta para tamu tertawa dan bertepuk tangan girang mendengar candaan Bryant.

"Kalau begitu, malam ini saya akan berubah dari pembawa acara pesta pernikahan menjadi pembawa acara gosip," gurau pembawa acara. "Seperti yang Anda sekalian inginkan," tambahnya sambil mengedipkan mata menggoda.

Bryant tersanjung dengan kemampuan pembawa acara yang disewanya. Dia begitu lihai membawa acara, tidak kaku sama sekali. Dia juga pandai menguasai situasi dan menangani dengan sangat amat cepat.

Bryant beralih menatap Wanda sesaat sebelum kembali menghadap depan. "Lebih baik saya biarkan istri saya mengenalkan dirinya sendiri terlebih dulu karena hanya dia yang tahu seberapa banyak yang bisa dia katakan kepada kalian," Bryant menyerahkan mic pada Wanda. Hal itu ia lakukan karena ia tidak tahu nama wanita di depannya ini! Untung saja solusi datang dengan cepat dan tepat.

Wanda segera memutar otaknya sambil menerima mic lambat-lambat. Apa ia harus mengatakan nama aslinya? Tidak, kan? Tapi nama apa yang harus ia lontarkan? Ia tidak bisa menggunakan nama tengahnya lagi karena itu adalah nama pena-nya! Wanda Elka Pangestu.

Wanda mengintip raut Bryant sebelum mendekatkan mic pada mulutnya. Saat bibirnya terbuka, Bryant memeluk pinggangnya erat lalu berbisik di telinganya, "Katakan nama samaranmu agar tidak bisa dilacak dengan mudah."

"Nama saya Wanda," kata Wanda cepat dan langsung mengembalikan mic pada Bryant.

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

263K 14.1K 49
SEQUEL ALL MY FAULT {*Disarankan untuk baca cerita yang pertama (All My Fault) supaya kalian paham jalan ceritanya. Dan untuk mengobrak-abrik perasaa...
2.7M 27.4K 27
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
680K 47.7K 53
[#5 Wiratama's] Datang ke club malam hingga mabuk berat bukanlah kebiasaannya. Malam itu, ia merasa patah hati mencoba mencari hiburan disana. Saudar...
Unforgettable ✔ بواسطة Thea.

القصة القصيرة

106K 15.5K 33
Ada beberapa hal di dunia yang tidak bisa dilihat dari sampulnya saja. -2017 November.