Kevin Huo's Proposal

De Liana_DS

863 157 43

Berkorban untuk pekerjaan tidak pernah ada dalam kamus Zhang Ling. Jika sebuah merek, proyek, atau fotografer... Mai multe

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58

27

10 2 0
De Liana_DS

"Jalang! Tahunya cuma jualan cinta, kah? Hahaha, menyedihkan! Sudah kisut begini, apanya yang memesona? Dasar kedaluarsa!"

Lidah Ling tergigit. Rasa asin menyeruak di mulutnya, memuakkan. Situasi Ling sekacau situasi ruangan latihan secara keseluruhan, tetapi berhenti sekarang mungkin akan membunuhnya. Jika tidak membunuh secara harfiah, maka identitasnya sebagai perempuan nomor satu Kevin Huo-lah yang akan mati.

"HOLY—APA-APAAN KALIAN?! BERHENTI SEKARANG JUGA!"

Suara Suzanne menggema di ruang latihan, bahkan di tengah kekacauan yang terjadi. Gelegar suaranya kontan menghentikan model-model yang menjelma binatang buas, dengan Ling sebagai mangsa. Begitu para penyerangnya lengah dan membuat celah, Ling merangkak keluar kepungan. Kedua pipinya merah bekas ditampar, bibirnya luka karena tergigit, dan rambutnya berantakan.

"Ling!" Mingmei berlari panik, menghampiri modelnya yang terluka, memastikan cederanya tak serius. Namun, mata Ling sendiri terpaku pada sosok tinggi yang menyusul di belakang Suzanne.

"Apa yang menyebabkan kekacauan ini?!" Suzanne berteriak marah selagi Xiang—yang entah mengapa bisa datang bersamanya—berjalan mendekati Ling. "Jawab!"

Tentu saja tidak ada yang berani buka suara meskipun sudah diminta. Model-model pendamping Ling menunduk semuanya, tampak pucat. Dalam situasi ini, jelas benar terlihat bahwa Ling menjadi korban, terlepas dari kemungkinan bahwa ia tidak sepenuhnya bertindak benar. Paham posisinya sedang diuntungkan, Ling memecah keheningan yang mencekam.

"Ini semua karena douyin Fenghuang terbaru," kekeh Ling sinis. "Saya datang murni karena niat berlatih dan orang-orang ini justru mengejek saya di balik layar. Mereka—ya, mereka semua— bilang bahwa saya tidak layak menjadi duta koleksi ini. Sungguh tidak tahu malu, bukan, mempertanyakan keputusan Kevin Huo seperti itu?"

Meskipun bukan sekali-dua kali berkonflik dengan sesama model, ucapan Ling tidak pernah demikian beracun. Wajar jika Mingmei sampai menoleh padanya, menatapnya horor, sementara kecemasan yang sebelum ini tergambar di wajah Xiang lenyap seketika. Raut Xiang sekarang mengingatkan Ling pada hari ia memberitahu Xiang tentang sakitnya Tian: dingin dan jauh.

Aku yang dikeroyok di sini. Mengapa Feng Xiang seperti menyalahkanku begitu?

"Merundung seseorang, apalagi cuma karena iri, adalah hal paling rendah di dunia," Suzanne menyatakan dengan lantang—dan model-model di depannya menciut, "walaupun kalau kau memang layak, Zhang Ling, hal seperti ini tidak akan terjadi."

Alis Ling bertemu di tengah. Satu lagi orang yang merendahkannya! Ia hendak bicara, tetapi Mingmei meremas tangannya, begitu kuat hingga menyakitkan. Ketika Ling mendesis dan menatap manajernya nyalang, Mingmei memelototinya balik sambil menggeleng-geleng.

"Xiaohua," Suzanne berpaling pada Xiang, "ini bukan sesuatu yang sebenarnya ingin kutunjukkan padamu."

Xiang mengangguk. "Saya mengerti, tetapi bukan saya yang berwenang mengambil keputusan. Saya akan sampaikan hal ini kepada dewan direksi; kemungkinan besar akan diadakan pertemuan darurat yang melibatkan pihak Nona Zhang dan perwakilan para model pendamping."

Jeda sejenak. Xiang melirik Ling.

"Peluncuran tahap awal koleksi ini telah dilakukan. Kami akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk menyingkirkan rintangan menuju grand launching."

Ling merinding. Ia tidak menyangka akan mendapati ambisi yang begitu kental dalam suara Xiang. Model-model perundung jelas tak akan selamat, tetapi Ling belum tentu lolos dari 'pengadilan'—karena dengan membiarkan dirinya tercederai, ia juga 'merintangi' grand launching Fenghuang Collection.

