My Powerful Wife (COMPLETED)

By BlackStarofIN

218K 12.8K 1.5K

Menjadi suami kontrak nona kaya yang sombong? Kenapa tidak? Kaivanlah orangnya. Kisah Kaivan Prawira, seoran... More

PROLOGUE
1 Peninggalan Hutang
2 Memberantas Korupsi
3 First Meet
4 Harapan
5 Mencari Jodoh
6 Second Time
7 Tunggu Aku
8 Penawaran
9 Perubahan Rencana
10 Gangguan Mega
11 Kemarahan Mega
12 Kesepakatan
13 Pernikahan Dadakan
14 Tinggal Bareng
15 Intimidasi
16 Pusing
18 First Kiss
19 Jealous
20 Hadiah
21 Need
SC Unboxing Mega
22 Tidak Berarti
23 The Powerful of Mega
24 A Husband
25 Perkara 'Aku'
26 Drama
27 Sensitive
28 Clingy
29 Real Family
30 Something Happen
31 Angry
32 Accident
33 Lost
34 Where are You Now?
35 Titik Terang
36 I Miss You
37 Information
38 Found You
39 One Aim
40 END : My Powerful Wife
Surprise!
Promo 3.3
Promo Lebaran 2024

17 Perkara Hamil

5.8K 326 81
By BlackStarofIN

Hey Guys...!!! Welcome back to my story ...!!!

Gimana kabarnya?

Kangen gak sama Mega dan Kaivan?

Hari ini Author datang bawain kelanjutan kisah Mega dan Kaivan yang bakal nemenin malam minggu kalian nih.

Sebelum baca jangan lupa VOTE dulu dan tinggalkan komen sebanyak-banyaknya yaa.

Langsung aja kita mulai, hope you guys enjoy it, let's check this out.

Enjoy and happy reading.

*
*
*

"Kamu ngomong apa sih?" heran Kaivan.

"Saya mau hamil." jawab Mega memajukan tubuhnya semakin menempel pada Kaivan.

"Saya kan sudah bilang kalo saya nggak mau kamu memanfaatkan anak untuk kekuasaan." ujar Kaivan memundurkan tubuhnya meskipun sudah mentok dengan kepala ranjang.

"Saya cuma mau hamil kok." elak Mega.

Mendengarnya Kaivan memicingkan matanya. Orang seperti Mega tidak mungkin mau hamil tiba-tiba. Pasti ada hal yang mendasarinya.

"Saya tidak percaya." ucap Kaivan memicingkan matanya.

"Ck. Saya tadi liat youtube dan liat ada anak muda yang hamil dan punya anak. Anaknya lucu banget. Saya yakin kalo saya punya anak pasti anaknya lebih lucu dari punya dia. Apalagi papanya ganteng kayak kamu." ucap Mega sangat barbar.

Kaivan meringis mendengarnya. "Kamu cuma iri sesaat sama orang lain. Paling besok-besok udah nggak pengin punya anak lagi." ucapnya.

"Kenapa jadi kamu yang ngatur kemauan saya? Kan saya yang pengin punya anak." kesal Mega.

"Punya anak itu nggak kayak kalo kamu mau beli mobil. Tinggal suruh orang terus mobilnya dateng. Punya anak itu ada tanggung jawabnya. Kamu bisa pastiin kamu bakal memberi kasih sayang penuh ke anak kamu? Ngerawat dia dengan tangan kamu sendiri?" ceramah Kaivan.

"Ck. Saya cuma mau punya anak. Bukan buat dengerin ceramah kamu." kesal Mega sembari beranjak dari pangkuan Kaivan.

Kaivan yang melihatnya entah merasa perasaan kehilangan begitu Mega beranjak dari pangkuannya. Ia sedikit tertohok sampai netranya menangkap Mega yang tampak mengganti bajunya.

"Kamu mau kemana?" tanya Kaivan menegakkan tubuhnya yang tadi rileks entah kenapa semenjak Mega beranjak dari pangkuannya ia sudah tidak bisa merasa rileks lagi.

"Mau ketemu Gavin." jawab Mega sembari memasukkan barang-barang ke tasnya.

Kaivan yang mendengarnya mengernyit heran karena waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam dan Mega malah mau bertemu Gavin?

"Mau ngapain?" tanya Kaivan yang masih mengernyit heran.

"Mau minta dihamilin sama dia. Gavin kan selalu patuh semua perintah saya. Dia pasti nggak bisa nolak." jawab Mega asal. Nyatanya Gavin menolak menikahinya. Membuatnya mendengus kesal.

Sontak Kaivan langsung beranjak berdiri dan berjalan menuju pintu. Mengunci pintunya dan menaruh kuncinya ke dalam sakunya.

