I Hate Monday

By Juniwp9

15.3K 1.7K 716

COMPLETED Goo Monday, sampai saat ini Jungkook masih mengingat nama yang ganjil itu. Nama yang aneh seperti k... More

1
2
3
4
5
6
7
8
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

9

540 67 30
By Juniwp9


Goo Monday melangkah masuk ke dalam kelas yang sepi dan terkejut karena menemukan Jeon Jungkook yang sedang tidur.
Jam pelajaran kelas olahraga masih berlangsung, dan Monday berniat untuk membolos dan tidak berpartisipasi dalam kelas, ia merasa aneh karena melihat Jungkook yang menyukai olahraga juga bolos dan sendirian di dalam kelas.

Monday melempar pandangan keluar jendela, jejeran pohon sakura di samping kelas  telah bermekaran dengan indah, memamerkan warna putih dan merah muda yang lembut pada kelopak-kelopak bunga yang terlihat menarik.

Jendela kelas terbuka lebar dan angin musim semi bertiup masuk ke dalam ruangan membuat tirai jendela yang berwarna putih bergoyang pelan dan sedikit terbang.

Ada kelopak sakura yang terbawa hembusan angin dan masuk ke dalam kelas, Monday terpesona ketika tatapannya jatuh pada kelopak bunga sakura yang mendarat di rambut hitam milik Jungkook.

Awalnya Monday hanya ingin mendekat dan menatap takjub pada keindahan ganjil yang membuatnya terperanjat, wajah lugu dan cantik tampak lembut dan begitu menarik di depan matanya, membuatnya hampir tidak bisa mengedipkan mata selama beberapa detik.

Paras Jungkook yang cakep berkali-kali lipat jauh menjadi menarik saat ini, dan Goo Monday telah terperangkap dalam perasaan magis yang membuatnya kagum.

Ia mendekat dan ingin membangunkan Jungkook, tapi entah mengapa ia berakhir dengan ide yang sangat aneh, ia mendekatkan wajahnya dan mencium bibir tipis yang berwarna merah muda yang segar dan empuk.
Dadanya berdebar kencang tidak karuan,ia berpikir bahwa saat ini ia telah kehilangan akal sehatnya.

Logika menariknya pada kenyataan, Goo Monday melototkan matanya, menghentikan tindakan gilanya mencium Jeon Jungkook karena terbawa suasana.

Meski hanya kecupan ringan, menempelkan bibirnya dengan sangat pelan dan hati-hati pada bibir milik Jeon Jungkook.

"Apa yang aku lakukan?" Gumamnya dengan hati gelisah,

"Syukurlah, dia tidak bangun!" Monday panik dan ia berlari keluar dari kelas dengan dada yang masih berdebar kencang.

Suara derit pintu terdengar pelan dan goo Monday melarikan diri karena terlalu kaget dengan tindakan gilanya sendiri, di depan kelas Dongho bersiul dan menghentikan langkah cepat milik anak aneh yang mulai tersengal.

"Wow, aku melihatmu! Kamu diam-diam mencium Jungkook di kelas!" Dongho tersenyum licik, melempar  tatapan mengejek dan merendahkan.

"Lepaskan aku!" Monday menepis tangan Dongho dengan kasar

"Kamu orang mesum dan juga aneh!" Dongho mencibirnya dan Monday mengabaikan semua ejekan anak nakal yang menyebalkan itu.

Esok harinya Monday menemukan gangguan yang lebih buruk dari Dongho, kabar miring tentangnya sudah tersebar di seluruh kelas dan reputasi buruk Goo Monday semakin menjijikkan di mata orang-orang.

Monday menatap mejanya yang kotor dan penuh dengan kata-kata makian dan gambar tidak senonoh yang tidak pantas, ia kesulitan menghapus gambar penis yang dicoret dengan spidol dan namanya yang diejek dengan buruk.

Ia menoleh ke samping dan ia duduk sendirian sekarang, jeon jungkook pindah ke bangku depan, menoleh padanya sebentar dan menatapnya dengan marah bercampur benci.

Monday mengecek ponselnya dan menemukan obrolan kelas dimana teman-temannya sudah mengejeknya dengan jahat, monday berhenti melihat ponselnya dan muak dengan kebisingan yang menyiksa itu, ia menerima sebuah pesan baru dari Jungkook.

Temui aku di atap sekolah, di jam istirahat-,

Monday pergi ke atap sekolah sesuai pesan Jungkook yang sudah menungguinya dengan tatapan marah yang tidak pernah lepas sejak ia melangkahkan kaki memijak anak tangga menuju atap.

