(sequel) My Heart Calls Out F...

By fairytalice

7.8K 1.3K 58

Cerita lanjutan dari keluarga Pram dan Ayu, dimana kini Hazel sudah menjadi seorang kakak dari adiknya yaitu... More

Hazel Got Rejected
Rumi Mau Sama Ibu !!!!
Selamat hari ibu untuk ibu Ayu
Rumah sakit dan obrolan tentang anak-anak
(flashback) When Rumi's Was a Newborn
(flashback) Hazel as a big sister
normal day at wiryadamara's
Ibu & Bapak
Kerja tim keluarga Wiryadamara
Rumi gak mau sekolah
Liburan ke kampung halaman bapak
Ibu, kakak, dan Rumi sayang bapak

A Day With Aunty Ra & Om Gio

649 97 7
By fairytalice

Hari ini bapak harus menghadiri acara reuni SMA, dan bapak mengajak ibu untuk pergi bersama. Katanya supaya ada yang mendampinginya nanti saat pergi. Maka dari itu, ibu memutuskan untuk mengantarkan Hazel ke rumah mami selagi ibu dan bapak pergi. Adik kecil akan ikut bersama ibu dan bapak, karena ia tidak bisa jauh dari ibu.

Sambil menunggu jam pergi, Hazel dan Rumi bermain bersama dengan aunty Ra dan om Gio, yang lagi - lagi ada dirumah sedang berpacaran. 

Berbagai aktivitas mereka lakukan. Bermain, bernyanyi, menari-nari random, dan lain sebagainya. Hazel dan Rumi sangat senang menghabiskan waktunya bersama aunty Ra dan om Gio. Berbeda dengan kedua orang tuanya yang sudah semakin tua, energi aunty Ra dan om Gio sangat memuaskan energi mereka.

"Kamu cium sesuatu yang busuk gak Gio?" tanya Amara.

Ditanya hal tersebut, Gio mengendus - endus bau yang dimaksud oleh Amara. Hidungnya melacak mencari sumber bau yang tidak sedap itu. Sampai Gio berhenti di pusatnya, yaitu Rumi. 

"Rumi poop ya?" tanya Gio.

Yang ditanya pura - pura tidak mendengar, padahal sudah pasti pertanyaan Gio itu jawabannya benar. Dari bau dan posisi jongkok Rumi sudah terlihat jelas jawabannya.

"Ih kamu ee! bau tau!" ucap Hazel heboh, "ganti sana, kakak panggil ibu dulu."

Hazel pun segera pergi meninggalkan Rumi, Amara, dan Gio di kamarnya untuk mencari ibu agar bisa menggantikan popok Rumi yang bau tidak sedapnya sudah mengudara ke seluruh ruangan.

"Ganti dulu yuk," ajak Gio, "kamu pernah gantiin popok yang isinya tai belum Ra?"

"Pernah sih tapi jujur aku males kalau isinya begituan," Amara bergidik merinding hanya membayangkannya saja.

"Yuk Rumi ganti sama om aja," Gio langsung membawa Rumi ke kamar mandi tanpa merasa ragu. "Ra ambilin popok bersihnya dong."

"Dih emang kamu bisa?" 

"Buruan."

Amara lantas pergi keluar kamar untuk melaksanakan perintah Gio dengan segera. Setelah kembalinya Amara, Gio langsung dengan telaten memakaikan kembali popok Rumi.

Gio menggantikannya lebih cepat daripada datangnya Hazel bersama ibu. 

"Udah digantiin sama Gio," ucap Amara.

Ibu terkejut sekaligus berterima kasih kepada Gio akan hal itu. Namun, ada rasa tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Amara. Ibu mengecek ke dalam celana Rumi untuk memastikan. Dan benar saja, apa yang Amara ucapkan.

"Kok kamu bisa? Makasih ya, jijik gak?"

"Kalau lupa aku punya adek sekampung mba, santai lah beginian doang mah."

Ibu baru ingat jika Gio adalah anak sulung di keluarganya. Setelah percaya hal itu ibu kembali pergi untuk bersiap - siap untuk pergi dan menitipkan anak - anak kepada Amara dan Gio. Mereka melanjutkan bermain.

