Kayaknya author gabisa up sesuai jadwal deh gais!! Karena masih mood"an😭🙏. Jadi nanti klo update ga sesuai jadwal jangan di tagih ya hehehhe
Selamat membaca 🤍
_________________________
Saat ini Alexander bersama Rosella tengah berjalan di sekitar taman mansion. Keduanya beriringan sembari membahas beberapa hal, hingga kemudian Rosella bertanya kepada Alexander
"Alex sebelumnya maaf, bukan maksud ku menyinggung. Hanya, kau tidak akan melupakan ku kan setelah ini?"
Kening Alexander mengerut,"Berbicara yang jelas!" Alexander bingung dengan ucapan Rosella, melupakan karena apa memangnya?
Rosella memilin gaunnya sejenak,"Duchess Verona sudah sembuh. Dia sudah kembali seperti dulu, dan ku harap kau tidak melupakan ku dan merasa tidak membutuhkan ku lagi setelah ini"
Raut wajah sendu Rosella tak luput dari pandangan Alexander. Pria itu sedikit mendekat kemudian mengelus surai Rosella,"Bagaimana bisa aku melupakanmu? Kau adalah teman ku, istri dan juga ibu dari anak ku. Aku memiliki tanggung jawab atas mu jadi kau tidak perlu khawatir" ucap Alexander
Sedangkan di seberang sana, Verona menatap kedua insan itu sembari telinganya tajam mendengar percakapan mereka. Sekarang Verona mengerti, Rosella begitu penting dalam hidup Alexander. Pria itu bukan hanya menikahi atas dasar tanggung jawab kepada Leonard melainkan Alexander memang menyayangi wanita itu.
Miris sekali. Ketika Verona dulu begitu mengagungkan Alexander dan mendedikasikan hatinya hanya untuk pria itu, namun ternyata sang pujaan tidak merasa cukup hanya dengan dirinya. Merasa mengganggu aktivitas intens pasangan itu, Verona kemudian melanjutkan langkahnya untuk pergi pada tujuan awalnya, yaitu bertemu dengan Marquees Felix yang sedang menunggu nya di 'Calon rumah barunya'?
Verona kali ini hanya mengajak Emma bersamanya. Para pelayan dan prajurit pribadinya sedang ia tugaskan untuk melakukan hal penting lainnya.
Dengan dibantu oleh kusir kuda untuk turun dari kereta, Verona sedikit berjalan menuju perkarangan rumah yang bakal menjadi tempat tinggal nya. Pada pagar besi berwarna silver yang tidak terlalu tinggi itu, Felix sudah berada disana siap menyambut kedatangannya
"Selamat pagi, Duchess" sapa Felix setelah pria itu mencium punggung tangannya
"Selamat pagi, Marquees" Verona menelisik penampilan Felix hari ini. Pria itu mengenakan setelan berwarna biru dengan aksen emas di beberapa bagiannya, rambut pirangnya tertata rapi dengan garis wajah yang tegas yang semakin menambah nilai ketampanan nya
Apa dirinya sendiri yang merasakan penampilan Felix hari ini berlebihan untuk ukuran seseorang yang akan melakukan pengecekan pada rumah?. Verona pun berjalan mengikuti Felix untuk masuk kedalam, begitu sampai bagian dalam rumah tersebut sudah berubah pada beberapa bagian tertentu yang saat itu Verona usulkan untuk diperbaiki.
"Plafon nya sudah diganti, dan warna kamar untuk Lucius dan Lily pun sudah di ganti dengan warna putih" kata Felix sembari membuka dua pintu yang bersebelahan
Sebelumnya dua kamar tersebut berwarna merah gelap. Dan Verona merasa kedua anaknya tidak akan suka dengan suasana kamar yang mirip seperti hawa orang dewasa itu sehingga ia memutuskan untuk menggantinya dengan warna putih seperti di mansion
Jarak antara rumah yang akan menjadi kediamannya cukup jauh dengan Dukedome atau mansion Alexander. Butuh 1 jam perjalanan menuju kediamannya, sengaja memilih yang cukup jauh karena memang tidak ingin dekat dengan Alexander.
Verona berjalan menyusuri beberapa lorong di rumah itu, memastikan jika semuanya sudah beres dan siap untuk di pakai. Setelah itu, Felix mengajaknya menuju ruang tamu, di sana sudah tersedia beberapa kudapan dan juga teh yang menyambut nya. Verona duduk diikuti oleh Emma di sebelahnya dan Felix berada di depannya
"Minumlah" Felix menyodorkan secangkir teh Camomile kepada Verona setelah menuangkannya
"Terimakasih, Marquees"
"Ngomong-ngomong, bagaimana keadaan Alexander?" Felix membuka percakapan
"Dia baik. Dan seperti biasa sibuk dengan pekerjaannya"
Felix mengangguk, seperti sudah memprediksinya
"Sudah lama aku tidak menginjakan kaki ku ke Dukedome"
Verona kembali menoleh setelah mendengar ucapan Felix
"Kalau begitu berkunjunglah. Aku dan Alexander akan dengan senang hati menyambut mu"
Felix menggeleng,"Tidak bisa. Aku tidak bisa lagi kesana"
Verona menaikan satu alisnya
Paham dengan reaksi wanita itu Felix melanjutkan,"Aku dan Alexander dulu sangat dekat. Kami bersahabat. Namun, karena ada beberapa masalah diantara aku dan suamimu kami menjadi tidak akur hingga sekarang. Mungkin dia juga masih membenciku"
Verona terkejut, tentu saja. Ia tidak tahu jika Felix bersahabat dengan Alexander. Karena terakhir ia melihat pertemuan keduanya mereka saling menyapa namun terlihat tidak akrab dan ternyata rupanya mereka adalah sepasang sahabat
Namun, masalah apa yang terjadi diantara keduanya?
