Little Secret (End)

بواسطة RinaAfina

1M 56K 2.9K

semua berawal dari pesta pernikahan sialan naruto yan membawa sasuke pada masalah yang akan ia emban suatu ha... المزيد

PROLOG
PART 1
PART 2
PART 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
PART 11
Part 12
Part 13
Part 14
Attention
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Epilogue
Author pov
Promosi
Promosi kembali

Part 10

25.2K 1.4K 74
بواسطة RinaAfina

sakura pov

.

.

aku baru saja sampai disekolah anak-anakku, Sunna Elementary School, berjalan menuju ruang kepala sekolah disini, kulihat ada sebuah kaca yang pecah didepannya, 'oh tidak,... apakah ini ulah triplet', pikirku. aku segera bergegas memasuki  ruangan setelah mengetuk pintu terlebih dahulu.

dan disanalah aku melihat mereka bertiga yang terlihat mengkeret karena ketakutan, ingin sekali aku tertawa melihat wajah memelas mereka.

"haruno-san, silahkan duduk", ucap kepala sekolah yang kuketahui bernama terumi mei.

aku duduk disebuah sofa single dengan kepala sekolah yang duduk tepat disebelah ku.

"jadi, apa yang diperbuat mereka sekarang ma'am", tanyaku kepadanya

terumi mei tersenyum, "seperti biasanya, mereka berulah lagi, mereka melemparkan sepatu dan mengenai kaca ruang ini seperti yang anda lihat didepan sana", 

aku sedikit meringis mengetahui fakta terbaru kali ini. "atas nama ketiga putra putriku memohon maaf atas kesalahan mereka, saya akan mengganti rugi dengan kaca yang baru jika anda berkenan"

"terima kasih sebelumnya, masalah ganti rugi, tidak usah dipikirkan, biar sekolah yang mendanainya, namun sebagai hukuman, saya memberikan skor 3 hari untuk mereka, dan surat peringatan pertama untuk mereka, maaf sebelumnya haruno-san, kuakui mereka bertiga merupakan murid-murid yang sangat berprestasi disini, saya bangga akan hal itu, namun tingkah nakal merekapun cukup membuat kami kewalahan, untuk itu saya mohon kerjasama anda sebagai orang tua untuk lebih mendisiplinkan mereka bertiga",

sakura mengangguk mengerti, "saya mengerti, tidak apa-apa ma'am, mereka memang cukup nakal, saya berjanji untuk lebih mendidik mereka lagi mulai sekarang. maaf sekali lagi soal kaca anda",

"tidak apa-apa haruno-san, hanya itu yang ingin saya sampaikan, anda bisa membawa mereka pulang sekarang, kurasa mereka juga terlihat sudah menyesali perbuatan mereka",

Mereka melihat kearah triplet yang menunduk tidak berani menatap sakura dan kepala sekolah

"kalau begitu saya pamit undur diri terumi-san, permisi", 

aku menggiring ketiga bocah nakal itu keluar dari ruangan, mereka masihh diam dengan wajah menunduk karena takut akan kumarahi sebelumnya, 'hei apakah aku seburuk itu',

mereka masuk dalam mobil tanpa bersuara, mereka duduk dibelakang semua, tidak seperti biasanya mereka selalu memperebutkan kursi depan. aku masih diam mengemudikan mobil, kulirik wajah mereka yang murung, "ada yang ingin kalian jelaskan sayang, mama mau dengar alasan kalian memecahkan kaca ruang kepala sekolah",

mereka masih diam tidak bersuara dikursi belakang, 

"kalau kalian tidak mau berbicara, mama akan membuang semua tomat-tomat kesayangan kalian, dan tidak akan ada stok tomat untuk kalian selama satu minggu penuh", ancamku

"JANGAAN", mereka berseru berbarengan. aku terkekeh kecil, ternyata tidak sulit untuk mengancam ketiga anak-anakku.

"Aish mama kejam sekali berbicara begitu, membuang tomat tomat kami sama saja mama membunuh kami secara tidak langsung, kami tahu kami salah kami mengaku salah", haru bersuara

"tapi kami tidak sepenuhnya salah", seru sarada yang terlihat emosi.

"hm?", aku menggu penjelasan dari mereka.

