Di asrama para ksatria aku berdiri menghadap cermin.
Rambut biru gelap dengan mata ungu dan wajah yang cukup tampan.
Lalu tubuh dengan otot yang seimbang dan perawakan yang sempurna.
Kamar ini berisi tiga kasur itu artinya seharusnya ada 2 prajurit lagi yang sekamar denganku.
Tapi sepertinya mereka semah sudah tewas dalam perang.
Hu...
Dunia ini benar-benar jauh berbeda dari dunia ku dulu.
Aku tidak boleh ragu.
Ah aku teringat sesuatu , aku akan mencoba menggunakan sihir.
Saat ini aku memiliki mana dan energi kegelapan.
Aku membuka telapak tangan ku dan membayangkan...
Sebuah energi lalu dipadatkan dan ku ubah menjadi api.
—wushhh
Sebuah api kecil muncul di telapak tanganku.
'ini tidak sesulit yang kubayangkan.'
Aku mencoba elemen lain dan itu berhasil.
Bagus.
Aku menyeringai penuh kepuasan.
'sekarang aku harus merencanakan kelangsungan hidup ku di dunia ini.'
Mengambil sebuah buku dan pena lalu aku meletakannya ke meja.
Saat aku akan menulis,karena imstingku yang saat ini jauh di atas manusia biasa, aku bisa merasakan seseorang datang ke arahku.
Tak lama kemudian terdengar sebuah suara pria paruh baya dibalik pintu.
"Permisi."
Aku membuka pintu , seorang pria paruh baya dengan pakaian rapih berada di depanku.
"Selamat malam tuan ailen"
Dia mengucapkan selamat malam dengan hormat padaku. Aku memiliki tebakan di benakku.
"Saya pelayan sang putri .Albert, sang ratu menyuruh anda untuk menemuinya di ruangannya."
"...baiklah"
"Biar saya antar."
Pria itu tersenyum lembut, seperti yang kuduga, sang ratu sepertinya penasaran dengan kekuatanku.
Dan juga pria ini. Dia bukan pelayan biasa, angka diatas kepalanya menunjukan. Level 72
Dia mungkin bisa setara dengan salah satu knight order.
.
.
.
Sekarang aku berada di depan ruangan sang ratu.
Albert berbicara dengan lembut.
"Putri saya membawa tuan ailen."
"Biarkan dia masuk"
Sebuah suara megah seorang wanita terdengar.
Pintu pun dibuka, sekilas aku kagum dengan interior ruangan ini.
'penuh dengan kemewahan.'
Disamping itu aku melihat bahwa sang putri moniyan , Silvana sedang duduk dengan anggun sambil meminum teh nya, dan bersama tigreal yang berdiri dibelakang nya
Albert keluar lalu menutup pintu.
Kini tinggal kami bertiga di ruangan ini.
Aku berlutut"memberi salam kepada putri"
"Duduklah" silvana berbicara.
Menuruti perkataannya aku duduk di hadapan mereka berdua tigreal memiliki ekspresi dingin di wajahnya da silvana dengan wajah ramah, tapi aku tahu itu bukan wajah aslinya aku bisa melihat angka di kepala mereka.
Silvana Lv 70
Tigreal Lv 79
Dengan level seperti itu mereka bisa dikategorikan sebagai salah satu orang orang kuat di benua ini, tapi untungnya aku memiliki level yang cukup jauh dari mereka jadi aku tidak perlu terlalu khawatir.
Silvana membuka mulutnya. "Maaf mengganggu waktu istirahatmu. "
"Tidak itu bukan masalah"aku menjawab.
"Baiklah seperti yang tigreal beritahukan tadi, aku membawamu kemari untuk memberikan hadiah."
"Sebuah prestasi besar bisa mengalahkan thamuz salah satu dari jendral abyss, aku benar-benar berterimakasih padamu. Seperti yang diketahui kebanyakan orang jendral dari abyss memiliki kekuatan yang bisa dibilang tidak masuk akal."