"Masalah? Masalah apa?" Tanya Verona kepo
Felix terkekeh,"Maaf Duchess. Itu rahasia. Jika ingin tahu, kau bisa tanyakan pada suamimu"
Verona mendengus. Jika tidak diberitahu, lalu kenapa pria itu tiba-tiba bercerita kepadanya dan berujung membuatnya penasaran
"Jadi bagaimana? Apa kau jadi membeli rumah ku?." Tanya Felix
Verona kemudian berpikir, ia sebelumnya sama sekali tidak ragu dengan keputusannya, tetapi percakapan antara Lucius dan Lily semalam membuat nya bimbang untuk mengambil keputusan
"Kakak, aku senang sekali melihat ayah dan ibu berbaikan" ucap Lily yang tengah memeluk boneka beruangnya
"Kakak juga. Akhirnya ayah kembali perhatian pada ibu setelah sempat meninggalkan nya" balas Lucius
Verona tengah berdiri diluar pintu kamar Lucius dan Lily. Saat itu Verona memang ingin mengecek si kembar apa sudah tidur atau belum namun urung ketika ia mendengar suara anak-anak nya
"Sebenarnya aku masih marah dan kesal pada ayah, tapi melihat ibu tersenyum bahagia ketika bersama ayah, kemarahan ku seolah lenyap" lanjut bocah laki-laki itu
"Ya sudah kak, itu sudah berlalu. Yang terpenting Lily sangat bahagia sekarang karena akhirnya impian Lily terwujud bisa punya keluarga yang bahagia. Sudah tidak diejek lagi karena diabaikan ayah dan ibu"
Verona masi setia berdiri mendengar percakapan keduanya, hatinya berdenyut ketika mendengar pengakuan dari Lily, putrinya
"Jika ayah dan ibu kembali bertengkar atau berpisah maka Lily akan sedih. Lily tidak mau memiliki keluarga yang tidak utuh" Lily kemudian menoleh pada kakaknya,"Kakak pasti berpikir sama kan dengan ku? Tidak mau ayah dan ibu berpisah?"
Lucius terdiam beberapa saat, kemudian tersenyum sembari mengangguk menjawab pertanyaan sang adik
Lutut Verona lemas begitu mendengar ucapan Lily. Kepalanya mendadak sakit, Verona berpegangan pada dinding yang berada di sampingnya. Ia tidak menduga jika kedua anaknya ternyata tidak mau melihat dirinya dan Alexander berpisah, selama ini Verona mengira si kembar tidak menyukai Alexander dan siap pergi bersamanya untuk keluar dari mansion mewah ini
Nyatanya keduanya bahagia karena telah mendapatkan apa yang selama ini mereka inginkan. Apa jangan-jangan mereka berubah pikiran karena melihat dirinya yang kembali berhubungan dekat dengan Alexander? Jika begitu ini adalah salahnya, salahnya karena membiarkan perasaannya berlarut pada Alexander. Jika dari awal ia menghindar dan tetap memiliki hubungan buruk dengan Alexander, mungkin kedua anaknya tidak mau menetap.
Namun, itu hanya spekulasi nya saja. Karena yang sebenarnya terjadi putra putri nya itu tidak mau melihatnya berpisah dengan sang ayah. Lalu bagaimana Verona membawa pergi Lucius dan Lily jika mereka tidak berpisah?. Meski jauh di dalam hatinya, Verona juga sama sekali tidak menginginkan dirinya berpisah dengan pria yang dicintainya, namun ia merelakan perasaannya demi membawa Lucius dan Lily pergi untuk memulai hidup baru yang lebih bahagia bersama. Tetapi, jika keduanya tidak ingin melihat ia berpisah dengan Alexander maka Verona akan kembali berkorban perasaannya yang setiap hari membesar untuk Alexander serta hatinya yang sakit melihat Alexander bersama Rosella dan putranya.