𓆝 𓆟 𓆞 𓆝

"Ibu kakak mau ikut aunty sama om Gio boleh gak?" pinta Hazel.

"Mau kemana emang? Kakak udah izin ke aunty sama omnya belum?" tanya ibu sambil bersiap - siap karena sebentar lagi harus pergi.

"Udah, tadi om Gio yang ajak."

Ibu akhirnya memberikan izin jika Hazel akan ikut bersama tante dan omnya untuk jalan - jalan ke luar rumah. 

"Mas gantiin baju Rumi dong, aku belum nyatok."

Bapak membawa baju ganti Rumi yang dimaksud oleh ibu di atas kasur. Sambil menenteng baju ganti Rumi, bapak mencari keberadaan bocah kecil  tersebut di sekitaran rumah. Tidak jauh dari arah kamar bermain, terdengar celotehan anak - anaknya yang terdengar sedikit ribut. Bapak langsung menuju ke sumber suara yang familiar di telinganya.

Rumi tengah di beritahukan sesuatu oleh Hazel sampai ia mendapati kedatangan bapak. "Bapak!" panggil Hazel penuh antusias, "bapak, masa Rumi mau ikut aku, om Gio, sama aunty Ra. Kan Rumi ikutnya sama bapak sama ibu kan?" alis Hazel bertaut tanda laporan cukup serius.

"Adek mau kemana emang?" tanya bapak mendekati Rumi yang sudah berkaca - kaca.

Di pelukan bapak air mata yang sejak tadi tertahan karena diomeli kakaknya akhirnya menetes membasahi pipi merona Rumi. Bapak menggendong Rumi membawanya ke kamar menghampiri ibu yang masih belum selesai berdandan.

"Kenapa sayang ibu? kok nangis...?" sesampainya pada ibu tangisan Rumi semakin deras.

"Mau ikut sama kakaknya tadi Hazel bilang," jelas bapak, "emang mau pada kemana?"

"Paling main ke mall. Adek mau ikut juga?" Rumi mengangguk, "tapi kan ibu nggak ikut sama kakak. Ibu mau anter bapak, nanti kalau ikut kakak gak ada ibu, gapapa?" sekali lagi Rumi mengangguk.

Setelah beberapa kali pertanyaan dan penjelas dari ibu kepada Rumi, akhirnya ibu mengizinkan Rumi ikut dengan kakaknya bersama Amara dan juga Gio. Ibu menitipkan kedua anaknya (lagi) kepada Amara dan Gio. 

"Nanti ibu susul ya kalau udah selesai. Kakak dengerin apa kata aunty sama om nya ya. Adek jangan nyariin ibu terus oke?" kedua kakak beradik itu mengangguk paham, sebelum berpisah mereka berpelukan dengan ibu.

𓆝 𓆟 𓆞 𓆝 

Tujuan tempat yang selalu Amara dan Gio kunjungi adalah mall. Sudah biasa Amara dan Gio pergi berpacaran ke mall, menghabiskan waktu sehariannya dengan berputar di sekitar mall sampai bosan. Tapi bedanya, sekarang mereka sudah seperti keluarga cemara karena membawa dua bocah bersama mereka.

"Mau tuh," tunjuk Rumi pada kereta yang beroperasi untuk mengelilingi mall.

"Makan dulu deh bentar, aunty laper, ya?" ucap Amara.

"Nggak."

Baru masuk mall, perdebatan dengan seorang bocah sudah dimulai. Amara sudah tidak kuat menahan laparnya, tapi harus ia tunda karena Rumi sudah merengek ingin naik kereta aneh  yang perjalanannya menghalangi pejalan kaki di mall (kata Amara).

"Kamu duluan aja sama Hazel, Rumi biar aku yang temenin," tawar Gio.

Akhirnya mereka berpisah. Gio bersama Rumi naik kereta terlebih dahulu, sedangkan Amara dan Hazel akan pergi duluan untuk makan siang.

Di sebuah tempat makan, Amara dan Hazel langsung melahap makanan yang sudah mereka pesan 15 menit sebelumnya. Tanpa memikirkan apapun Amara yang sudah kelaparan langsung memakan semua pesanannya.

30 menit kemudian, Gio kembali dengan Rumi yang tertidur di gendongannya. Sepertinya dari tadi Rumi sudah merasa mengantuk, saat baru naik kereta pun ia sudah bersandar pada Gio dengan mata yang sudah sayu.