"Apa yang sudah kamu lakukan padaku! Apakah kamu mencoba melecehkan aku!"

Jungkook memperlihatkan layar ponselnya, ia menjedah video yang tersebar di sekolah, Goo Monday diam-diam menciumnya di dalam kelas.

Monday terdiam, matanya terkancing pada layar dan ia mendadak kesulitan untuk merangkai kata-kata permohonan maaf.

"Apa benar kamu yang ada di dalam video ini?"

Monday mengangguk, dan wajah Jungkook menjadi merah padam.

"Kamu menciumku! Kamu gila!"

Monday mengangguk lagi, dan bahasa tubuhnya itu membuat jungkook menjadi geram dan semakin kesal.

"Kotoran! Kenapa kamu melakukan itu?hoiii! Goo monday! Kamu mesum dan menjijikkan!"

"Maafkan aku.."

Monday tertunduk lesu dan ia pasrah saat jungkook memaki-makinya sampai puas.

"Apakah kamu malu karena video itu?"

"Tentu saja! Hei, aku sangat malu dan kamu sangat brengsek!"

"Tapi anak-anak lain tidak membencimu, dan kamu seharusnya tidak semarah ini- mereka hanya menggangguku dan menyalahkan aku"

"Apa katamu? Tetap saja aku masih malu dan marah!- dan Monday! Kamu pantas mendapatkan banyak kebencian karena sudah melakukan hal bodoh seperti itu kepadaku!"

Monday terdiam, ia sadar bahwa jungkook  sangat populer dan memiliki banyak penggemar di sekolah, ia tersenyum getir dan masih tertunduk sedih.

"Jadi sekarang apakah kamu membenciku?"

"Iya! Aku sangat membencimu! Melihat Wajahmu saja membuatku ingin muntah! Sialan!! Jangan muncul lagi dihadapanku!!!-" emosi jungkook meledak dan ia mengayunkan tinjunya pada wajah Monday,

Monday terhempas ke lantai dan ia memegang pipinya yang berdenyut sakit karena pukulan dan kekerasan yang baru saja ia dapatkan.











🔸️🔸️🔸️🔸️🔸️🔸️








Jungkook buru-buru mengancingkan kemejanya dan wajahnya meronah merah seperti tomat, Park Hye soo melangkah keluar dari ruangan Seokjin, dan wanita itu terlihat sangat tersinggung dan juga kesal.

Sikap cuek dan menyebalkan masih diperlihatkan oleh Seokjin, pria itu bersadar pada kursi kerjanya yang empuk dan menatap ke arah pintu, ia tidak mengejar Park Hye Soo, dan membiarkan wanita itu tersesat dalam kesalahpahaman. Rencananya  berhasil dengan baik.

Jungkook merasa sebagai pihak yang paling dirugikan dalam sandiwara konyol itu, ia memicingkan matanya dan merasakan bibirnya masih kebas karena cumbuan yang terlalu intens beberapa menit yang lalu.

"Kamu sudah gila, Kim!" Jungkook mendengus kesal dan ia mengambil jarak dari hadapan meja kerja Seokjin

"Dengar Kim! aku bukan kekasihmu! Dan wanita itu sudah menghinaku secara langsung!- dia sudah salah paham!" Kata Jungkook dengan suara hampir berteriak kesal.

"Biarkan dia salah paham" sahut Seokjin dengan santai, ia duduk di kursi kerjanya bersikap seolah ia tidak membuat Jungkook kesal dan tidak melakukan hal yang tidak pantas.

"Aku hanya memanfaatkanmu untuk menghindari pertunangan konyol yang diatur oleh keluargaku, jadi diamlah dan jangan banyak protes" seokjin menarik napas dalam-dalam, sejenak terlihat lelah dengan omelan Jungkook yang sedang tantrum.

"Aku benar-benar menbencimu!- kamu sangat menyebalkan!" Wajah jungkook masih merah padam, ia melotot dan menuding Seokjin dengan geram.

"Kamu tak perlu semarah ini Jeon, reaksimu terlalu berlebihan" celetuk Seokjin bersikap acuh tak acuh.

Jungkook semakin tersinggung, dan belum menyadari bahwa dirinya memang memiliki masalah dalam mengendalikan emosinya yang meledak-ledak. Ia mengemeretakkan giginya, rahangnya mengeras dan wajahnya masih merah padam.