***

Satu minggu setelah itu bagai di neraka. Pertemuan-pertemuan intens dengan jajaran direksi, HRD, penanggung jawab audisi, dan tim produksi silih berganti dengan latihan runway yang nol toleransi, serangkaian pemotretan, serta wawancara di kanal-kanal berita fashion.

Yang sama sekali tak tersenyum selagi membuat keputusan-keputusan cepat nan mantap. Ling mual mendengar pimpinan Kevin Huo itu memutus kontrak tanpa tedeng aling-aling, memberhentikan semua model pendamping Ling terlepas dari seberapa besar keterlibatan mereka dalam peristiwa tempo hari. Mestinya Ling lega, tetapi tidak; ia justru iba melihat model-model itu berjalan keluar ruangan Yang seperti pesakitan.

Ketika Yang tersenyum pada Ling kembali setelah satu minggu, itu dibarengi dengan ucapan yang menggelisahkan.

"Bahkan seorang raja mesti bisa membawa diri. Anda terlalu tinggi untuk terlibat dalam perselisihan kecil sekarang, Nona Zhang."

Barulah jelas bagi Ling, apa yang ia anggap perundungan, bagi Yang adalah pertengkaran—di mana kedua pihak memiliki kekuatan setara. Ling sama salahnya dengan model-model yang dipecat itu, tetapi mungkin wajahnya yang terlanjur terpampang di segala macam media dengan label 'fenghuang-nya Kevin Huo' menyelamatkannya.

Wei dan Mingmei memiliki pandangan berbeda mengenai masalah ini, tetapi tumben, Wei-lah yang memihak Ling. Segera setelah mengetahui kakaknya dirundung, ia mendesah kasar dan mengusap wajahnya, lantas mengatakan sesuatu yang gila: aku bisa berhenti dari proyek ini kalau itu untuk melindungimu. Tentu saja Ling tidak mengizinkannya berhenti, lalu Wei kembali tenggelam dalam puluhan tugasnya.

Mingmei—di lain pihak—meninggikan suara setiap kali bicara pada Ling, menyebut sumbu modelnya itu terlalu pendek, dan menyuruh Ling belajar untuk mengendalikan mulutnya agar tidak terus-menerus memancing keributan. Seperti biasa, Ling meminta maaf, tetapi tidak ada ketulusan dalam suaranya dan Mingmei tahu itu. Tak ada yang cukup berbesar hati untuk meredakan ketegangan, alhasil mereka saling mendiamkan berhari-hari, kecuali jika harus membahas pekerjaan.

Sementara itu, seakan terencana, Xiang menjadi sangat-sangat sibuk hingga Ling hampir tak pernah melihatnya selama satu minggu itu di luar pemotretan dan wawancara kanal berita. Surel pun tidak dibalasnya. Xiang benar-benar cuma datang untuk dirias, dipotret, dan diwawancara; satu sapaan saja sudah sangat bagus buat Ling. Latihan catwalk mandiri menjadi sangat sepi kendati musik berdentum-dentum; tak perempuan itu sangka absennya Xiang menimbulkan kekosongan yang begini nyata.

Akhirnya, Ling menipu diri sendiri.

Aku sendirian karena memang puncak tertinggi tak bisa dipijaki lebih dari sepasang kaki.

Dengan pemikiran ini, Ling bertindak sesuka hati, memaksa semua orang memanjakannya seperti dulu ketika bergabung di agensi kecil. Suzanne menegurnya berkali-kali karena terlambat latihan, omelan Mingmei hanya lewat di telinganya, dan Wei yang semula memihak Ling kembali mempertanyakan profesionalitasnya. Ia menjadi jarang berterima kasih pada staf-staf Kevin Huo yang membantunya karena 'itu memang tugas mereka'; dengan pihak luar pun, Ling bersikap gegabah meskipun gelar fenghuang-nya masih melekat, marah-marah ketika ada sedikit ketidaknyamanan yang ia temui, dan emosinya sering terbawa sampai depan kamera.

Ling putus asa; ia tak lagi terlihat sebagus dulu. Kepada siapa ia harus bicara?

Setelah isu perundungan Ling mulai agak surut, syuting fashion douyin berikutnya dijadwalkan. Perasaan Ling campur aduk mengetahui hal tersebut, mengingat apa tugasnya setiap kali fashion douyin Fenghuang Collection diunggah.

Jadi, mereka memaksaku berpura-pura tidak terpengaruh dengan kejadian kemarin dan mengunggah konten promosi di mana aku harus tersenyum tulus? Sialan. Beri aku waktu sembuh dulu, kek.