"Duchess!, Duchess!, Verona!!" Suara Felix sedikit meninggi ketika wanita yang ia panggil sedari tadi hanya duduk melamun, bahkan teh yang berada dipangkuan Verona sebagiannya sudah jatuh membasahi gaun mahalnya
"Astaga..." Verona memegangi dadanya, "Kenapa kau berteriak?" Tanyanya kemudian tangannya beralih mengusap kupingnya
"Sedari tadi kau melamun, bahkan aku dan pelayan mu sudah memanggil sembari menggoyang pundak mu tapi kau tak bereaksi sama sekali, makanya ku teriaki saja sekalian di kuping mu"
Verona berdecak, kemudian merasakan pahanya basah. Disana ia melihat gaun berwarna merah tua itu basah akibat ulahnya yang melamun
Emma bangkit, berinisiatif untuk pergi ke kereta mereka mengambilkan pakaian ganti untuk Verona
Verona menepuk-nepuk pahanya yang basah. Entah kenapa ia melakukannya padahal itu tidak akan membantu sama sekali untuk membuat pakaiannya kering
"Lain kali jangan melamun, Duchess" Felix memperingati
Verona mencebik, kemudian tangannya meraih sebuah Cookies yang berada di atas meja kemudian melahapnya langsung tanpa mengikuti aturan bangsawan saat hendak menikmati makanan
Felix terkekeh, kemudian dirinya mengambil cookies itu juga dan melahapnya
"Cookies nya enak" komentar Verona
Felix mengangguk setuju
"Duh, kenapa Emma lama sekali. Dan mata ku berat sekali, rasanya ingin tidur apa aku-"
Bruk
Kepala Verona jatuh pada bantalan sofa tersebut dengan mata yang sudah terpejam
Felix dengan wajah datarnya menatap sosok tersebut sebelum kakinya melangkah dan membopong tubuh ringkih itu kedalam kamarnya
.............................................
"Ini sudah larut malam, apa Verona belum kembali?" Tanya Alexander pada Maria dan Harry
Keduanya menggeleng,"Belum, Duke"
"Lalu kenapa kalian masih berada disini? Kenapa tidak pergi mencarinya?!!"
"Jarvis belum kembali dari tugasnya sedangkan Hagrid saat ini tengah bersiap bersama yang lain untuk pergi mencari Duchess"
Kediaman saat ini dibuat heboh karena Verona sampai larut malam belum juga kembali. Tidak ada yang tahu kemana Verona pergi, bahkan pelayan pribadi Verona tidak tahu kemana sang Duchess pergi bersama Emma karena sebelumnya mereka pergi lebih awal untuk melakukan tugas mereka masing-masing dan Verona tidak mengatakan apapun tentang kemana ia akan pergi
Maria saat ini tengah menenangkan Lily yang terisak karena mendengar ibunya yang belum kembali hingga larut malam tanpa kabar, Lily merasa khawatir dengan ibunya, takut bila terjadi sesuatu yang tidak ingin Lily bayangkan. Begitu pula dengan Lucius yang saat ini tidak bisa menyembunyikan gurat khawatir nya, namun bocah itu tidak menangis karena takut membuat adiknya semakin khawatir
Hagrid dengan 10 prajurit tiba mengahadap sang Duke
"Kami akan pergi mencari Duchess, da tidak akan kembali sebelum menemukannya" kata Hagrid
"Howard! Kau ikut bersama ku mencari Verona. Dan kau- Edgar kau jaga kediaman selama aku pergi" perintah Alexander
Alexander berbalik sejenak menenangkan kedua anaknya,"Jangan khawatir, ibu mu akan segera kembali. Mungkin urusannya belum selesai hingga ia terlambat pulang"
Alexander kemudian menyuruh Maria membawa Lucius dan Lily ke kamar mereka, setelah itu Alexander bersama pasukannya pergi
Sejak pagi tadi Alexander mencari Verona. Niatnya mengajak wanita itu berkunjung ke istana, namun beberapa pelayan mengatakan jika Verona tengah pergi, namun tidak ada dari mereka yang tahu kemana wanita itu pergi. Hingga malam pun tiba, wanita itu belum menunjukkan batang hidungnya membuat Alexander khawatir. Ia pun memutuskan untuk keluar mencari Verona bersama yang lain, khawatir jika mungkin saat ini musuh tengah membahayakan nyawa Verona.
Di sisi lain Rosella bertemu dengan Viscount Christof yang baru saja muncul di balik pohon apel yang berada di belakang kediaman
"Akhirnya kau muncul juga!" Bisik Rosella
"Biar aku jarang muncul dihadapan mu tapi aku masih memantau pergerakan mu"
Rosella merotasikan kedua bola matanya
"Aku sudah menyusun rencana. Kali ini akan ku pastikan keduanya berpisah dan kau, kau akan mendapatkan kesempatan mu untuk mendekati Verona"
"Cepat katakan kali ini apa rencana mu"
"Aku dan Felix sudah menjebak wanita itu. Saat ini Alexander tengah mencari keberadaan Verona yang bahkan dirinya tidak tahu dimana wanita itu berada. Sekarang, kau memiliki tugas"
________________________
.
.
.
Aduh! Itu Verona kenapa??
Malang terus nasibnya ya😁
Kita berdoa dulu biar nanti Verona dijemput sama pangeran berkuda putih supaya bisa lepas dari nasib apesnya🤲
And terimakasih sudah vote and komen🙆