"Kenapa dikunci?" tanya Mega yang melihat itu.

"Biar kamu nggak bisa kemanapun. Ini sudah malam. Sebaiknya kamu tidur sekarang." jawab Kaivan sembari kembali berjalan menuju ranjang.

"Saya kan udah bilang mau ketemu Gavin. Kenapa kamu malah nyuruh saya tidur?" kesal Mega menghampiri Kaivan bermaksud mengambil kuncinya.

Kaivan segera menghindar dari Mega. Ia menggelindingkan tubuhnya menuju sisi lain ranjang. Membuat Mega menggeram kesal.

Mega menaiki ranjang dan kembali menduduki Kaivan. Kali ini tepat di atas perutnya. Membuat Kaivan berhenti dari semua pergerakannya. Membiarkan Mega duduk di atas perutnya.

Mega segera meraih kunci di dalam kantong celana Kaivan tapi tidak ia temukan.

"Mana kuncinya?" tanya Mega kesal.

"Cari aja sendiri." jawab Kaivan asal.

"Kaivan! Jangan bercanda kamu!" kesal Mega.

"Saya nggak sedang bercanda. Kamu kan liat tadi saya masukin kuncinya ke kantong, berarti ada di sana lah." balas Kaivan.

"Saya udah nyari sampe mentok di kantong kamu, tapi nggak ada." kesal Mega.

"Mungkin aja kuncinya nyelip di bagian yang lain." balas Kaivan santai.

"Bagian mana maksud kamu? Cepet jangan bercanda deh. Saya harus keluar sebelum papa keluar dari ruang kerjanya." kesal Mega.

"Kenapa kamu harus keluar?" balas Kaivan yang mulai tampak kesal.

"Saya harus hamil secepatnya. Jadi saya harus nyari sperma untuk membuahi sel telur saya." jawab Mega vulgar.

Kaivan tentu saja melotot mendengarnya.

"Benar kan dugaan saya? Kamu pasti nggak tiba-tiba pengin hamil gitu aja. Pasti ada sesuatu kan?" selidik Kaivan.

"Itu kan urusan saya. Kamu nggak berhak ikut campur." balas Mega kesal.

"Tapi kamu istri saya. Kamu nggak bisa hamil sama sembarang orang." Kaivan tak kalah kesal.

"Ck, mau kamu itu apa sih? Saya minta kamu hamilin tapi kamu nggak mau. Giliran saya mau nyari benih lain kamunya nggak terima." sewot Mega.

Kaivan tertegun mendengarnya. Ia memang tidak ingin menghamili Mega untuk alasan yang tidak jelas seperti keinginan Mega. Ia ingin memiliki anak atas kemauan bersama dan memang tujuan ingin memiliki anak. Bukan yang lain. Dan tentu saja dia tidak akan terima kalau Mega sampai hamil dengan pria lain saat masih berstatus sebagai istrinya.

Kaivan pun menarik tubuh Mega yang ada di atasnya untuk ia peluk dan memerangkap Mega agar tidak keluar.

"Apa sih? Lepasin saya!" kesal Mega yang dipeluk tiba-tiba.

"Ini sudah malam. Kamu tidur aja. Nggak usah kemana-mana." larang Kaivan.

"Tapi lepasin saya sekarang. Kamu nggak mau saya sentuh tapi meluk-meluk gini." kesal Mega.

"Saya akan hamilin kamu kalo kamu berhenti berulah." entah angin dari mana Kaivan berucap seperti itu.

Mega yang mendengarnya langsung berhenti berontak. "Beneran?" tanyanya antusias.

"Sekarang tidur." tegas Kaivan tanpa menjawab pertanyaan Mega.

"Tapi lepasin saya. Nggak enak saya tidur di atas kamu gini." protes Mega.

"Kalo saya lepas nanti kamu kabur." balas Kaivan.

"Ck. Kaivan! Lepasin saya dulu." Mega masih protes tapi tidak mencoba memberontak karena Kaivan mengatakan akan menghamilinya kalau ia tak berulah.

Kaivan tak bergeming dengan protesan Mega. Membuat Mega sangat kesal karena terjebak dalam pelukan Kaivan. Namun ia tidak bisa berbuat apa-apa karena pelukan sungguh erat di tubuhnya yang mungil.

Lama kelamaan Mega mengantuk. Ia berakhir mencari posisi yang nyaman di atas Kaivan. Ia menemukan posisi yang nyaman yaitu menempatkan perutnya tepat di atas perut kotak-kotak milik Kaivan dan menempelkan kepalanya di dada bidang milik suaminya.

Mega yang pada dasarnya sangat tidak tahu malu juga menyingkap kaus Kaivan dan meraba-raba perut atletis milik suaminya itu. Oh sungguh betapa seksinya suami kontraknya ini. Namun pergerakan Mega tidak bertahan lama karena ia sudah terlanjur sangat mengantuk dan berakhir tidur di pelukan suaminya.

