ADORABLE KITTEN

By sazhaay

280K 31.9K 3.2K

"Kio gue bentuknya kucing. Sekarang lu kemanain Kio gue?" "Huweee Gazaa.." Cowok mungil itu pun menangis. "In... More

00. ฅ^•ﻌ•^ฅ prolog
01. ฅ^•ﻌ•^ฅ kucing nakal
02. ฅ^•ﻌ•^ฅ pria kecil
03. ฅ^•ﻌ•^ฅ beli squishy
04. ฅ^•ﻌ•^ฅ adik
05. ฅ^•ﻌ•^ฅ ditinggal sekolah
06. ฅ^•ﻌ•^ฅ colut
07. ฅ^•ﻌ•^ฅ main
08. ฅ^•ﻌ•^ฅ badut
09. ฅ^•ﻌ•^ฅ sedikit masalah
10. ฅ^•ﻌ•^ฅ teman teman Gaza
11. ฅ^•ﻌ•^ฅ nongkrong
12. ฅ^•ﻌ•^ฅ dia siapa?
13. ฅ^•ﻌ•^ฅ terbongkar
14. ฅ^•ﻌ•^ฅ sidang keluarga
15. ฅ^•ﻌ•^ฅ Kio anak ayah
16. ฅ^•ﻌ•^ฅ Kio takut
17. ฅ^•ﻌ•^ฅ pesta
19. ฅ^•ﻌ•^ฅ paksaan
20. ฅ^•ﻌ•^ฅ kado
21. ฅ^•ﻌ•^ฅ trouble maker
22. ฅ^•ﻌ•^ฅ marah
23. ฅ^•ﻌ•^ฅ takut
24. ฅ^•ﻌ•^ฅ ragu
25. ฅ^•ﻌ•^ฅ naik kereta
26. ฅ^•ﻌ•^ฅ jalan-jalan
27. ฅ⁠^⁠•⁠ﻌ⁠•⁠^⁠ฅ jalan-jalan (2)
28. ฅ⁠^⁠•⁠ﻌ⁠•⁠^⁠ฅ latihan
29. ฅ⁠^⁠•⁠ﻌ⁠•⁠^⁠ฅ taman kota
30. ฅ⁠^⁠•⁠ﻌ⁠•⁠^⁠ฅ benar atau salah
31. ฅ⁠^⁠•⁠ﻌ⁠•⁠^⁠ฅ big boy
32. ฅ⁠^⁠•⁠ﻌ⁠•⁠^⁠ฅ luka
33. ฅ⁠^⁠•⁠ﻌ⁠•⁠^⁠ฅ cepat sembuh, ya
34. ฅ⁠^⁠•⁠ﻌ⁠•⁠^⁠ฅ teman
35. ฅ⁠^⁠•⁠ﻌ⁠•⁠^⁠ฅ clue
36. ฅ⁠^⁠•⁠ﻌ⁠•⁠^⁠ฅ pertandingan
37. ฅ⁠^⁠•⁠ﻌ⁠•⁠^⁠ฅ buat kio
38. ฅ⁠^⁠•⁠ﻌ⁠•⁠^⁠ฅ teringat
39. ฅ⁠^⁠•⁠ﻌ⁠•⁠^⁠ฅ lalai
40. ฅ⁠^⁠•⁠ﻌ⁠•⁠^⁠ฅ not okay
41. ฅ⁠^⁠•⁠ﻌ⁠•⁠^⁠ฅ sedikit lagi

18. ฅ^•ﻌ•^ฅ hilang

6.2K 832 56
By sazhaay

•﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀•

Saat ini, Kio dengan botol susunya menikmati pagi hari yang menenangkan. Ia duduk di kursi taman yang berada di halaman depan rumah Gaza. Kedua kaki kecilnya yang menggantung itu berayun-ayun seirama dengan kicauan burung-burung.

Sedangkan Gaza yang berdiri tak jauh dari sana tengah menjalankan perintah mamanya untuk menyiram tanaman. Ia menyanyikan lagu bunga matahari seperti Mei-mei agar tanaman bunga yang ia siram tumbuh dengan baik.

Gaza melirik Kio yang tampak sibuk dengan dunianya sendiri. Sekilas terlintas bayangan saat awal-awal bersama Kio. Gaza tak tau mengapa dulu ia harus menyembunyikan bocah itu dari orang tuanya. Padahal jika tidak ada yang disembunyikan, ia merasa tenang, Kio pun juga senang.

"Gaza!" panggil Kio ketika menginginkan sesuatu. "Kio pengen naik kuda." pintanya sambil menunjuk ke arah jalan di depan halaman rumah.

Gaza tidak habis pikir dengan semua keinginan Kio. Setiap hal yang membuatnya tertarik pasti ingin ia coba. "Iya, nanti." sahut Gaza. Setiap pagi dan sore, orang yang bekerja dengan tenaga kuda itu selalu lewat di sekitar perumahan. Bukan delman, hanya kuda dengan seseorang yang menariknya, seperti perumahan di daerah dataran tinggi.