"ini semua gara-gara yumi dan kawan-kawannya menghina kami ma, mereka menghina kami karena tidak punya papa, karna kesal aku dan sarada melempari mereka menggunakan sepatu", jelas yuki yang ketara sekali masih marah. 

aku tersenyum maklum, 'papa ya', alasan yang sama jika mereka membuat ulah. alasan yang sangat sensitif bagi ketiga putra-putriku, terkadang aku juga merasa sedih dengan takdir yang kubawa, aku memang menilai bahwa menjadi single parent tidak akan menjadi beban untukku, tapi aku lupa, bahwa aku juga mempunyai tiga orang anak yang masih membutuhkan figur seorang ayah, yang tidak akan mereka dapatkan dari seorang paman, sekalipun sasori-nii sudah menganggap mereka bertiga seperti anaknya sediri. 

"sayangnya salah satunya meleset mengenai jendela kepala sekolah,... aku tidak salah disini", sambung haru dengan wajah inoncennya. suara haru menghantarkanku pada kenyataan kembali.

sakura pov end

.

.

.

haru mendapatkan pelototan dari kedua saudarinya, tapi dia mengacuhkannya,

"AAUSHH, HEY", yuki mencubit tangan haru, dia  memeletkan lidahnya, 

sarada mencubit pipi kiri haru, "AUS, YAK SARADA"

yuki tidak mau kalah dia mencubit pipi kanan haru dengan gemas, "YAK KALIAAN", posisi haru yang berada ditengah menguntungkan kedua bocah nakal itu untuk terus merecoki haru, haru terus memberontak lepas dari kedua saudarinya yang terlihat dendam kepadanya.

yuki dan sarada tertawa melihat haru yang gusar sendiri demi menghindari serangan mereka berdua. mereka terus menyerang haru tanpa ampun.

"mamaaa tolong.. tolong aku, yaaak kalian berdua lepaskan akuuu, anak nakaaal.. mamaaa", seruan haru meminta pertolongan semakin keras.

sakura yang menyetir sepertinya tidak mau membantu putra imutnya yang sedang tersisksa, dia malah menikmati aksi nakal kedua putrinya, 

haru berhenti bergerak, wajahnya terlihat merajuk dengan pipi gembulnya yang memerah  dia gembungkan , tatapannya sangat tidak menyenangkan.

"kyaaaa kau imut sekali adiiiiik", yuki memeluk haru layaknya melihat boneka dietalase toko, sarada ikut ikutan memeluk haru, dia menepuk kepala haru sayang, "menggemaskan", sarada mengecup pipi kiri haru. yuki tidak mau kalah, dia mencium pipi kanan haru.

sakura tersenyum bahagia melihat ketiga buah hatinya rukun seperti ini, dia bisa melihat mereka bertiga yang masih berpelukan layaknya teletubis, haru yang dipeluk kedua putrinya terlihat pasrah dengan wajah jengah.

"ehem,.. sepertinya ada yang melupakan kesalahannya", pancing sakura.

dia hampir tertawa melihat yuki yang memasang wajah cemberut.

"mama tega menghukum kami, lihatlah wajah haru yang malang, tidakkah mama kasihan haru ma",

haru yang menjadi kambing hitam memutar matanya bosan, 'sudah biasa', batinnya.

"hn,... kami sudah dapat hukuman dari sensei disekolah", tabah sarada.

"baik-baiklah, mama tidak akan menghukum kalian", 'siapa juga yang tega menghukum kalian', batin sakura.

"mama", panggil haru yang menatap ragu kearah sakura, sakura yang masih menyetir hanya mampu melihat haru yang sepertinya ingin mengungkapkan sesuatu yang serius kepadanya, dia melirik kearah dua saudarinya.

"ada apa sayang?", entah kenapa sakura merasakan perasaan tidak enak melanda hatiinya

"emmh .... aku ingin tanya sesuatu", 

"katakanlah", 

"emmh , sebenarnya.... siapa papa kami? apakah kami masih punya papa ma?", tanya haru hati hati, didalam hatinya dia berdoa semoga mamanya mau menjawabnya, sudah lama sekali rasanya dari terakhir kali dia menanyakan hal ini kepada mamanya, dia masih ingat dulu sewaktu berumur empat tahun, dia bertanya hal yang serupa, tapi mamanya selalu mengalihhkan pertanyaannya, sampai sekarang mereka berumur enam tahun lebih.

sakura mengerem mobilnya mendadak, untunglah jalanan yang dia lewati lenggang jadi tidak membuat mereka celaka.

