HWA GI-SSI (END)

By firma_afika

6.4K 1.5K 122

Ruangan berwarna merah dipenuhi wewangian gaharu yang menenangkan, seorang pemuda duduk di atas ranjang denga... More

Pengenalan Tokoh
1. Mimpi yang dihancurkan lebih dulu
2. Liontin Bidadari Bersayap
3. Hidup Jangan Terlalu Serius
4. Apakah Aku Seorang Maniak?
5. Bloomsbury
6. Bloomsbury 2
7. Bloomsbury 3
8. Menemukan petunjuk
9. Masa lalu
10. (Masa Lalu) Pertemuan si berandal dengan si kutu buku
11. (Masa Lalu) Rasa Brengseknya Sama
12. (Masa lalu) Menjadi Budak
13. (Masa Lalu) Mendesah di pangkuan orang yang dibenci
14. (Masa lalu) Perasaan kesal yang tidak dapat dipahami
15. (Masa Lalu) Eomma, Appa, kalian sama saja!
16. (Masa Lalu) Gwenchana ... Hwa Gi
17. (Masa Lalu) Angelic Katedral
18. (Masa Lalu) Panti Asuhan
19. ( Masa Lalu) Siapa Yang Brengsek Sekarang?
20. (Masa Lalu) Byun Ahra si biang gosip terupdate
21. (Masa Lalu) Pencegatan
22. (Masa Lalu) Menginap
23. (Masa Lalu) Menginap 2
24. (Masa Lalu) Kencan bertiga
25. (Masa Lalu) kehilangan Teman
26. (Masa Lalu) Dipermalukan.
27. (Masa Lalu) Diculik
28. (Masa Lalu) Dilecehkan
29. (Masa Lalu) Ayo bertahan sedikit lagi
30. (Masa Lalu) Tenggelam
31. (Masa Lalu) Mengapa Aku Diselamatkan?
32. (Masa Lalu) Menambah sedikit Noda Lagi
33. Miki disekap
34. Pembunuhan pertama
35. Tak sengaja menjadi penipu
36. Mengorek Luka Lama
37. Bajingan Tetaplah Bajingan
38. Pura-pura Bahagia Juga Butuh Tenaga
39. Penjebakan
41. Pengakuan
42. Tragedi Bloomsburry
43. Berhutang Maaf
44. Pelukan ibu adalah yang ternyaman di dunia
45. Pulang
46. Liontin Bidadari Kembali (nc18+)
47. Gunakan Aku Sebanyak Yang Kau Mau
48. Kembali Ke Korea
49. Pergi Ke Penjara
50. Angelic Cathedral awal saksi kisah cinta Jae Han dan Hwa Gi

40. Penjebakan (2)

69 26 1
By firma_afika

Clue #Day40 

#Bramacorah 

Residivis atau orang yang keluar masuk penjara tapi nggak kapok dan tetap hidup di tengah masyarakat. Misal kalau di film-film itu preman yang bikin warga resah. Tapi umumnya, kalau orang yang disebut Bramacorah itu levelnya sudah "big boss"

***

"Hentikan ... " bisik Hwa Gi,  kepalanya bersandar di punggung Jae Han, pelukan semakin mengerat. Hwa Gi juga tidak tahu mengapa harus melalukan ini.

Jae Han langsung berbalik, kedua tangan berada di bahu Hwa Gi. Mata tajamnya menatap lurus ke wajah lalu turun ke area dada Hwa Gi yang terbuka. 

Hwa Gi reflek menarik kain oiran miliknya, tapi Jae Han malah membuka paksa seperti mencari sesuatu di dada Hwa Gi, dia bergerak gusar. "Apa kau menikmatinya jalang?" geram Jae Han sambil terus berusaha membuka pakaian Hwa Gi seluruhnya.

"Di mana dia menciummu hah?" Jae Han mengendusi kulit leher Hwa Gi, mendorongnya kasar hingga Hwa Gi jatuh ke kasur. 

"Lepas apa kau gila!" Hwa Gi masih menghindari ciuman kasar dari Jae Han. Dia persis seorang gadis yang tengah dilecehkan. "Aku tidak melakukan apapun!" pekik Hwa Gi.

"Aku tidak ingin ada orang lain menyentuhmu lagi! biarkan, biarkan aku menghapus semua tanda dari mereka yang pernah menjamahmu. Hwa Gi-ssi, aku … aku tidak ingin ada orang lain menyentuhmu lagi!" ucap Jae Han. 

"Apa?" Hwa Gu pun terkesiap untuk sesaat, hingga tak ada perlawanan darinya. Tubuh bagian atas Hwa Gi langsung terekspos. 

Jae Han lantas tertegun melihat kulit Hwa Gi yang bersih tanpa ada kissmark yang dipikirkannya sesaat setelah melihat Hwa Gi di atas tubuh Fujio. Dia mengira Hwa Gi dan Fujio benar-benar bercinta saling mencumbu satu sama lain.

"Memangnya kau siapa? apa hakmu melarangku disentuh orang lain?" tanya Hwa Gi, tatapannya tak lepas dari mata pria yang kini memerangkap tubuhnya di atas kasur, kedua lengan dikekang kuat oleh Jae Han.