Dalam beberapa monitoring terakhir yang tak dilakukannya sungguh-sungguh, Ling paham bahwa emosinya gampang merembes dari celah-celah penampilannya. Kalau parasnya tak secantik sekarang, foto-fotonya tak akan cukup bagus untuk dipajang, di jendela media sosial pribadi sekalipun. Ini malah mau syuting douyin resmi Kevin Huo yang penontonnya puluhan ribu, sudah begitu harus menampilkan chemistry dengan Xiang yang belakangan seperti lupa pernah menyetujui bersahabat dengan Ling.

Di sudut kamar tidurnya yang lebih sering gelap dibanding dulu, Ling tidur menggelung, meremas rambutnya. Wei tidak ada di rumah, jelas lembur di workshop. Mingmei tidak mau bicara dengannya. Xiang—entah siapa orang itu, Ling tak kenal lagi. Orang tua Ling pasti tak mengerti apa yang ia keluhkan. Teman-teman sirkel modelnya? Bisa saja ia menghubungi salah satu yang cukup dekat, tetapi ketakutan menghantuinya. Ling sedikit-banyak merasa telah berbuat tak pantas dalam insiden perundungan kemarin, bukan semata jadi korban. Bagaimana kalau teman-temannya tahu bagaimana semena-menanya dia terhadap para model yang kini dipecat, 'mentang-mentang sudah jadi duta'? Beberapa kali mengobrol dengan mereka pasca menjadi model Kevin Huo, Ling tak bisa tak menangkap sinyal iri di balik pujian-pujian manis gadis-gadis itu.

Padahal ada sangat banyak orang di dekatku, jadi mengapa aku merasa sendiri? Sudah jadi bodoh, ya, aku ini?

Dalam kesepian yang demikian mengungkung, Ling jadi membenci semua orang akibat absennya mereka.

***

Fashion douyin Kevin Huo yang berikutnya merupakan paduan antara fashion film dan douyin kasual, berlatarkan tiga gedung pencakar langit Lujiazui: Menara Jinmao, Shanghai World Financial Center, dan Menara Shanghai. Ling dan Xiang akan berpose untuk video candid di beberapa potongan seperti aktor dalam film, lalu melihat ke kamera seakan-akan mereka pengguna douyin biasa yang ingin sebaik mungkin merekam diri mereka. Koleksi-koleksi Fenghuang yang paling modern akan ditampilkan di sini, misalnya kemeja hitam berkancing simpul berlengan lebar untuk Ling atau setelan T-shirt dengan blazer berkerah Tang untuk Xiang. Caption akan memancing penonton untuk memilih gaya kesukaan mereka, membuat douyin semakin interaktif meskipun tampilannya eksklusif.

Ling harusnya senang; ini merupakan salah satu ide kreatifnya yang diwujudkan tim Kevin Huo. Alih-alih, ia muncul dengan mata redup berkantong. Dia sudah memasang masker peremajaan mata semalaman, omong-omong, dan itu tidak banyak membantu. Ia memandang set dengan hampa dan letih, ingin ini semua cepat berakhir.

"Ling, mau sampai kapan kau cemberut begitu? Kau mau manyun di depan ribuan penonton douyin Kevin Huo?"

Ling melirik Mingmei yang baru saja mengomel, lalu mengeluarkan 'hm' panjang yang tak antusias.

Si cebol ini berisik sekali, ingin kusumpal mulutnya.

"Ling! Kau dengar—"

"Nona Zhang," seru seorang staf, "Tuan Feng sudah di sini! Mari kita mulai merekam!"

Ling tidak tahu harus bersyukur atau tidak. Seruan itu menyelamatkannya dari Mingmei, tetapi menghadapkannya pada masalah baru.

Berbeda dengan rekan syutingnya, Xiang sekali lagi berada dalam penampilan terbaik. Rambutnya ditata bergaya koma ala artis Korea. Tubuh tegapnya yang semula cuma terbalut kaus polos kini berbalut T-shirt berkaligrafi kuno, sementara lekuk-lekuk otot serta pembuluh darah di tangannya jadi lebih menonjol ketika menyampirkan blazer ke salah satu bahu. Ia kelihatannya tidak menyadari kedatangan Ling karena sedang menoleh ke sisi untuk dirias. Bahkan saat tidak sedang diperintah untuk berpose, Xiang tampak sempurna, serasi dengan bangunan pencakar langit di belakangnya. Tanpa sadar, bahu Ling melungsur.

Sampai kapan pun, aku tidak akan cocok bersanding dengannya.

Xiang berpaling pada Ling dan menyunggingkan senyum formalnya. Ling mengangguk menjawabnya, niatnya juga tersenyum, tetapi ia tak merasakan sudut bibirnya terangkat. Mungkin itulah yang lantas memudarkan senyum Xiang.