"Rumi makannya gimana ya?" pikir Amara.

Mereka belum makan siang dari rumah. Rumi juga hanya meminum susunya tadi saat di perjalanan, setelah sampai mall ia malah tertidur. 

"Take away aja, nanti makannya kalau udah bangun," usul Gio. 

Cukup lama mereka diam di tempat makan, dan Rumi belum juga terbangun. Sedangkan diluar orang - orang banyak yang mengantre untuk bisa makan di tempat tersebut. Takut membuat orang - orang mati kelaparan karena mereka tidak kunjung pergi, akhirnya mereka memutuskan untung bayar dan melanjutkan perjalanan.

Tujuan selanjutnya, Hazel ingin membeli dessert

Baru sampai di toko es krim, Rumi terbangun. Ia sedikit menangis sambil memanggil ibu. "Rumi makan dulu ya?" Amara menyuapinya dengan nasi yang barusan ia beli khusus untuk Rumi, tujuan lain untuk menyumpalnya agar tidak mencari ibu.

Berbagai tempat sudah mereka tuju, hampir tiap sudut mall rasanya sudah di junjungi.  Rumi dan Hazel juga sudah kenyang dengan berbagai macam makanan yang ia suap. Mereka juga dihadiahi masing - masing satu mainan oleh om Gio.

Sambil menunggu ibu dan bapak menyusul, Hazel, Rumi, Amara, dan Gio memutuskan untuk menunggu di playground. Tidak hanya Hazel dan Rumi saja yang merasa senang bermain di playground, nampaknya Amara dan Gio pun ikut menikmati mandi bola dan seluncuran yang ada di situ.

"Kakak Hazel!" 

Ada suara berat yang terdengar sangat familiar di telinga Hazel. Saat menoleh mencari keberadaan suara tersebut, Hazel berlari menghampirinya.

"Bapak!" panggilnya dari balik tembok kaca playground.

"Baru masuk?" tanya bapak yang di jawab gelengan oleh Hazel. Mereka sudah menghabiskan hampir satu jam lebih di dalam, keringat juga sudah bercucuran di kening Hazel. "Kalau udah lama, udahan aja yuk."

Cukup bosan juga memang menghabiskan waktu satu jam di dalam playground. Saat disuruh keluar oleh bapak pun Hazel tidak menolak, ia juga memberi tahu yang lain jika bapak dan ibu sudah menyusul.

"Cinta ibu...," ibu memeluk Rumi yang berlari menghampirinya dari dalam playground, "seru mainnya? Sampe kuyup gini, bau asem."

Sambil menunggu waktu malam dan mencari makan malam. Amara dan Gio memutuskan untuk berpisah dan melanjutkan agenda berpacarannya. Sedangkan keluarga Wiryadamara akan mencari tempat makan yang bisa mereka kunjungi malam itu.

"Peluk dulu om sama auntynya, bilang makasih gitu," suruh ibu.

Hazel dan Rumi kompak menghampiri Amara dan Gio untuk memberikan pelukan perpisahan. 

"Dadah," ucap Rumi yang sudah digendong oleh bapak.

"Dadah aunty, dadah om, makasih ya udah jagain aku sama gantiin popok aku gitu dong," usul ibu kepada Rumi.

Amara dan Gio terkekeh bersama, "dadah Umi, nanti main lagi ya," Gio mencubit pipi pink Rumi gemas.

Selesai saling bertegur salam perpisahan, mereka pun berpisah dan berjalan dengan tujuan masing - masing.


𓆝 𓆟  tbc 𓆞 𓆝 

Continue Reading

You'll Also Like

110K 12.2K 57
[ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ] Note : Cerita ini bernuansa Kristiani ya 🙏 Salam Toleransi 🙏 Akasa Gajendra. Leader The Vilest yang memiliki nama p...
1.4K 270 9
🎶 Wendy - his car isn't yours
80.3K 7.8K 23
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
18.3K 2.5K 25
Pernah dengan kalimat "Dunia selebar daun kelor" ? Kalimat khiasan yang dibuktikan kebenarannya oleh Januardi Alarik Senoaji. Sejak bercerai dengan m...