"Sini, Kio! Kita main air." panggil Gaza. Tanpa aba-aba, ia langsung menyiram Kio dengan air dari keran yang ia bawa. Tanpa sengaja, air itu malah menyembur ke arah kepala Kio.

Karena terkejut, botol susu yang Kio bawa terjatuh. Cowok mungil itu juga tersedak karena mulut dan hidungnya kemasukan air secara tiba-tiba. Gaza jadi panik sendiri. Ia langsung mendekati Kio untuk meredakan Kio yang sedang tersedak.

"Maaf maaf.." Gaza mengusap dan sedikit menekan dada Kio. "Maafin gue Kio..." Ia meminta maaf berkali-kali. Kemudian menggendong bocah itu ke dalam rumah. Lalu memberikan air mineral untuk meredakannya.

Gaza pun bernapas lega setelah Kio yang tersedak sudah reda. Ia langsung mencium Kio hingga pipi bulatnya masuk ke dalam. Bocah itu hanya diam membiarkan pipinya diuyel-uyel. "Susu.." rengeknya.

"Mana susunya?"

Kio menunjuk ke arah luar. Gaza segera membawanya lagi keluar rumah. Ia berjalan cepat-cepat setelah mengingat belum mematikan keran. Cowok tinggi itu menurunkan Kio dari gendongannya. Kemudian celingukan mencari botol susu yang menggelinding jauh dari kursi.

Setelah mendapatkannya, Gaza malah melarang Kio untuk meminumnya lagi. Ia berjalan ke dapur dengan bocah pendek yang membuntuti langkahnya. Cowok itu membuang isi susu dan menaruh botolnya di tempat cucian. Kio terkejut di tempatnya, padahal tadi ia baru meminum seperempatnya saja.

"Kok dibuang sih?"

"Kan kotor, Kio." ujar Gaza sambil menyambar tubuh Kio untuk ia bawa ke kamar. "Lu harus mandi. Bentar lagi ada tamu."

Gaza membawa Kio ke kamar mandi sekaligus memandikan bocah itu agar cepat selesai. Namun di tengah-tengah acara memandikannya, ia mendengar suara ketukan pintu depan. Cowok itu pun bergegas keluar setelah menyuruh Kio untuk melanjutkan mandinya sendiri.

Gaza berjalan cepat untuk membuka pintu depan. Benar saja, tamu yang ia katakan pada Kio sudah datang. Seorang pria muda berkacamata dengan pakaian putih-putih. Pria itu juga membawa tas khusus dokter di tangannya. Gaza begitu antusias dengan jadwal sunat Kio.

"Siapa, Za?" Renata yang baru saja keluar itu bertanya.

Gaza menoleh. "Dokter, Ma."

Renata segera mempersilakan dokter tersebut untuk masuk. Ketiganya duduk di ruang tamu. "Umm permisi, apa masnya ini yang mau dikhitan?" tanya dokter itu sembari menatap Gaza dan Renata bergantian. Takut-takut jika ia harus menghadapi anak remaja yang sudah hampir menginjak dewasa itu.

"Hah? Saya?" Gaza menunjuk dirinya sendiri. "Bukan lah coy, yakali!"

Renata memukul lengan putranya yang berkata tidak sopan. Wanita itu pun tersenyum canggung pada sang dokter. "Yang mau dikhitan itu masih kecil, dok. Mohon ditunggu dulu, anaknya baru mandi."

"Ohh baik." Dokter itu mengangguk. Untung saja ia bertugas pada anak kecil.

Renata menoleh ke arah putranya. "Kamu samperin Kio, gih! Nanti kalo udah selesai, panggil mama ya?"

Gaza segera pergi ke kamar untuk menghampiri Kio. Sementara Renata menjamu tamu dokternya dengan obrolan dan minuman. Namun setelah itu Gaza muncul lagi dengan raut yang tak dapat diartikan. "Kio dimana, Ma?"

"Loh katamu mandi?"

"Tapi sekarang gaada, Ma."

Renata mencoba untuk tenang meski dalam hati wanita itu panik. "Coba ah, dicari lagi!"

"Udah aku cari dimana mana, Ma." Gaza menggaruk kepalanya membuat rambutnya berantakan. "Coba deh mama yang cari! Biasanya apa-apa kalo yang nyari mama pasti ketemu."

Renata pun berdiri. Ia meminta izin dengan sungkan kepada sang dokter karena ia harus meninggalkannya. Wanita itu mengelilingi rumah untuk mencari Kio. Sedangkan Gaza mengajak ayah dan adiknya untuk turut serta mencari juga.

"Gue curiga si bocil kabur karena tau hari ini dia mau disunat." ujar Haza sambil mengusap dagunya dengan ibu jari dan jari telunjuknya.

"Ya makanya ayo bantuin cari!" Gaza menyeret tangan adiknya untuk mengikuti langkahnya.

