FAKE MARRIED [ Complete ]

Door oishielmo

25.9K 2.4K 213

Muak karena terus disuruh ibunya kencan buta dalam rangka pencarian jodoh, Wang Yibo nekat pura-pura mengaku... Meer

Part 1
Part 2
Part 3
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18 πŸ”ž
Part 19 πŸ”ž
Part 20
Part 21
Part 22 πŸ”ž
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26 πŸ”ž
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30 [ end ]
Fake Married update di KaryaKarsa

Part 4

1.2K 156 4
Door oishielmo


"Zhan Ge," panggil Wang Yibo. Jemarinya yang panjang menggenggam pergelangan tangan Xiao Zhan, sementara matanya menatap dalam-dalam pada sepasang mata coklat yang mengalihkan pandangan detik seringai di bibirnya lenyap.

"A-aku agak mengantuk," ucap Xiao Zhan, "kuharap ada selimut tambahan untukmu." Tangannya yang lain secara lembut melepaskan satu per satu jari Wang Yibo yang melingkar di pergelangannya.

Kemari kayu setinggi dada di samping meja belajar menjadi sasaran pencarian Xiao Zhan. Di dalam sana, dia menemukan kantong plastik yang berisikan selimut. Itu agar tidak berdebu lantaran disimpan terlalu lama.

Wang Yibo memperhatikan Xiao Zhan yang mengeluarkan selimut dalam kantong plastik. Dia diam, membiarkan suara plastik memenuhi ruangan, sementara Xiao Zhan bersin beberapa kali karena debu.

Tak ada selimut lain, hanya ada satu yang berwarna hijau bergambar animasi kura-kura—selimut pemberian Wang Yibo sebagai kado untuk Xiao Zhan saat masuk sekolah menengah pertama. Terlalu kekanak-kanakan untuk dipakai orang dewasa, Xiao Zhan tak terlalu peduli. Selimutnya besar, cukup untuk menyelimuti tubuhnya dan Wang Yibo sambil menjaga jarak. Dia pikirkan itu sambil menenteng selimut tersebut kepada Wang Yibo seraya berkata, "Ternyata hanya ada ini."

"Tidak apa-apa, kau bisa memakainya," balas Wang Yibo, tetapi Xiao Zhan tidak ingin membiarkan tamunya berbaring di kamar tanpa selimut.

"Kita bisa berbagi selimut yang sama, lagipula, kita kekasih, kan?" Xiao Zhan mengingatkan. Biarpun disebut kekasih palsu, namanya juga kekasih.

Wang Yibo mengangguk pelan. Dia menerima selimut tersebut dari tangan Xiao Zhan, lelaki itu membereskan monopoli di lantai untuk ditaruh kembali di dalam laci. Dia hendak mengambil sapu di dapur ketika melihat ada dua dadu yang lupa dimasukkan bersama kertas-kertas lainnya. Wang Yibo yang menyadari itu buru-buru meletakkan selimut, mengambil dadu dan memasukkannya ke dalam laci. Xiao Zhan mesem melihat tamu—kekasihnya ikut membantu, lalu melanjutkan langkah ke dapur mengambil sapu.

Ketika memasukkan dadu ke dalam laci, Wang Yibo melihat sebuah buku, semacam buku harian. Pastilah milik Xiao Zhan. Wang Yibo dibuat penasaran. Dia mengambil buku tersebut sambil meraba sampulnya yang tebal berwarna biru bergambar bintang. Ada pelekat yang menjaga agar halamannya di tidak mudah terbuka, ketika dia membuka pelekatnya, sebuah tangan langsung merebut buku tersebut.

Wang Yibo terkejut, menoleh kepada Xiao Zhan yang sudah berdiri di sampingnya dengan memegang sapu di satu tangan dan buku tersebut di tangan yang satunya.

"Zhan Ge ..." Wang Yibo kesulitan mencari alasan karena sudah lancang menyentuh barang pribadinya,

Xiao Zhan menatap buku di tangannya sambil berkata, "Ini buku daftar utang ayahku, kau tahu bagaimana orang tuaku, kan?" tanyanya.

Tanpa diberitahu, pun, Wang Yibo tahu betul bagaimana Tuan dan Nyonya Xiao.

Wang Yibo menyingkir satu langkah dari lemari ketika Xiao Zhan memasukkan kembali buku itu dalam laci. Untuk menghilangkan rasa bersalahnya, Wang Yibo mengambil alih sapu di tangan Xiao Zhan.

"Izinkan aku membantu," ujarnya, mulai menyapu.