"ke-kenapa kau menanyakannya haru? a-apakah mama tidak cukup untuk kalian?", tanya sakura dia menepikan mobilnya, dia menoleh kebelakang untuk melihat anak-anaknya secara lebih jelas.

terlihat guratan kecewa diwajah manis mereka, bahkan mereka sudah melepaskan pelukannya masing-masing.

"aku... hanya bertanya ma, apakah kami masih punya papa?", mata onyx itu berpendar menyimpan kerinduannya akan sosok ayah mereka, sakura bisa rasakan itu, bukan hanya mata haru, namun juga dari mata kedua putrinnya yang ikut diam menanti jawaban sakura.

'kami-sama aku harus bagaimana', jerit hati sakura, sakura menggigit bibir bawahnya gusar, dia menimbang-nimbang jawabannya, haruskah dia berterus terang sekarang, tapi bagaimana jika pria itu menolak kehadiran mereka, mereka terlalu berharga untuk menerima kepahitan takdir mereka, takdir ibu mereka.

setelah berpikir lama, akhirnya sakura bersuara, "kalian... masih mempunyai papa", suara sakura terdengar seperti bisikan, namun masih bisa didengar oleh ketiga anak-anaknya.

"benarkah, siapa nama papa mama? ada dimana sekarang? mengapa dia tidak pernah menemui kita?", tanya yuki antusias.

sakura tersenyum pedih, "nama papa kalian,... ", sakura memejamkan matanya sesaat, dia memantapkan  pikirannya, "... uchiha sasuke",

"u-chi-ha-... sa-su-ke", eja mereka bertiga.

"yah, nama papa kalian, uchiha sasuke, hanya itu yang bisa mama katakan sekarang, apakah kalian puas",

mereka mengangguk sekilas, 'uchiha sasuke', nama seseorang yang kini melekat dihati ketiga anak-anak sakura.

"mama akan kembali kerumah sakit, kalian mau pulang atau kerumah paman sasori dulu", 

"aku ingin makan ma, lapar", rengek yuki manja.

"kalian semua lapar?", tanya sakura.

mereka mengangguk serentak, mau mama masak atau kita kerestoran saja",

"mama yang masaak" , seru yuki

"hn, yang banyak tomatnya", tambah sarada.

haru mengangguk menyetujui usul kedua saudarinya.

sakura terkekeh, "baiklah, tapi kita beli bahan bahannya dulu ya sayang, sepertinya tomat dirumah sudah hampir habis",

mereka berseru kegirangan.

.

.

.

dirumah sakit

sasuke tengah berbaring bosan, dia terus memikirkan bagaimana caranya mengusir wanita pengganggu yang sekarang tengah mengupaskan apel untuknya, 

"ayo sasuke-kun, buka mulutmu Aaa", hanabi mencoba untuk menyupapi sasuke, 

"cih, pergilah, aku tidak membutuhkanmu", ucapnya ketus, 

"tapi kau harus makan sasuke-kun, supaya kau cepat sehat, kau tidak maukan berada dirumah sakit ini terus, aku sangat khawatir dengan kondisimu saat ini", air mata (*buaya) hanabi menetes membuat ibu dan ayah sasuke memberikan tatapan intimidasinya pada sasuke,

sasuke merotasi matanya, 'drama', batinnya, 

"sasuke, makan", perintah fugaku dengan tegas, dengan enggan dia membuka mulutnya untuk makan.

"ayah dan ibu tidak bisa menjagamu lebih lama sasuke, ibu dan ayah akan pulang kekonoha nanti malam, kau tidak apa-apa kan kami tinggal, lagi pula ada nii-san dan tunanganmu disini", ucap ibunya dengan intonasi membujuk.

"hn, sekalian bawa dia juga kaa-san, aku tidak suka dia ada disini", 

"sasuke", tegur ayahnya kembali, "jaga sikapmu, hanabi-chan ini calon istrimu, oh yah, ayah mengundur tanggal pernikahan kalian sampai kau sembuh nanti", 

"cih", sasuke mendecih tidak suka, 'lihat saja apa yang akan kulakukan nanti ayah, setelah aku sembuh, aku akan menikah, tapi bukan dengan j*lng ini', otaknya menyusun strategi untuk memuluskan jalannya rencana.

pintu ruangan dibuka paksa seseorang, "TEMEE, Ups", yep naruto yang berteriak mengagetkan seluruh orang didalam ruangan, 

naruto nyengir takut, lantaran dipelototi oleh seluruh orang didalam ruangan kecuali mikoto.