"Aku … aku … juga tidak tahu," Jae Han menunduk, menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher Hwa Gi. Dia seperti anak kecil yang sedang merengek.

"Bukan kah dulu menyuruhku menjauh? jangan meminta jarak satu senti ketika aku memberi satu mili, itu yang kau katakan, kau tahu kalimat itu sangat menyakitkan karena waktu itu aku benar-benar membutuhkan seorang teman." Hwa Gi tidak ingin menangis tapi air mata selalu mengalir jika mengingat masa lalu. Sakit hati dan marah tidak tertahankan.

"Aku minta maaf … dulu aku bodoh dan sampai sekarang pun sama saja." ucap Jae Han yang masih setia menghirup aroma wangi tubuh Hwa Gi kadang lidahnya juga bermain memberikan rangsangan. "Hwa Gi, kau membuatku gila! menyukaimu membuatku merasa benci pada diri sendiri, tapi aku tidak bisa menahannya, aku mencintaimu, Hwa Gi." Jae Han bergerak gelisah, bibirnya bergerak pelan mengecup hingga ke bibir Hwa Gi.

Hwa Gi tertegun, tidak menyangka akan mendapat pernyataan cinta di situasi menegangkan seperti ini, Jae Han benar-benar manusia di luar nalar.

Setelah puas mencium bibir Hwa Gi, Jae Han berkata dengan sunguh-sungguh, "Jika masalah ini sudah selesai, kau harus ikut aku ke Korea."

"Tidak bisa …" jawan Hwa Gi tanpa ada ragu sedikitpun.

"Kenapa?" Jae Han langsung mengangkat wajahnya, tatapannya kembali seperti saat pertama masuk ke ruangan. 

"Itu karena …" Hwa Gi ingin menjelaskan tentang ibunya yang sakit tapi tidak sempat karena ucapannya dipotong lebih dulu oleh Jae Han.

"Apa karena terlalu nyaman di sini, menjadi jalang demi uang? Hwa Gi-ya ikut denganku, aku akan berikan apapun yang kau mau!" 

Hwa Gi tidak habis pikir, Jae Han baru saja meminta maaf tapi nilai dirinya di mata Jae Han masih serendah itu. "Lantas apa yang salah dengan pelacur? adakah orang yang menulis di buku catatannya, cita-cita ingin menjadi pelacur. Mana yang lebih pantas disalahkan, apakah itu takdir? siapa yang patut aku salahkan?"

"Jae Han! Hwa Gi, apa yang kalian lalukan? jika ingin bercinta jangan sekarang, kita harus bawa mereka ke tempat aman dulu." Shin Woo datang dan terkejut melihat Jae Han memerangkap Hwa Gi yang kini setengah telanjang, bagian atas tubuhnya sudah terekspos sempurna. 

Shin Woo menarik Jae Han dari atas ranjang, terlihat ada kemarahan di matanya, tapi tatapan kembali melembut saat membangunkan Hwa Gi. "Kau tidak apa-apa?" 

"Aku tidak apa-apa, bagaimana dengan Miki?" tanya Hwa Gi khawatir mengingat Miki bersama dua orang laki-laki. 

"Dia sudah keluar dari kamar, aku menunggumu dan Jae Han tapi kalian tidak keluar juga, aku jadi khawatir." jelas Shin Woo sambil ikut membenahi pakaian Hwa Gi.

Melihat itu, Jae Han pun keluar dengan gusar. Beberapa orang suruhan Takada masuk dan menyeret Fujio untuk keluar melewati pintu belakang Bloomsbury menuju sebuah ruang tak terpakai yang terletak hampir 500 meter dari bangunan Bloomsbury. 

Takuma dan Hiroshi sudah dibawa lebih dulu, mereka sudah duduk di kursi dengan kondisi terikat. Dua orang ini sudah sadar setelah salah satu pesuruh mengguyur dengan seember air dingin. Keduanya basah kuyup, menggerutu dan mengutuk orang-orang yang sudah memperlakukan mereka sedemikian rupa.

"Ada apa ini? siapa kalian?" tanya Hiroshi gugup, bibirnya terlihat gemetar entah karena dingin atau karena takut.

Takuma juga tidak berbeda dari Hiroshi, tapi dia lebih berani dengan berkata mengancam. "Apa kalian pikir anak buah kami tidak akan tahu kalau bos mereka menghilang, lihat saja kalian akan mati jika tidak melepaskan kami sekarang juga!"

Tidak ada yang menjawab semua orang di tempat itu seperti robot pesuruh yang patuh.

"Siapa yang memerintah kalian? apa kalian tidak tahu dengan kami? kami dari Bexxa Company, apa kalian tidak tahu dengan Fujio Kimura dia itu gangster dunia bisnis!" ungkap Hiroshi, di saat seperti dia masih menyombongkan diri. Dasar manusia tidak tahu diri.

Fujio Kimura memang terkenal licik dalam berbisnis, dia itu seorang bramacorah, sering melakukan tindak ilegal lalu dipenjara tapi, meski begitu di dalam penjara dia bisa hidup enak dengan fasilitas layaknya seperti di rumah sendiri. Durasi dipenjara pun hanya hitungan bulan saja karena uang bisa menyelesaikan segalanya. 