Xiao Zhan setuju. Selagi Wang Yibo menyapu, dia mengambil mantras di lemari dan membentangkannya di lantai tempat mereka main monopoli.

Pukul 20.00 mereka sudah berbaring di mantras yang sama, selimut yang sama dan dilingkupi suasana hati yang sama.

Wang Yibo senang luar biasa, bisa mengulang kembali hal yang dia dan Xiao Zhan pernah lakukan lebih dari sepuluh tahun lalu. Menginap di tempat Xiao Zhan dan berbagi satu tempat tidur bersama. Cuma sekarang jam tidurnya lebih cepat.

"Selamat malam, Bo Di," ucap Xiao Zhan, lalu menarik selimut sampai dada dan memejamkan mata.

"Selamat malam, Zhan Ge," balas Wang Yibo, melakukan hal yang sama. Sedetik kemudian kelopak matanya kembali terbuka. Tidak bisa tidur. Dia menoleh kepada Xiao Zhan. Mata lelaki itu terpejam, napasnya teratur, ekspresinya tenang.

"Zhan Ge," bisik Wang Yibo.

Dengkuran halus adalah jawabannya.

"Zhan ..." Wang Yibo berbisik sekali lagi, agak keras dari yang tadi. Jawabannya tetap sama.

Untuk kali pertama, Wang Yibo menyaksikan bagaimana Xiao Zhan langsung terlelap dalam satu menit. Lelaki bergigi kelinci ini pasti sangat lelah. Wang Yibo memaklumi kendati ada banyak pertanyaan yang ingin dia tanyakan. Dan malam ini dia harus menekan keinginannya bertanya untuk memuaskan rasa penasaran. Penasaran tentang bagaimana kehidupan Xiao Zhan di Las Vegas. Penasaran, apakah lelaki itu bahagia dengan kehidupannya selama ini. Sebab, Wang Yibo tahu betul apa yang telah terjadi—kendati tidak rinci, dia tahu.

Waktu terus berjalan, jarum jam berputar. Malam semakin larut dan Wang Yibo masih terjaga. Posisinya sering berubah-ubah; menyamping, berbaring, kadang telungkup. Keheningan tak membuatnya bosan, sebab dia berada di sisi Xiao Zhan. Lelaki itu di sampingnya, sesekali merubah posisi tidur dari berbaring, menyamping, kemudian berbaring lagi.

Wang Yibo telungkup memperhatikan wajah tampan sekaligus manis itu. Tak puas hanya dengan memperhatikan, tangannya bergerak menyentuh garis rahang turun ke dagu. Selanjutnya bibir jadi sasaran. Wang Yibo menyentuhnya lembut dengan ujung jari. Agak kering, perlu dibasahi saliva.

Ada suatu dorongan dalam diri Wang Yibo, tetapi dapat dia tekan. Rasa penasaran, ingin mencoba, tetapi dia tahu itu merupakan sebuah pantangan. Pantangan mencium Xiao Zhan.

Dia straight, kan?

Xiao Zhan hanya kekasih palsu, dan sebentar lagi mereka akan menggelar pernikahan palsu juga.

Wang Yibo ingat pada pengakuan salah satu orang temannya, Gong Jun, seorang lelaki straight yang coba-coba mencicipi bibir seorang lelaki dan berakhir kecanduan pada akhirnya. Gong Jun mengingatkan lebih banyak dari apa yang dia bisa dapatkan dari lelaki tersebut dan mereka terikat hubungan.

Jangan coba-coba merasakan apa yang belum bisa menjadi milikmu, Wang Yibo, gumamnya pada diri sendiri. Mengubah kembali posisi tidur menjadi berbaring dan memejamkan mata. Berharap cepat terlelap ke alam mimpi.

Satu menit berselang, Wang Yibo menatap langit-langit sambil terus mengosongkan pikiran. Menit berikutnya semuanya menjadi gelap, dan dia tidak ingat apa-apa.

Wang Yibo membuka mata ketika suara bass seorang lelaki mengguncang tubuhnya pelan. Sosok lelaki tampan mengisi pandangan Wang Yibo meski samar. Dia mengerjap beberapa kali, mengucek mata kemudian bangun dari posisi berbaring.

Ada pening yang menyerang. Wang Yibo sedikit meringis saat Xiao Zhan mengelus tengkuknya sebentar.

"Sudah bangun?" tanya Xiao Zhan.

"Apakah sudah pagi? Aku pasti telat lagi ke kantor."

