(Not) Psycho Love [COMPLETED]✔

Da diarymuth

28.6K 1.5K 125

#Judul awal Psycho Love# "Cinta adalah perjuangan, tetapi perjuangan bukan hanya dengan cinta" Perjuangan Ify... Altro

Prolog
First Day
She's Mine!?
Planning
Rio Angry? Why?
Menghilang
Rio Labil
Ify yang lama sudah kembali
Kenapa? Suka-suka Gue Lah!
Satu langkah dalam diam.
Kenyataan
Valentine?
Marah Lagi! Kapan Nggak?
Penyesalan
Titik Rendah
Titik Temu
Stop At This Situation
Clear It Now
Love You
Epilog
Extra Part 1
Extra Part 2

Salah Menilai

1.2K 74 18
Da diarymuth

Jangan asal menyimpulkan sesuatu jika tidak ingin membuat kekacauan. Hidup itu realistis bukan asal menyimpulkan.
🌾

Kekesalan Via sudah berada di ujung. Dia tidak menyangka akan ada pengkhianatan di hubungan persahabatan yang mereka jalani bersama.

Rasa kesal menguap berubah menjadi sesak yang tak berkesudahan. Dia menarik nafas berulang-ulang hanya untuk meredakan rasa sesak yang bersarang di dadanya.

Tapi nyatanya itu tidak membantu sedikit pun. Sesaknya masih ada hingga membuat setitik air mata jatuh membasahi pipi mulusnya. Lalu, titik air mata itu mulai jatuh secara berkala dengan cepat di pipinya.

Dia benci air mata. Tapi ia tidak bisa mencegahnya. Mungkin itu pengalihan emosi dia terhadap sesuatu yang terjadi. Dia tidak ingin marah kepada siapapun itu. Dia akan mencoba realistis terhadap sesuatu.

"Kenapa gue nangis coba?" lirihnya. Punggung tangan kanannya sibuk menghapus air mata yang merembes di pipinya.

"Gue cengeng banget sih! Nggak biasanya gue gini," sugestinya. Dia mengipasi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Berharap, siapa tahu itu bisa membuat dia tidak menangis.

Tapi rasa-rasanya itu tidak ada manfaatnya. Ia masih saja menangis. Rasanya sakit, kecewa, sesak semua dia rasakan.

Dengan berdecak pelan. Ia bangkit dan berjalan keluar dari kelasnya. Dia berjalan menuju kamar mandi yang letaknya sangat jauh dari kelasnya.

"Kalau gue nggak lagi marahan sama lo. Pasti sekarang gue ke kamar mandi aja ada yang nemenin," gerutunya pelan.

Dia tidak memperdulikan orang-orang yang melihatnya dengan penuh tanda tanya. Emang dia pikirin, kalau diteliti sih semua orang punya jiwa kepo.

***

"Via mana sih?" tanya Ify yang entah sudah ke berapa kalinya.

Entahlah dia yang terlalu polos dengan apa yang baru saja terjadi. Atau dia yang terlalu fokus dengan yang terjadi dengan dirinya.

Sebenarnya, Shilla juga merasakan ketidakberesan diantara Alvin, Ify, dan Cakka. Tapi selama ini ia pendam sendiri.

Dan mungkin, untuk sekarang Via sangat merasakan. Apalagi tadi Alvin terlihat sangat dekat dengan Ify. Di depan pacarnya sendiri.

"Gue aja yang cari Via. Kalian disini aja, entar kalau udah ketemu biar gue telfon kalian semua," putus Shilla.

Tidak mungkin dia mengajak Alvin dan Ify bersama. Karena mungkin mereka berdua adalah biang masalah dari semua ini.

"Ok, jangan lupa kabarin kalau udah ketemu Via," ucap Alvin sedikit frustasi.

Dia tidak tahu apa salahnya? Karena tiba-tiba saja Via mendiamkannya dan juga menjauhinya.

***

"Vi, akhirnya ketemu juga," ucap Ify dengan nada senang.

Tapi tidak direspons oleh Via. Gadis itu hanya memberikan tatapan datarnya kepada Ify. Ify pun menatap Via dengan tatapan bertanya? Apa dia ada salah.

Yang lain pun sama. Menatap Via dengan tatapan bertanya. Tidak biasanya gadis ini melemparkan tatapan datar kepada orang.

"Vi, lo kenapa?" tanya Ify pelan. Yang lain hanya diam tidak mengeluarkan pembicaraan.

"Gue?" tanya Via sinis.

Ify hanya memandang Via dengan tatapan tanda tanya. Iya, memang Via bukannya dari tadi dia berbicara dengannya.

"Gue nggap kenapa-napa. Yang perlu gue tanya itu lo! Lo yang kenapa?" tanya balik Via dengan nada suara tajam.

"Gu--gue nggak kenapa-napa Vi."

"Nggak kenapa-napa maksud lo?! Lo kemaren mesra-mesraan sama Alvin di depan gue! Di depan pacarnya sendiri. Lo nggak punya hati hah?" teriak Via. Emosinya langsung tumpah seketika. Apa yang ditahannya sejak kemaren akhirnya tersampaikan.