"Keluar sekarang dari ruanganku! Aku muak mendengarmu marah-marah tidak jelas seperti sekarang"

Jungkook kehilangan kata-kata, Seokjin mengusirnya dengan nada suara yang monoton dan wajah yang dingin, dan ia terpaksa menurutinya karena kondisi yang memojokkannya, Seokjin adalah bossnya dan ia tidak bisa membantah lagi, jadi ia keluar dari ruangan dengan rasa sakit hati dan kejengkelan yang berkali-kali lipat lebih banyak.

Seokjin tidak memperdulikannya, dan mengabaikannya begitu saja.








🔸️🔸️🔸️🔸️🔸️🔸️






Jungkook hampir berdebat setiap hari dengan Seokjin dan ia merasa energinya terkuras habis sangat banyak dan mentalnya telah ditempah terlalu keras, ia mudah merasa lelah dan ia kehilangan banyak motivasi selama bekerja, perang dan perselisihannya dengan Seokjin seolah berlangsung abadi dan selamanya.

Ia mengecek jadwal kerja Seokjin esok hari dan mendadak gugup karena menyadari hari ini adalah hari Senin. Energinya telah habis karena bekerja terlalu keras seharian di kantor dan saat malam menjelang ia masih punya tugas tambahan yang sangat membebaninya.

Jungkook hampir menangis tapi ia menahan diri dan menekan egonya agar tidak jatuh dan kalah di hadapan Seokjin. Ia punya harga diri yang sangat tinggi.

Seokjin masuk ke kamar dan jungkook mengikutinya dari belakang, ia melihat Jungkook dengan tatapan dalam yang misterius membuat Jungkook mendadak gugup dan sedikit takut.

"Mmm.. hari ini hari senin, dan aku hanya ingin menyelesaikan tugasku sebelum tidur"

Jungkook menghindari tatapan pria galak itu, ia duduk di tepi tempat tidur dan Seokjin baru saja membuka pakaian untuk berganti piayama.

"Aku sedang tidak mood berhubungan seks denganmu malam  ini"kata Seokjin dengan gamblang, ia membuang muka dan mengabaikan Jungkook yang melongoh dengan wajah lugu,

Pria itu mulai fokus pada gadgetnya dan Jungkook tercengang setelah mendengar kata-kata lugas dari Seokjin.

"Ah, baiklah kalo begitu.."

Jungkook melangkah keluar mendekati pintu, dan ia mendadak bingung atas sikap aneh yang ditunjukkan oleh pria itu. Bagaimanapun hebatnya pertengkaran mereka setiap hari, tapi  seokjin tidak akan melewatkan sesi panas mereka setiap pekan,

Hari ini berbeda, dan jungkook merasa  tertolak, dan sedikit tersinggung.

Jungkook kembali ke kamarnya dan ia berbaring telentang sambil melamun, ia harusnya merasa lega dan senang karena malam ini ia tidak akan melayani pria galak yang membuat suasana hatinya menjadi buruk setiap saat.

Dia tidak akan melebarkan kakinya atau membiarkan tubuhnya terpaksa terjamah begitu saja. Tapi Jungkook mendadak merasa tersinggung.

"Dia menolak tidur denganku?"

jungkook mengerutkan kening, bingung dan mengigit bibir bawahnya sambil berpikir lebih dalam. Ia terperangkap dalam lamunan kosong selama beberapa menit dan akhirnya jatuh tertidur karena terlalu lelah.

Jungkook bertemu Seokjin di dalam mimpinya, ia terkejut dan kembali mengomel bahkan ia tidak bisa hidup dengan damai dan bernapas dengan tenang bahkan di dunia mimpi ia terus mengalami gangguan dari pria itu.

Jungkook terbangun dengan cepat di pagi buta dan ia meringis jijik dengan reaksi tubuhnya sendiri, ia menjadi keras hanya karena memimpikan Seokjin menciumnya dengan agresif di dalam mimpi.

"Sialan! Aku membencimu Kim seokjin!!!'

Jungkook masih kepanasan dan ia berlari menuju ke kamar mandi, ia mencoba menyelesaikan urusannya disana dan keluar dengan tubuh lemas dan perasaan yang sangat buruk dan berantakan.





🔸️🔸️🔸️🔸️🔸️🔸️






Pekan ini Seokjin pergi ke luar negeri untuk  perjalanan bisnis, jungkook memanfaatkan kesempatan itu untuk istirahat dan  bertemu dengan temannya, Mingyu.

Jungkook terlalu sibuk mengurusi Seokjin dan ia terlalu muak karena selalu mengorbit di sekitar pria angkuh dan menyebalkan itu.

"Sudah lama kita tidak pergi ke tempat ini lagi!" Jungkook melihat ke sekitar tempat itu, kedai sederhana yang biasanya ia kunjungi saat ia pulang kerja di dekat gedung kantor lamanya dulu.