Kaivan yang belum tidur pun memastikan kalau gadis di atasnya ini sudah tidur. Dari tadi ia menunggu Mega tidur agar gadis itu tidak menyelinap keluar dan menemui Gavin Gavin itu untuk meminta dihamili. Yang benar saja.

Kaivan menghela napas memiliki istri seperti Mega. Sungguh di luar bayangannya selama ini. Selama ini ia selalu membayangkan akan memiliki istri yang lembut dan keibuan seperti dokter Helena. Nyatanya ia malah mendapatkan Mega yang sangat jauh dari itu. Ah memikirkan dokter Helena membuat Kaivan menghela napas. Sepertinya ia harus memastikan perasaan dokter cantik itu. Mengingat tingkahnya yang dapat Kaivan perkirakan akan kemana arahnya. Sepertinya dokter Helena menyimpan rasa untuknya. Hanya saja Kaivan tidak bisa membalas perasaan itu untuk sekarang karena ia telah terikat dengan Mega Sanjaya yang sangat berkuasa.

"Nghh." Mega mengigau sambil meraba perut Kaivan membuat Kaivan terkekeh.

Bahkan dalam mimpinya pun Mega sama sekali tidak berubah. Benar-benar tidak punya malu. Tapi anehnya Kaivan justru merasa nyaman mendapati Mega ada di atasnya dan tertidur lelap dengan bersentuhan langsung dengannya. Ia bahkan tidak berusaha menangkis tangan Mega yang meraba-raba perutnya.

Sepertinya Kaivan sudah gila.

***

Paginya, Kaivan dibuat melongo karena tidak mendapati istrinya di jam 6 pagi. Ketika ia turun untuk sarapan pun Anita memberitahunya kalau Mega sudah berangkat pagi-pagi sekali karena ada urusan mendadak di kantornya. Tidak hanya Mega, Adam juga sama. Sepertinya urusan para penguasa itu tidak mengenal waktu.

Kaivan memasuki ruangan operasi sambil mengangkat tangannya menunggu perawat memakaikan sarung tangan steril untuknya. Hari ini pasiennya adalah anak kecil, ia harus ekstra hati-hati dalam menanganinya agar tidak berakibat fatal terkait nyawa Adelin. Dengan dibantu beberapa tim dokter bedah dan dokter bedah anak, Kaivan memulai operasinya pagi itu.

Kaivan keluar dari ruang operasi diikuti oleh perawat di belakangnya yang juga baru keluar dari ruangan yang sama.

"Dokter Kaivan!" panggil dokter Helena yang baru datang membuat Kaivan menoleh.

"Dokter Helena, selamat siang." sapa Kaivan.

"Siang Dok. Gimana operasinya?" tanya dokter Helena yang juga ikut melangkah bersama Kaivan.

"Syukurlah operasinya berhasil. Semua laporan dari Dokter Helena membuat tim bedah melakukan tindakan yang tepat." jawab Kaivan ramah.

"Syukurlah kalo berhasil. Aku cuma ngelakuin apa yang harus aku lakuin sebagai dokternya Adelin." balas dokter Helena merendah.

Kaivan hanya mengangguk paham.

"Dokter Kaivan setelah ini ada jadwal apa lagi?" tanya dokter Helena berbasa-basi.

"Setelah ini saya ada jadwal konsultasi sampe sore. Dokter sendiri gimana?" jawab Kaivan.

"Aku juga ni Dok. Oh iya Dokter hari ini pulang jam berapa?" tanya dokter Helena lagi.

"Jam 5 sore saya pulang." jawab Kaivan lagi.

"Kalo gitu sama dong Dok. Eh saya boleh nebeng nggak Dok? Hari ini saya nggak bawa mobil soalnya." tanya dokter Helena lagi.

Kaivan menimbang sebentar. Bagaimanapun juga ia telah terikat dengan Mega. Ia tidak bisa membawa gadis lain bersamanya begitu saja.

"Mungkin Dokter bisa barengan sama Adit?" tanya Kaivan.

"Dokter Adit kan nggak ada jadwal hari ini Dok. Dokter Kaivan nggak bisa ya?" jawab dokter Helena yang membuat Kaivan terhenyak. Ia bahkan lupa kalau Adit tidak datang hari ini. Sungguh rasanya ia sudah lama sekali tidak bertemu dengan teman narsisnya itu.

"Oh bisa kok Dok. Yaudah nanti kabarin lagi aja ya. Saya duluan." ucap Kaivan.

"Oke Dok." balas dokter Helena dengan senyum mengembang.