"Bahkan anggota light born juga pasti akan kesulitan melawan salah satu dari mereka, jadi kami pasti akan kesulitan jika tidak ada kamu saat itu.sekali lagi aku berterima kasih. "
"... "Entah kenapa aku tidak bisa membuka mulutku.
" tapi orang yang bisa mengalahkan salah satu dari jendral abyss seorang diri... Dia pasti bukan orang biasa"
"Tidak mungkin seorang knight biasa akan memiliki kekuatan sebesar itu. "
Aku sudah menebak dia pasti akan mengarahkan kesitu.
"Aku hanya penasaran jika boleh tahu..."
"SIAPA DIRIMU SEBENARNYA? "
—wushhh
Aura yang begitu mengetikkan menerjang ku.
Bahkan kaca yang berada di sekitar retak.
Udara terasa menjadi berat.
'Mereka, menyatukan kekuatan mereka untuk menekan ku... '
Sayang sekali itu hanya berefek sedikit padaku jika aku orang lain mungkin dia sudah pingsan atau langsung berlutut.
Sudah kuduga mereka tidak akan membiarkan diriku begitu saja.
Atmosfer di ruangan semakin berat, sepertinya mereka mencoba menekan ku sekuat mungkin.
'Menjengkelkan. '
Aku membuka mulut.
"Apa kalian benar-benar ingin tahu siapa... Aku?"
[ Skill 'Domination' diaktifkan ]
Seketika energi mengerikan keluar dari tubuhku membuat energi mereka yang menekan ku ikut terdorong.
Atmosfir di sekitar ruangan menjadi berat dan mengerikan.
Silvana dan tigreal merasa terkejut dan ngeri.
Aku menambah energi yung ku luapkan.
Mereka tampak berkeringat dingin.
Saat aku melihat hidung silvana mulai mengeluarkan darah, aku mematikan skill ku.
Keadaan seketika kembali seperti semula.
Mereka seketika memiliki ekspresi lega, wajah mereka pucat, terutama silvana hidungnya sudah mengeluarkan sedikit darah, dia tampak akan muntah.
Sedangkan tigreal walaupun tubuhnya tampak goyah tapi dia cukup tangguh untuk tetap tegak berdiri di belakang silvana.
Aku mulai memasang ekspresi acuh tak acuh dan berbicara.
"Apakah aku ini mengurangi rasa penasarnamu tuan putri? "
"... " dia hanya menatapku dengan ekspresi lelah sambil terengah egah.
"Aku bukan siapa siapa ataupun orang penting, jadi tidak perlu mencari tahu tentang identitas ku. "
"Oh.. Dan untuk hadiah kau tidak perlu memberiku sesuatu yang besar cukup biarakan aku keluar dari pasukan kerajaan dan berikan aku sedikit uang maka itu sudah cukup"
"Cukup sampai disini. "
Aku berdiri dan perlahan berjalan menuju pintu keluar saat satu langkah lagi menuju pintu aku menoleh ke arah mereka.
"Ingat jangan sesekali mencoba untuk mengganggu kebebasanku atau kau mungkin akan mengalami hal yang cukup mengerikan."itu sebenarnya hannya sebuah gertakan itu agar mereka tidak mengganggu kehidupan ku yang tenang.
" sampai jumpa. "
Aku keluar.
.
.
.
"Urghhh"
Silvana muntah setelah ailen keluar.
Tigreal membantu silvana yang melemah.
Wajah mereka sama sama pucat akibat tekanan itu tapi yang paling menderita akibat itu adalah silvana karena level kekuatannya.
Selama hidupnya dia baru kali ini melihat orang dengan setakut itu.
Silvana sudah memiliki banyak pengalaman dengan orang orang kuat tapi baru kali ini dia menghadapi seseorang dengan keberadaan sekuat itu.
Tigreal juga merasakan hal yang sama.
Dia masih penasaran dengan keberadaan ailen.
Dia pernah mendengar ada beberapa mahluk yang telah mencapai tingkat kekuatan tertentu mereka akan bisa hidup dengan umur yang panjang dan meskipun umur mereka sudah ribuan tahun wujud mereka akan terlihat seperti orang yang masih muda.
