Dylana

By yoophorina

62K 1.9K 175

Ana yang seorang Bad Girl di sekolahnya harus mau merelakan waktunya yang berharga untuk Dylan, seorang Most... More

First Meet
Satu langkah lebih dekat
Andriana Caroline Enderson
What Makes You Beautiful
Live While We're Young
Bad Reputation
Bad Stalker
Bad Stalker part 2
Stalker
Bad Side
Senyuman yang Hilang
First Date
Senyuman yang Sempat Hilang
Berkencan
Sweet Talk
Overdose
Kisah Manis
Dilla
The Name is Called Best Friend
We're Best Friend
Relation-sweet
The Name is Called Kencan
Triple Date
The Storm is begin
Kehilangan Sebelah Sayap
Rapuh
Kecewa?
Axel si Moodboster
The Darkest Side
Senang dan Sedih Satu Paket
For the First Time
Perubahan Besar Ana

Dylan

11.4K 280 9
By yoophorina


"Lan, lo dipanggil Pak Sanjaya, tuh di lapangan futsal." Ujar Andi, sahabat Dylan sejak SD itu menepuk pundak sobatnya yang sedang duduk di depan kelasnya sembari membaca sebuah proposal.

"Pak Sanjaya? Ngapain?" Jawab Dylan sembari menoleh ke kiri di mana sobatnya itu duduk. Dan kembali membaca proposal yang berada di tangannya.

"Ya mana gue tau pinter." Sewot Andi yang kini tengah memperhatikan seorang siswi yang berjalan di hadapan mereka.

"Kalo ada apa apa tuh lo harus tanya dulu dong biar jelas, gimana sih, pinter." Dylan beranjak dan langsung menuju lapangan futsal lengkap dengan proposal yang ia baca tadi.

Sedangkan Andi menghiraukan ucapan Dylan tadi sembari memperhatikan sekitarnya, mencari seseorang yang ia tunggu.

"Woyy, sob!" Seru Andi kepada Reno, sahabatnya yang paling gokil, pecicilan dan juga humoris ini.

Reno datang sambil berlari dan mengangkat tangan kanannya tinggi tinggi untuk membalas sapaan Andi.

"Woyy kemana aja lo, pinter?" Reno merangkul Andi dan langsung mengajaknya ke arah kantin.

"Elo yang kemana, pinter?" Dan pertanyaan Andipun dibalas dengan seyuman penuh arti. Andi tau maksud senyuman itu.

***

"Permisi pak, ada yang bisa saya bantu?" Dylan memasuki area lapangan futsal indoor yang terdapat pada SMA Harapan Nusantara.

"Begini Lan, bapak dapat surat dari SMA Cendrawasih, mereka mengajak team futsal kita untuk sparing dengan team futsal sekolah mereka." Jelas Pak Sanjaya sembari membawa bola futsal pada tangan kanannnya.

"Kapan pak?"

"Besok jam 11 siang. Nanti team futsal dapat surat dispensasi."

"Kok mendadak pak?"

"Tadi suratnya baru saya terima, dan saya yakin kalian mau mengikuti sparing ini."

"Baik pak."

"Walaupun ini hanya sparing tapi jangan terlalu dianggap remeh Lan, anggap aja sebagai latihan untuk team futsal kita mengikuti kejuaraan nasional." Papar guru olahraga yang berumur 23 tahun itu.

"Baik pak,"

"Kalau begitu kamu boleh kembali ke kelas."

"Permisi pak."

Dylan berjalan menuju kelasnya yang terletak di lantai 2. Sepanjang koridor kelas ia disapa oleh adik kelas hingga kakak kelasnya dan ia membalasnya dengan senyuman yang sering ia berikan.

Dylan itu baik, tidak tegaan, dan juga setia kawan.

"Woy pinter, baru keliatan aja lo," rangkul Reno yang datang dari arah belakang bersama Andi yang juga ikut merangkul Dylan.

"Tadi dipanggil Pak Sanjaya." Jawab Dylan dengan entengnya dan masih menggenggam proposal yang sedaritadi ia bawa.

"Itumah gue tau pinter." Reno menarik tangannya yang berada pada leher Dylan sehingga wajah Dylan tepat berada pada depan ketiak Reno.

"Eh buset, bau bener lo. Abis makan jengkol ya lo?" Sungut Dylan, ia yakin temannya yang satu ini memakan makanan yang berbiji dan mengeluarkan bau tidak sedap itu.

"Kayak lo gak tau bocah ini gimana aja Lan," seketika tawa Andi menggelegar di sepanjang koridor dan merekapun tertawa akan hal itu.

"Besok kita dapet panggilan sparing guys." Cecar Dylan ketika ia sudah melepaskan diri dari tingkah jahil sahabatnya itu.

"Lawan SMA apa Lan?" Reno langsung semangat jika ada sangkut pautnya soal futsal, katanya sih 'nangkep bola aja aku sanggup, apalagi nangkep hati kamu' gombalan receh memang.

"SMA Cendrawasih Ren," Dylan berjalan dengan santai sembari membalas sapaan setiap orang yang menyapanya.

"Akhirnya gue ke sekolah itu juga, cewek-ceweknya bening sob," Andi yang daritadi diam kini ikut menyahuti perbincangan yang menarik ini.

"Lo mah cewek mulu An." Cecar Dylan sambil tersenyum dan menaik turunkan kedua alisnya. Seketika merekapun tertawa.