Maka dari itu kasus penipuan ini harus diurus sendiri oleh Shin Woo dan Jae Han tanpa melibatkan pihak berwajib karena mereka tahu si bramacorah satu ini menganggap hukum hanya ujung kelingkingnya saja.

"Ya, benar kalian lihat saja Fujio sebentar lagi akan datang dan menghabisi kalian semua!" tambah Hiroshi.

Bruak 

Pintu ditendang oleh seseorang, beberapa orang ikut masuk ke dalam kemudian salah satunya melempar seonggok manusia yang sudah babak belur ke bawah kaki Hiroshi dan Takuma. 

"Bos Fujio!" pekik Hiroshi. "Siapa kalian sebenarnya?" tubuhnya berontak di kursi, kesombongan yang tadi dia perlihatkan kini berganti dengan ketakutan.

Shin Woo berjongkok di dekat tubuh Fujio. "Sebenarnya ini diluar rencana, awalnya kami hanya ingin menangkap bos kalian sama seperti kalian, hanya diikat bukan untuk dihajar begini, tapi ini gara-gara saudaraku. "Shin Woo menunjuk Jae Han dan di belakangnya ada Hwa Gi. "Mungkin dia punya masalah pribadi dengan bos kalian, makanya dia dipukuli habis-habisan." lanjut Shin Woo.

"Kalian! apa yang kalian mau hah?" teriak Takuma.

"Hey apa kalian tidak mengenalku? aku Go Shin Woo dari perusahaan Go Enterprise." Shin Woo mendekat ke arah Takuma.

Mereka berdua saling tatap.

"Apa kalian tidak ingat? kau yang memesan seorang wanita untukku tapi setelah aku mabuk, kalian memanfaatkanku untuk mengeluarkan cek 300 juta won?" papar Shin Woo. "Masih tidak ingat?"

"Mungkin sudah terlalu banyak orang yang kalian tipu, makanya kalian lupa!" ujar Jae Han, dia berjalan mengelilingi Takuma dan Hiroshi.

"Baiklah apa yang kalian mau sekarang?" tanya Takuma.

"Tentu saja uang kami harus kembali malam ini juga dan kalian harus berjanji tidak akan membuat keributan! atau kalau tidak nasib kalian akan sama dengan dia." tunjuk Jae Han pada Fujio, bramacorah satu ini belum juga sadarkan diri.

Dari luar terdengar tembakan, Jae Han dan Shin Woo saling pandang, lima anak buah dari pihak Shin Woo juga ikut siaga. Sedangkan Jae Han memperhatikan gerak gerik Hwa Gi yang tak ada rasa takut sedikitpun dengan situasi ini seakan-akan dis sudah sering berada di posisi ini.

Shin Woo dengan gesit merampas senjata dari salah satu anak buahnya lalu menempelkan moncong senjata ke kepala Takuma. "Katakan pada anak buahmu, buang senjata mereka atau kuledakkan kepalamu." 

Lagi-lagi pintu gudang didobrak paksa dan beberapa orang segera masuk masing-masing membawa senjata api.

"Turunkan senjata kalian!" perintah Takuma.

"Bos Fujio!" pekik salah satu anak buah Fujio.

"Kalian jangan mendekat!" ucap Hiroshi.

"Baiklah apa kami bisa langsung mendapatkan uang kami malam ini juga?" tanya Jae Han.

Saat empat orang saling berdiskusi dan dua diantaranya sedang berada di antara hidup dan mati. Fujio yang tergeletak di lantai mulai sadarkan diri. Dia mengerjap lalu menyadari tempatnya berada dan anak buahnya berada tidak jauh darinya. "Apa yang kalian lakukan di sana? cepat habisi mereka semua!" teriak Fujio.

"Tidak! tidak, jangan!" teriak Horishi, tubuhnya menggelepar di atas kursi dia teramat takut, jika dua kubu langsung adu tembak maka orang yang berada di posisi tengah-tengah akan mati konyol.

Hwa Gi sempat menendang Fujio dan berkata. "Diam!"
Otomatis senjata api terarah pada ke Hwa Gi, tapi Hwa Gi juga mengeluarkan pistol miliknya mengarahkan pada Fujio.

Jae Han semakin terpana melihat Hwa Gi memegang pistol dan mengancam orang.

"Bos kalian itu aku! bukan dua anjing ini!" Fujio kembali berteriak.

TBC
















Continue Reading

You'll Also Like

163K 22.4K 39
Warning 18+ content! Karena ulah Patih Gandatala yang melakukan pemberontakan, kerajaan Kertalodra dalam prahara. Lalu bagaimana nasib panglima besar...
26.2K 5.6K 23
❝ Balapan liar ini mematikan. ❞
115K 9.5K 46
[selesai] Happy ending Kisah baru dimulai. Dipungut lalu dibuang. Lima belas tahun kembali bertemu. Apakah ia mampu membunuh bangsawan yang telah me...
69.3K 6.3K 49
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...