Tigreal dan silvana memeiliki satu sangkaan di benak mereka, ailen adalah orang yang telah hidup dari zaman dulu hingga sekarang.
Kebanyakan orang seperti mereka lebih mengisolasi diri karena sudah tidak tertarik dengan dunia luar dan mencoba untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi atau membuat sebuah organisasi atau perkumpulan untuk menurunkan kekuatannya kepada penerusnya.
Tapi kenapa orang yang sudah mencapai tingkatan seperti itu ingin menjadi seorang prajurit biasa? .
.
.
.
.
.
.
Aku sedang berjalan untuk pergi ke kamarku tiba tiba sebuah tusukan muncul dari belakang.
"Beraninya kau melakukan hal seperti itu kepada sang putri. "
Dia tidak lain adalah Albert dengan wajah marah dan energi sihir yang meliputi tubuhnya.
Bahkan meski dia sudah menusuk ku dengan pisau yang diliputi dengan mana di masih tidak bisa melukaiku.
Aku menoleh dan tersenyum. "Apa kau mendengar pembicaraan kami dari luar, bukankah itu juga sebuah tindakan memalukan"
Albert tampak tidak peduli dan terus mengayunkan pisaunya untuk menyerang ailen.
Namun serangannya dihindari olehku dengan mudah.
"Jika kau mendengar pembicaraan tadi seharusnya kau mendengar untuk tidak menggangguku. "
"Apa kau siap menerima resikonya? "
"... "
Dia hanya diam dan terus menyerang . Ini membuatku jengkel.
"Sudah cukup kau mengganggu waktu istirahat ku. "
Aku memegang tangannya dan langsung membuat energi pedang di tanganku yang satunya.
—zrasss
Lalu tanpa ragu membelah Albert menjadi dua.
Aku melihat tanganku yang dipenuhi dengan darah, dengan wajah acuh.
'Aku sudah mulai terbiasa dengan ini.'
Energi memasuki tubuhku.
[230 exp didapatkan]
[Setengah dari exp yang didapat dikurangi sebagai penalti skill"Predation" ]
[Skill "delete existence [S]" berhasil dicuri]
[ Skill "delete existence [S]" telah ditambahkan ke dalam status anda]
[115 exp didapatkan ]
[Anda naik level]
Aku tidak menyangka aku akan naik level secepat ini.
Saat aku sedang merasa senang dengan kenaikan level ku sebuah layar muncul.
[ status anda telah mencapai level 100 memberikan opsi untuk Awakening. Apakah anda akan Awakening sekarang? ]
Ya / Nanti
'Apa aku tidak tahu akan ada hal seperti ini? '
'Apa itu Awakening? '
Sebuah suara lagi lagi bergema di kepalaku.
[Mengkonfirmasi pertanyaan dari pemain.]
[Memuat jawaban mohon tunggu sebentar]
'Wow aku tidak tahu ada hal seperti ini, ini benar-benar cheat'
[Menemukan jawaban]
[Awakening atau kebangkitan, hanya sedikit orang yang bisa mencapai hal itu di dunia ini mereka akan harus berlatih untuk terus menaikan kekuatan mereka hingga bisa mendapatakan Awakening itu sendiri. Awakening adalah proses kebangkitan dimana sebuah mahluk telah jauh melampaui ras mereka sendiri dan Awakening itu lah yang menjadi gerbang untuk mereka naik ke tingkat yang lebih tinggi lagi dari ras mereka dengan kata lain evolusi, kebanyakan hal ini perlu berlatih ratusan sampai ribuan tahun untuk mencapai hal ini. Namun karena pemain bisa menjadi kuat dengan naik level proses ini menjadi sangat cepat ]
'Cukup rinci, itu artinya kekuatan ku ini bisa didapatkan dengan latihan ratusan tahun namun karena aku menggunakan sistem dan sudah banyak membunuh mahluk di awal proses ku untuk mencapai ini menjadi sangat jauh lebih cepat'
'Kalau begitu ini melebihi cheat. Gila... '
Aku menekan tombol nanti dan bergegas untuk tidur.
'Baiklah aku akan melakukan Awakening besok setelah aku keluar dari Kerajaan. '