"Tapi Andi bener, di sana cewek-ceweknya bening. Mana ketua team basket putrinya cantik banget lagi." Bela Reno, ya memang kenyataannya seperti itu.

"Nah bener kan, siapa namanya Ren?" Andi menoleh ke samping kirinya tebih tepatnya yang berada di sebelah Dylan.

"Namanya Ana sob, cuma ya gitu, gak ada yang bisa naklukin dia dari dulu." Senyum Reno, memang faktanya seperti itu, seorang gadis cantik nan manis tetapi hingga kini ia belum memiliki kekasih.

"Udah punya pacar kali." Sahut Dylan yang sedaritadi menyimak pembicaraan Andi dan Reno mengenai 'cewek' itu.

"Enggak sob, dia gak punya pacar," Reno, tukang gosip yang satu ini memang tidak pernah ketinggalan informasi sekecilpun, walaupun gosip itu bukan disekolah mereka. Hanya saja, Reno terlalu penasaran dengan orang yang sering teman-teman sekelasnya bicarakan.

***

"Assalamualaikum, Dylan pulang." Salam Dylan sembari melepas sepatunya dan menggantinya dengan sandal rumahan.

"Bun, bunda di mana?" Dylan melewati ruang tamu dan tidak menemukan sesosok malaikat hatinya itu. Biasanya bunda disini deh batin Dylan sembari melangkahkan kaki kearah kamarnya.

To : Dylan
From : Malaikat hati

Bunda ada dirumah oma, nanti malam bunda pulang. Kalian beli makanan diluar dulu ya
Love you

Dylan merebahkan tubuhnya kekasur sembari memejamkan matanya. Hari yang melelahkan.

Tok tok tok

"Masuk." Ujar Dylan dengan masih memejamkan matanya.

"Dek, kamu mau makan apa?" Kinnan menyembulkan kepalanya dari pintu untuk melihat aktifitas adiknya itu.

"Terserah deh kak." Dylan tetap pada posisinya, ia sungguh lelah hari ini.

Banyak guru-guru yang meminta bantuannya untuk memasukkan nilai ulangan kedalam selembar kertas untuk memudahkan guru tersebut memanggil murid yang nilainya dibawah rata-rata.

"Oh ya dek, Keenan kapan balik?" Kinnan hendak menutup pintu kamar tetapi ia teringat sesuatu dan langsung membuka kembali pintunya.

"Lusa kak, kan dia masih pertukaran pelajar," Dylan duduk ditepi kasur dan menatap kakak perempuannya yang berada diambang pintu.

"Yaudah, kakak beli makan dulu, jaga rumah ya." Kinnan meninggalkan Dylan sendirian di rumahnya untuk membeli makan malam.

***

Matahari telah muncul dari arah timur, yang menandakan dimulainya kegiatan para manusia. Hari ini seperti hari-hari biasanya untuk Dylan, sarapan bersama, berangkat sekolah.

Tidak ada yang menarik, ya walaupun dia sudah bergelimangan kasih sayang seperti halnya keluarga yang menyayanginya, guru-guru yang menyukainya hingga teman-temannya yang selalu ada untuknya.

Tetapi, di pagi hari ini seperti pagi-pagi sebelumnya. Ada yang kurang didiri Dylan ketika menginjakkan kakinya di meja makan.

Ia menolehkan kepalanya kearah kanan, kosong. Ia menghela nafas sejenak, seperti belahan jiwanya yang hilang.

Ia merindukan adik kecilnya itu, walaupun sang adik tidak mau dipanggil kecil, hanya saja menurut Dylan ia masih kecil. Dan si kecil itu yang sedang Dylan rindukan.

Sudah satu minggu, dan dia belum pulang juga.

"Adek mau makan apa?" Bunda yang sedang menuangkan nasi goreng buatannya ke dalam piring sang suami sontak menoleh ketika mendengar deritan kursi.

"Roti aja bun," Dylan masih meng'galau' mengetahui fakta itu.

Dylan mengambil dua lembar roti tawar dan mengambil selai coklat kesukaannya. Iapun melahap roti buatannya itu dengan lahapnya.

"Kakak mana bun?" Hanya beberapa menit roti iu sudah habis di masukkan ke dalam perutnya.

"Masih tidur, dia kuliah siang." Bunda menyuapkan nasi goreng buatannya ke dalam mulutnya kemudian menjawab.

"Adek berangkat bun, yah." Dylan berpamitan kepada kedua orang tuanya dan menuju sekolah menggunakan motor kesayangannya.

Dalam hati ia berdoa agar kekosongan hatinya terisi kembali dan ia berjanji tidak akan melepaskan kebahagiaannya kembali.

***

Continue Reading

You'll Also Like

SENIOR By K.O.H

Teen Fiction

21.2M 349K 35
[SUDAH TERSEDIA DI TOKO BUKU TERDEKAT] Berawal dari rasa penasarannya pada Nakula, ketua MOS yang gantengnya membelah tujuh benua. Aluna, mulai menca...
19.6M 639K 46
BLURB: Gabriella Anatasya, seorang bad girl di SMA Garuda terpaksa tinggal berdua di satu rumah bersama Alvaro, seorang Ketua OSIS sekaligus Kapten B...
1.4M 128K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
12.1K 286 14
Haruskan bully melandahku setiap hari. Bully yang selalu melanda setiap hari membuat ani frustasi Anithasya ini selalu dibully sama temannya sendiri...