Mingyu terkekeh dan menuang soju ke gelas Jungkook, temannya menyumpit banyak toppokki ke dalam mulutnya yang terbuka lebar, ia makan dengan rakus hingga pipinya mengembung lucu dan penuh makanan.

"Jadi bagaimana kabar bossmu yang menyebalkan itu?"mingyu sengaja melempar pertanyaan, ingin menggoda temannya, Jungkook hampir tersedak dan Mingyu tertawa karena tingkah jenaka temannya yang terlihat bodoh.

"Kamu jorok, Jungkookie" Mingyu memberikan tissue kepada Jungkook, pemuda itu merotasikan matanya dan menyekah jipratan saos toppoki di lengan bajunya

"Jangan menanyakan kabar pria brengsek itu!" Jungkook berbicara dengan galak, dan ia melanjutkan makanannya yang sempat terjedah.

"Ah, kamu sangat membencinya" mingyu menatap temannya dengan iba.

"Iya!! Aku Sangat membencinya! Kim Fuxxing Seokjin!"

"Jangan terlalu membenci, nanti kamu bisa cinta lho, kook" Mingyu tersenyum geli dan Jungkook melototkan matanya karena keberatan dengan ucapan temannya.

"Tidak mungkin!!! Aku sangat membenci pria jahat itu! Aku tidak mungkin menyukainya!!!" Jungkook menyangkal dengan keras, ia menghabiskan satu porsi toppokki dan membuka tutup botol soju yang baru.

"Apa kamu berencana untuk mabuk hari ini?" Mingyu bertopang dagu dan ia melihat kelakuan temannya yang sangat berantakan.

"Tentu saja!"

Jungkook menyesap minuman langsung dari bibir botol.

"Pria jahat itu memaksaku untuk menjadi budaknya! Aku harus mengurusinya setiap saat! Dasar orang kaya manja dan tidak tahu diri!" Nada suara Jungkook mulai meninggi, Mingyu terkekeh geli mendengar ucapan temannya yang sudah mabuk. "Aku tidak tahan lagi Mingyu! Hidupku menderita! Aku tidak tahan lagi bekerja pada Kim Seokjin bajingan sialan kurang ajar dan kejam itu!"

"Kalau kamu tidak tahan lagi, kenapa tidak berhenti saja?' Mingyu menatap Jungkook dengan bingung, wajah Jungkook merah karena mabuk dan ia duduk dengan posisi yang mulai oleng.

"Aku tidak bisa!" Jungkook tiba-tiba menangis keras dan Mingyu panik karena pandangan semua orang yang ada di dalam kedai mulai mengarah ke meja mereka.

"Hwuaaaahh!!aku tidak bisa Mingyu! Kim sialan itu sudah mengacaukan hidupku!!!"

"Jungkook, berhenti! Jangan menangis keras seperti itu!" Mingyu berusaha menenangkan Jungkook tapi tangisan pemabuk itu semakin nyaring dan sangat menganggu.

"Kim sialan!!!! Aku membencinya!!!!" Teriak Jungkook dengan berisik, menarik perhatian orang-orang.











🔸️🔸️🔸️🔸️




Seokjin bisa pulang sehari lebih cepat karena ia berhasil menyelesaikan urusan pekerjaannya dengan cepat, ia tiba di rumah dan tidak menemukan keberadaan Jungkook, rumah sangat sepi dan ia mencoba untuk menenangkan diri sendirian tanpa kehadiran sekretarisnya itu.

Seokjin masih sedikit mengalami sedikit jetlag setelah berada di udara selama beberapa jam, ia mencoba berbaring tidur tapi ia sedikit gelisah dan masih terjaga sampai larut malam. Ia tidak mencari keberadaan Jungkook, ia cukup gengsi untuk menghubunginya lebih dulu.

Pintu rumahnya diketuk pada larut malam, dan Seokjin melihat seorang pria memapah Jungkook yang mabuk.

"Aku mengantar Jungkook pulang, dia sedang mabuk berat"

Pria tinggi itu tersenyum kikuk dan ia melihat Seokjin dengan wajah sedikit terkejut.

"Letakkan saja dia di sofa" seokjin melihat Mingyu membaringkan Jungkook di sofa ruang tamu, pria tinggi itu menoleh padanya dan Jungkook mendengkur keras dan sangat berisik.

"Hmm..maaf, tapi kamu siapa?" Pria itu bertanya pada Seokjin, keningnya berkerut bingung.

"Aku juga ingin bertanya padamu, kamu siapa?" Alih-alih menjawab, seokjin malah bertanya balik pada pria itu.