"Ling, kau baik?" bisik Xiang setelah rekannya cukup dekat.

Tidak, Bodoh. Sudah sejelas ini, kau masih tidak bisa lihat?

"Ya," jawab Ling akhirnya sembari tersenyum tipis, usaha terbaiknya saat ini untuk menipu Xiang. Sesaat kemudian, ia merasa buruk; kecemasan Xiang sepertinya tulus, tetapi ia malah mencemooh ketulusan itu dalam hati.

Syuting fashion douyin tentu tidak sekaku fashion film. Tak ada sutradara, hanya staf media, meskipun Ling dan Xiang masih diarahkan di sana-sini seolah-olah sedang bermain peran. Pada dasarnya, mereka cuma perlu 'berjalan santai', tetapi tetap mempertimbangkan letak kamera, latar belakang megah Lujiazui, dan pakaian yang mereka kenakan agar pesona koleksi ini dapat bersinar dalam video berdurasi kurang dari semenit. Ling ingat pernah begitu bersemangat saat ide ini pertama kali disetujui hingga ia 'berlatih' di rumah, bikin Mingmei geleng-geleng kepala. Kalau kamera menyorot dari titik itu, aku harus miring sedikit saja supaya detil dua warna di samping kemeja ini terlihat. Sambil pura-pura ngobrol dengan Xiang, aku harus meluruskan rokku biar perhatian orang-orang tertuju pada motif shansui ini. Terus ....

Kini, justru pada hari pelaksanaan, pandangan Ling kosong. Tanpa inisiatif apa pun, Ling patuhi saja apa yang diperintahkan kepadanya dan berakting dengan usaha minimal, yang penting hari segera berakhir. Terbiasa dengan image Ling yang luwes dan penuh semangat belakangan, para staf berkali-kali memotong rekaman dan mengarahkan Ling, tetapi Ling—yang hatinya tak di sana—tak pernah berhasil menyajikan adegan terbaik.

"Mungkin karena terlalu banyak diarahkan, Nona Zhang jadi kurang bebas berimprovisasi. Kita bisa mencoba mengambil gambar secara bebas," usul Xiang pada para staf media yang mulai frustrasi. "Taman ini luas. Saya dan Nona Zhang akan berjalan berkeliling sambil mengobrol. Saat itu, saya rasa akan ada potongan yang cukup baik untuk direkam."

Pengalaman Xiang di depan kamera membuat idenya segera diterima oleh para staf. Kamera menyorot dari jauh ketika Xiang menggandeng tangan Ling yang masih bergeming. Keduanya mulai menyusuri jalan paving taman kota lokasi syuting mereka.

"Apa kau memanfaatkan kesempatan ini untuk mengkritikku juga?" Ling tahu Xiang mengharapkan pembicaraan yang bersahabat dengannya, tetapi mood-nya terlalu jelek untuk itu.

"Ling?" Meski tampak terkejut, Xiang mencoba tetap tersenyum dengan harapan itu dapat melunakkan Ling. "Siapa mau mengkritikmu?"

"Lalu?"

"Aku ... cuma mau minta maaf. Kamu telah mengalami minggu yang berat, tetapi aku tidak ada di dekatmu." Xiang menghela napas dan menengadah. "Kak Yang memintaku menyeleksi secara ketat model pendamping yang berikutnya, jadi selain pemotretan dan wawancara, aku juga pergi ke audisi."

"Itu cuma caranya untuk menghindarkanmu dari model berkelakuan buruk sepertiku," potong Ling. "Kau kan wajah Kevin Huo. Kalau sampai berteman sama model yang berkelahi dengan model lain, citramu bisa tercoreng." []

maaf lama bgt ga update, lagi kesengsem sama yan yue *bohong, sebenernya karena lagi sibuk bgt TT.TT

Continuă lectura

O să-ți placă și

984K 73.8K 55
Irish ragu dengan apa yang ia lihat kali ini. Ia tidak minus. Seratus persen ia yakin pandangannya tidak bermasalah. Dia juga tidak punya kemampuan u...
444K 14.6K 6
[[ CERITA DIPRIVASI ]] Ramelia pikir, semuanya akan mudah dan indah saat buah hati hadir di tengah pernikahannya dengan Pram. Suami dan anak, adalah...
72.1K 13.1K 48
Perjodohan itu biasa, apalagi di kalangan keluarga kaya. Admaja sangat sadar perihal itu. Jadi ketika kedua orangtuanya serta adik kesayangannya mula...
49.9K 5.6K 22
Diperbarui setiap tanggal 3, 13, dan 23 Progres: 23 Mei 2023 - 0/20 28 Juli 2023 - 3/20