Xiao Zhan menggeleng. "Masih terlalu pagi," balasnya. Menatap sebentar ke arah jendela yang gorden berwarna polkadot memiliki celah yang menampilkan langit gelap, Wang Yibo mengikuti arah pandangannya.

"Kumpulkan kesadaranmu dulu, baru kita pergi." Dia menepuk pelan bahu Wang Yibo sebelum melangkah ke dapur. Lampu kamar yang nyalanya redup setidaknya tidak membuat Wang Yibo takut ditinggal sendirian karena dia benci gelap. Tak lama, Xiao Zhan kembali dengan segelas air hangat.

"Minum dulu, untuk menyegarkan dirimu," katanya.

Wang Yibo menerima, lalu meminumnya. Benar-benar cuma air hangat. Tetapi dia tidak kecewa.

"Hanya air yang ada, aku panaskan dengan rice cooker. Sementara kopi bubuk dan teh sudah tidak layak konsumsi," beritahu Xiao Zhan.

"Jangan dipikirkan, justru akulah yang merepotkan karena ikut tinggal."

Sekali lagi, Xiao Zhan menepuk pundak Wang Yibo, kali ini disertai usapan lembut.

"Jika sudah tidak ngantuk lagi, bersiaplah, kita pergi dari sini."

Wang Yibo tidak bisa tidak terkejut kali ini. Terlebih pada seraut keseriusan di wajah tampan yang manis itu. Dia baru menyadari Xiao Zhan sudah rapi. Tak ingin membuat lelaki itu menunggunya, Wang Yibo segera bangkit, memakai jasanya yang tersemat di kursi samping meja belajar.

Waktu menunjukkan pukul 04.50 pagi pada arloji yang tersemat di pergelangan tangan Wang Yibo. Benar-benar masih pagi. Xiao Zhan membuka pintu rumah orang tuanya sedikit, mengintip keluar secara waspada. Agak lama. Setelah dirasa aman, dia pun keluar diikuti Wang Yibo.

Dia tidak bertanya mengapa Xiao Zhan memilih pergi pukul empat pagi. Tidak juga bertanya mengapa Xiao Zhan agak terburu mengunci pintu. Wang Yibo mengikuti saja kecepatan langkah Xiao Zhan sampai mereka tiba di parkiran sebuah kafe yang sudah tutup. Keduanya masuk ke dalam mobil milik Wang Yibo. Sedikit terengah, irama tarikan napas mereka serempak.

Wang Yibo diam. Duduk di kursi kemudi sambil memandang Xiao Zhan yang sekarang menyandarkan punggungnya. Mereka diam sekian saat sebelum akhirnya Xiao Zhan membuka suara.

"Kau tahu, mengapa aku memilih menginap di rumah lama yang berdebu, daripada menginap di hotel?" tanyanya.

Wang Yibo tidak menjawab.

"Lalu ... apa kau penasaran mengapa aku meninggalkan rumah orang tuaku sendiri seperti seorang buronan yang sedang melarikan diri dari kejaran polisi?"

Wang Yibo tidak menjawab. Namun, dia sedikit tahu apa penyebabnya.

"Satu bulan," sambung Xiao Zhan. "Hanya satu bulan aku bisa menjadi kekasih dan suamimu." Kalimat itu terdengar sulit diucapkan Xiao Zhan. Satu bulan seorang hanya sekejap baginya. Tetapi Wang Yibo senang. Sangat, malah. Dia juga merasa bersalah lantaran telah merepotkan Xiao Zhan.

"Terima kasih, Zhan Ge." Wang Yibo tidak tahan, dia bawa Xiao Zhan ke dalam pelukannya.

Lelaki itu balas memeluk Wang Yibo. Sambil berdoa semoga pernikahan mereka tidak sampai ke telinga seseorang.

[]

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

39.7K 5.6K 36
Sean Xiao, seorang reporter yang sangat ambisius. Bahkan mau melakukan apa saja demi keinginannya yang bisa mengangkat namanya menjadi reporter palin...
30.4K 4.4K 84
The Gloom Season 2, jangan lupa mampir ke The Gloom Season 1 dulu. Tentang perjalanan hidup si kembar, Chen Yu dan Xiao Sa, dalam menggapai impian. K...
5.3K 337 9
Wang Yibo terlalu mencintai Xiao Zhan, tapi teman-temannya memaksa dia melupakan pria cantik itu. "Dia pemilik hati gue, dan kalian nggak berhak ngel...
113K 12.7K 41
Terdengar langkah kaki yang semakin mendekat.. "Maaf apa aku membuatmu menunggu lama??? Dia bicara sambil membuka penutup mulutku. "lepaskan aku sial...