"Saya sahabat Jungkook!" Pria bernama Mingyu tampak percaya diri dan bersikap jujur, Seokjin melipat kedua tangannya di dada. "Dan kamu?"

"Aku bukan siapa-siapa"

Seokjin menghampiri Jungkook dan Mingyu terlihat jauh lebih bingung karena reaksi yang ditunjukkan seokjin.

"Tunggu, rumah ini beneran rumah baru Jungkook kan? Temanku menyebutkan  alamat rumah ini,"Mingyu linglung dan takut salah alamat, ia melihat Seokjin dengan bingung.

"Ya, benar..Jungkook tinggal di sini bersamaku, dan rumah ini adalah rumahku"

"Tunggu dulu! Maksud kamu..kamu adalah teman serumah Jungkook?"

"Dia numpang padaku" Seokjin mengklarifikasi dan Mingyu mencoba untuk mencernah kata-kata pria itu dengan cepat.

"Oh begitu ya, kenalkan, saya choi Mingyu" mingyu bersikap ramah dan sopan, ia mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

Seokjin tidak membalas jabatan tangan pria ramah itu, tapi ia menyebutkan namanya dengan wajah serius.

"Aku Kim Seokjin"

Mingyu melotot kaget setelah mendengar nama itu dan Seokjin mengerutkan keningnya dan mencurigai reaksi dari tamunya.

Mingyu sudah berjuta kali mendengar Jungkook mengucapkan sumpah serapah dan makian atas nama Kim seokjin, baik saat ia mabuk atau saat mengucapkannya secara sadar. Ia tidak menyangkah bahwa Kim Seokjin adalah pria tampan yang dari luar terkesan tidak terlihat jahat.

"Terima kasih sudah mengantarnya, pulang, apa masih ada yang ingin anda katakan, Choi Mingyu-ssi?"

"Tidak ada, maaf sudah menganggu, anda"

"Ah, kalo begitu saya tutup pintunya" Seokjin menutup pintu dengan cepat  sebelum pria bernama Mingyu itu melemparkan pertanyaan baru atau basa basi kepadanya.

Seokjin sudah lelah selama perjalanan panjang seharian dari luar negeri, ia mendengus pelan dan mengangkat tubuh Jungkook yang tergeletak di atas sofa.

"Dia sangat berat" keluh Seokjin saat menggendong Jungkook masuk ke dalam kamar.

Ia menarik selimut dan memperbaiki letak bantal kepala Jungkook.

"Dasar pemabuk, kamu sangat merepotkan" seokjin mengelus pipi Jungkook tapi tiba-tiba kelopak mata Jungkook terbuka dan seokjin terkejut dan hampir tersentak kaget. Mata besar itu melotot lurus kepadanya tapi Jungkook menutup matanya lagi lalu meracau dengan keras.

"Kim, Sialan!!"

Seokjin menyipitkan matanya dan ia mencubit pipi  Jungkook sebagai balasan karena memakinya sialan.

"Pria jahat!!!"

Seokjin kaget dan Jungkook terbangun, tapi ia masih dalam kondisi mabuk parah, matanya merah dan wajahnya juga merah, ia cengengesan seperti orang bodoh.

"Kamu sangat tampan! Hei! Kemari!"

Jungkook tiba-tiba menarik bajunya dan mencengkram kerah piayamanya dan Seokjin terkejut dan  tidak menduga tindakan itu hingga ia jatuh menimpah tubuh pemabuk yang menariknya dengan kasar.

"Jeon.."

"Kamu brengsek! semua ini salahmu!!! Kamu sudah mengacaukan pikiran dan juga hatiku!!"

Jungkook yang mabuk lantas meracau keras, terkekeh dan tiba-tiba mencium bibir Seokjin, menekan bibirnya dengan keras dan menyesapnya dengan kehausan.



💗💬⭐

Continue Reading

You'll Also Like

12.2K 1.2K 20
[COMPLETED] Kim Seokjin telah mengalami banyak kegagalan dalam hidupnya dan ia memutuskan untuk bekerja sebagai Red buzzer, pekerjaan yang awalnya ia...
499K 5.4K 88
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
58K 4.8K 39
COMPLETED! Kim Seokjin dan Jeon Jungkook adalah dua orang pemuda yang bertemu secara tidak sengaja di sebuah festival musik. Mereka memiliki sifat ya...
161K 6.4K 34
" Hyung... sampai kapan kita begini terus ? " " sabar yaa ... akan ada saatnya kita publish hubungan kita , hyung minta kamu bersabar " " kookie ga...