"ha-hai sasuke", sapanya kikuk, "maafkan keakuanku jii-san", naruto berjalan mendekati ranjang. 

"naruto, sudah lama bibi tidak melihatmu, bagaimana kabarmu nak? kudengar kau sudah mempunyai anak ya", mikoto menyambut kedatangan naruto, 

naruto menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal, "iya baa-san",

"dimana mereka sekarang, mengapa kau tidak mengajak istri dan anakmu",

"mereka ada disupermarket dekat sini baa-san, biasa boruto tidak mau masuk kedalam rumah sakit, jadi yah begitulah, oh ya bagaimana keadaanmu sasuke", 

"hn", 

"kurasa huruf konsonan itu masih terus kau pakai huh", 

"cepatlah menikah sasuke-kun, tirulah naruto, sekarang dia sudah sukses dan sudah mempunyai keluarga sendiri", sindir kaa-sannya, "kapan aku mendapatkan cucu darimu",

sasuke memalingkan wajahnya, rasanya jengah sekali membahas pernikahan, apalagi yang menjadi calon istrinya adalah hyuga hanabi.

Hanabi memanglah cantik, seperti hinata. Tapi hatinya tidak seperti kakaknya,  dia seperti seorang medusa, semua kebaikannya hanyalah topeng belaka, dan dia juga sangat licik,  dia mampu menyingkirkan apapun untuk memuluskan tujuannya, termasuk membunuh orang sekalipun,  semua demi ambisi gilanya. Gila.

hanabi duduk anggun sambil menunduk dengan wajah tersipu malu. Sasuke sangat muak dengan semua kelicikan hanabi.

naruto berdiri kikuk disini, 'obrolan macam apa ini', batinnya.

ponsel naruto berdering, dia segera menjawabnya, "ya hime..."

"...."

"baiklah, tunggu aku disana", 

naruto pamit undur diri terlebih dahulu, hinata minta dijemput olehnya.

.

.

.

"mama tambahkan lagi tomatnya", ucap yuki yang masih berdiri distan bagian tomaat,

"mama sudah membeli dua kilo yuki-chan, masa masih kurang", 

"hn, haru-kun sangat rakus mama, dia akan menghabiskannya dalam waktu semalam", protes sarada.

sakura memicingkan matanya kepada haru, yang ditatap pura-pura tidak dengar, dan melihat sekeliling untuk menghindari mata sakura.

"baiklah, dasar kalian maniak tomat", sakura menambahkan lagi satu kilo tomat kedalam keranjang belanjaannya, 'apa enaknya sih sayuran berlendir itu'.

setelah keranjang belanjaannya hampir penuh, mereka berempat segera kekasir untuk membayar belanjaan mereka.

mereka melangkah bersama keluar dari supermarket. haru, yuki, dan sarada keluar saling bergandengan terlihat menarik perhatian orang-orang lantaran wajah mereka yang bisa dikategorikan imut, lucu dan serupa. belum lagi ocehan mereka dengan aksen kekanak-kanakan membuat orang-orang yang melihat ingin sekali membawa pulang satu diantara mereka.

"SAKURA-CHAAN", 

suara seseorang yang memanggil sakura membuat empat kepala itu berhenti seketika, 

beberapa meter dari tempat mereka sekarang, terlihat naruto beserta hinata, dan boruto dalam gandengan hinata tengah menatap mereka,

"naruto nii-chan?"

.

.

.

to be continou

.

.

.

oke oke oke ini dia chapter terusannya reader, 

btw makasih buat vote Dan komennya,

nantikan chapter selanjutnya 

See you bye bye

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

Adopted Child بواسطة k

قصص الهواة

224K 33.7K 61
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
416K 4.1K 5
Sasuke Uchiha sudah menutup hatinya, dia tidak peduli pada wanita-wanita yang singgah di hidupnya, apalagi setelah pria itu mengalami kejadian yang m...
228K 19.5K 31
VOTE DAN COMMENT JANGAN LUPA, TERIMA KASIH. Pernahkah kalian mendengar penyakit mati rasa? Tidak merasakan marah, kesal, senang, bahkan cinta, dan y...
16.8K 906 15
Cerita ini merupakan buatan pribadi dengan kronologi waktu setelah Naruto Shippuden episode 479. Mengambil sedikit dari Novel Sakura Hiden dan merema...