Kaivan pun berlalu pergi diikuti perawat yang masih membuntutinya sejak tadi. Meninggalkan dokter Helena yang sedang tersenyum senang karena bisa bersama dengan Kaivan.

***

Sesuai janjinya, Kaivan pun mengantarkan dokter Helena pulang ke rumahnya. Di tengah jalan dokter Helena meminta Kaivan untuk mampir ke kafe di pinggir jalan. Awalnya Kaivan ingin menolak tapi melihat dokter Helena yang tampak kehausan pun membuat Kaivan iba dan akhirnya memarkirkan mobilnya di depan kafe itu.

Kaivan dan dokter Helena memasuki kafe bersama. Mereka duduk di meja yang lumayan jauh dari pintu. Posisinya agak pojok.

"Dokter mau pesen apa?" tanya dokter Helena.

"Saya samain aja." jawab Kaivan seadanya.

Dokter Helena pun mengangguk dan memesankan minuman untuk Kaivan. Setelahnya dokter Helena pamit ke toilet. Kaivan hanya mengiyakan saja.

Kaivan melihat-lihat sekitar kafe yang lumayan rame itu. Ia hanya mencari pemandangan yang mungkin bisa menghiburnya seperti pemandangan anak kecil berceloteh atau sepasang kekasih yang sedang bertengkar.

Namun pandangan Kaivan tampak menyipit begitu ia menemukan seseorang yang tampak familiar ada di kafe ini. Itu adalah Mega dan Gavin. Samar-samar Kaivan dapat mendengar pembicaraan mereka setelah memfokuskan hanya ke percakapan mereka.

"Tapi saya nggak bisa Bu. Ibu kan sudah menikah dengan Pak Kaivan." tolak Gavin dengan wajah meringis.

"Kamu kan tau aku nikah sama dia cuma sebatas kontrak. Lagian dia tu nggak mau hamilin aku. Aku harus hamil secepetnya biar 1 tahun kemudian aku udah punya anak." balas Mega dengan wajah penuh ambisi.

"Tapi Bu, biar gimanapun juga Ibu sudah menikah. Saya nggak mungkin hamilin Ibu." tolak Gavin lagi dengan wajah sengsaranya.

"Gavin. Kamu mau hamilin saya atau saya pecat." ancam Mega yang sudah menggunakan bahasa formalnya dengan Gavin.

Gavin yang mendengarnya pun menelan ludah. Jika Mega sudah menggunakan bahasa formal itu tandanya wanita itu tidak main-main.

"Jadi begini kelakuan kamu setelah saya bilang akan hamilin kamu tadi malem?" suara Kaivan mengagetkan Mega dan Gavin yang sedang bersitegang.

Mega melotot melihat Kaivan ada di sini. Kenapa Kaivan bisa ada di sini? Sedang apa dia?

"Kaivan?" heran Mega.

"Pulang kamu sekarang." tegas Kaivan mengambil tangan Mega dan membuatnya berdiri.

"Dan kamu. Jangan coba-coba menuruti perintah gila bosmu." ancam Kaivan sambil mengacungkan jari telunjuk ke depan Gavin.

Kaivan berlalu dari sana sambil menarik Mega yang tampak protes dengan tarikan paksa Kaivan namun hanya diabaikan.

Sementara Gavin yang melihat kepergian sepasang suami istri itu pun menghela napas lega.

"Hahh... Dosa apa aku bisa punya bos macam penyihir gitu." keluh Gavin mengelus dadanya.

*
*
*

TBC

Gimana part ini? Seru gak?

Kira-kira bakal diapain tuh si Mega?

Kenapa Kaivan marah banget ya?

Dan gimana nasibnya dokter Helena yg ditinggalin ya?

Buat kalian yg penasaran jangan lupa VOTE dan komennya yg banyak ya. Kalo bisa sampe 100 vote nih hehe.

Ok, see you in the next chapter



Continue Reading

You'll Also Like

561K 21.2K 40
Cherry memutuskan untuk pergi ketika tidak sengaja melihat kekasih sekaligus calon suaminya Mark sedang berduaan dengan seorang wanita seksi di panta...
11K 874 193
"Kamu sudah ga punya dua keistimewaan sebagai wanita! Kamu pikir aku dan keluargaku gila mau menjadikanmu istriku, hmm?" Jika Aida Tazkia bukan anak...
10.9K 857 32
Pernah denger kalimat "setiap orang punya kisah cinta mereka tapi kisah kita yang menjadi favoritku" ? Ya. Ini tentang kisah cintaku dan dia , pria t...
641K 23.8K 36
Bellvania memilih untuk menyetujui pernikahannya dengan seorang pria bernama Arzachel. Pria yang berumur 8 tahun lebih tua darinya. Baik Bellvani...