"Lo nggak ngerti seberapa nyeseknya gue lihat lo berdua sangat-sangat akrab. Lo lupain gue, Alvin nggak nganggep gue ada!"

"Vi, itu nggak seperti yang..."

"Nggak seperti apa yang gue lihat! Tapi gue lihatnya secara langsung, lo buta nggak bisa lihat gue?" tanya Via murka.

"Via ini nggak seperti yang lo lihat," ucap Alvin mencoba menenangkam suasana.

Semua merasa asa hawa tegang di sekitar mereka. Membuat mereka merasa tidak nyaman dengan keadaan ini.

"Nggak seperti yang gue lihat? Lo bisa jelasin yang sebenarnya seperti apa?" tanya Via skeptis.

Alvin terdiam. Bukan karena ia tidak bisa memberi jawaban. Tapi ini adalah salah satu hal yang mereka rahasiakan dari Ify.

"Nggak bisa jawab kan?"

"Dan lo cewek murahan, pantas aja Rio lebih milih si cupu. Sikap lo aja murahan banget, semua orang di goda. Jelaslah dia nggak milih lo."

Semua orang yang disana terkejut. Baru pertama kalinya Via mengucapkan kata-kata kasar kepada orang yang sebelumnya dia anggap sahabatnya sendiri.

"Jangan harap gue bakal nyesel terus minta maaf," ucapnya lalu pergi.

Ify terdiam, apa iya dia yang salah? Apa dia semurahan itu? Dia tidak ada maksud apapun dengan kedekatan Alvin. Dia hanya menganggap Alvin sebagai sahabatnya dan juga kakaknya. Apa dia salah?

Apa ia memang sikapnya begitu? Sehingga Rio lebih memilih Qeyla dibandingkan dirinya. Dia hanya memperjuangkan cintanya apa salah?

"Gue duluan. Bang Iel kayaknya udah jemput, gue mau pulang awal," ucap Ify serak karena menahan tangis.

"Fy, are you ok?" tanya Shilla pelan.

Dia tidak bisa menyalahkan Ify. Tapi,  dia juga tidak bisa mengalihkan Via. Mereka berdua sahabatnya dan dia tidak akan pilih kasih dalam memberikan saran dan pendapat jika keduanya membutuhkan.

"Yeah, i'm ok," balas Ify.

'Yeah, i'm ok in front you. Not in my heart,'lanjutnya dalam hati.

Ify berlalu. Air matanya langsung saja turun membasahi kedua pipi mulusnya. Rasa sesak hinggap di dadanya mendengar ucapan dari sahabatnya sendiri yang bilang kalau dia muraham. Jika kamu bagaimana?

Dia tidak dijemput Iel. Dia hanya ingin menenangkan diri. Biar ketiga sahabatnya yang menenangkan emosi Via. Dia akui dia memang salah.

"Gue tahu gue salah karena telah ngerebut kebahagian lo Vi, tapi jangan giniin gue," ucapnya lirih.

Dia susah izin ke guru piket untuk piket. Untung saja guru itu memperbolehkan karena melihat wajah Ify yang sangat pucat. Mana mungkin ada guru yang tega melihat anak didiknya sakit?

"Mama," ucap Ify lirih.

Bayangan mamanya yang memanggilnya. Bayangan mamanya yang menyuruhnya membersihkan rumah. Bayangan mamanya yang menyuruhnya belajar. Berputar di otaknya.

Dia rindu dengan mamanya tapi, dia sudah tidak bisa melihatnya. Dia tidak tahu dimana mamanya sekarang berada. Karena memang sejak kecil ia sudah bersama Iel.

Yang dia dengar, mamanya pergi dengan kedua kakak kembarnya. Tapi dia tidak tahu mamanya itu pergi kemana. Dia hanya tahu sekilas wajah mamanya lewat foto,  itu saja.

"Mama nggak sayang sama aku? Kenapa mama nggak bawa aku sekalian? Kenapa mama cuma bawa kedua kakak kembarku saja?" tanyanya lirih entah kepada siapa.

Dia sudah ada di taman sejak ia mencurahkan apa yang dirasakannya entah kepada siapa. Tapi setidaknya dia merasa sedikit lebih tenang.

"Mama Ify harus apa?" lirihnya.

###

Cie update :v. Ada yang kangen Psycho Love nggak nuh? Klo ada let's vote and comment.

Continua a leggere

Ti piacerà anche

1.2M 172K 95
[Terbit ✔ Link shopee ada di bio] Menuju akhir dari balas dendam... (Revisi lanjutan di ver. novel ya...😁) Terlahir dari "Wanita Jahat" dan memiliki...
8.1K 1.3K 26
[Completed] [Sequel of Bad Mate || Han Seungwoo] Keluarga Han kembali hancur semenjak anak laki-lakinya tumbuh dewasa. ⚠️Disarankan membaca [i] Bad M...
34.4K 1.9K 30
[ᴛʀᴀɴꜱᴍɪɢʀᴀᴛɪᴏɴ] - [ᴍʏꜱᴛᴇʀʏ] - [ᴀᴅᴠᴇɴᴛᴜʀᴇ] Dia adalah Karamel, gadis yang tiba-tiba masuk ke dalam dunia novel. Bertemu dengan berbagai tokoh-tokoh s...
1.8M 132K 50
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...