Karena di sekeliling rumah tidak ada tanda-tanda adanya Kio. Keempat anggota keluarga itu pun memutuskan untuk mencarinya di luar. Namun sebelum itu mereka meminta penundaan waktu pada sang dokter. Dokter itu pun pergi dan akan kembali setelah mendapat panggilan.

Dewa dan Renata bersama untuk mencarinya. Sedangkan Gaza dan Haza berpencar menggunakan motor masing-masing. Gaza mencari ke berbagai arah. Ia menyusuri sepanjang jalan dengan kecepatan rendah sembari memperhatikan setiap sisi jalanan.

"Lu dimana sih, Kio?" Gaza frustasi. Ia tidak ahli dalam mencari sesuatu. Namun sekarang ia harus menghadapi cobaan tersebut. Bahkan ia tak hanya bingung, melainkan juga takut terjadi apa-apa dengan bocah yang sekarang ntah dimana keberadaannya.

Gaza terus melajukan motornya. Sepanjang jalan ia sama sekali tak melihat sosok kecil yang ia cari. Bahkan cowok itu juga bertanya-tanya pada orang-orang yang berlalu-lalang. Ia menunjukkan foto anak laki-laki dengan telinga kucing dan ekor berbulu, namun orang-orang tersebut malah menganggap Gaza orang gila.

•﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀•

Berbeda dengan Gaza yang kalang kabut di jalanan. Sekarang Kio malah ditemukan oleh Edwin. Cowok itu membawa Kio ke rumahnya. Meskipun kecil dan hanya terdapat dua ruangan saja, namun rumah itu terasa menyenangkan karena ada banyak kucing disana.

Cowok mungil yang mengenakan bathrobe karakter beruang itu terus saja menangis. Sedari tadi Edwin mencoba untuk menenangkannya, namun tak berhasil juga.

Ketika pintu terbuka, kucing-kucing tersebut langsung berlari mendekati babu mereka yang datang. Kucing-kucing dengan beragam warna itu tampak antusias dengan anak laki-laki yang Edwin gendong.

"Kio disini dulu ya?" Edwin menurunkan Kio dari gendongannya. Tetapi bocah itu malah mengeratkan pelukannya di leher Edwin. Ia tak mau dilepaskan.

Edwin paham. Cowok tinggi itu pun duduk dengan anak beruang berada di pangkuannya. Kucing-kucing yang ada disana pun ikut mendekat dan mengerubungi Kio.

Edwin menatap wajah Kio yang ternyata masih fokus menangis. "Kio ga cape nangis terus? Cerita dong sama abang.." Cowok itu membujuk sembari menghapus air mata Kio. Ia juga membuka tudung bathrobe beruang itu hingga muncul telinga kucing milik Kio.

Kio terus menangis karena merasa bersalah sudah kabur dari rumah, pasti Gaza akan kebingungan mencarinya. Namun di sisi lain ia juga takut karena dirinya akan disunat. "Kio nda mau disunat uweee.."

"Ohh kamu takut disunat?"

Kio mengangguk. Tadi ia sadar jika tamu yang datang itu adalah dokter sunat yang bertugas untuknya. Jadi ia buru-buru menyelesaikan mandinya hingga tak sempat memakai baju, dan berakhir memakai bathrobe saat ini.

"Sunat itu ga sakit loh. Nanti Kio dikasih permen sama dokternya." bujuk Edwin. "Terus nanti Kio bisa minta apapun sama Gaza. Kalo bisa mintanya yang mahal-mahal. Minimal ipong sama minta jalan-jalan ke Jepang."

Tangisan Kio mulai mereda. Ntah karena lelah atau terbujuk dengan ucapan Edwin. Cowok yang memangku Kio itu tersenyum karena berhasil menghibur bocilnya Gaza. "Mau pulang?" tanyanya. Bukannya Edwin tak suka Kio di rumahnya, namun ia takut muncul kesalahan pahaman dengan Gaza.

Kio menggeleng. "Abang.." Kio mendongakkan kepalanya. "Kio mau susu.." rengeknya. Ia baru ingat jika dirinya belum cukup meminum susu karena susunya dibuang oleh Gaza tadi.

"Kalo gitu temenin abang ke minimarket sebelah yuk?"

Kio mengangguk. Kedua cowok itu pun berjalan kaki menuju minimarket yang hanya berjarak beberapa rumah dari kosan. Disana mereka membeli sekotak susu uht, kopi, dan sebungkus basreng pedas. Setelah membayar, keduanya kembali ke rumah.

Kio dan Edwin segera meminum minumannya masing-masing. Basreng pedas itu bahkan sudah hampir habis dimakan oleh keduanya. Kucing-kucing yang ada disana pun turut memakan makanan yang disediakan untuk mereka.

"Abang, pedes banget.." Kio menjulurkan lidah kecilnya sambil mengipasi dengan tangan.

"Susumu udah habis?" tanya Edwin yang Kio angguki. Cowok itu pun segera mengambil air mineral dari dapur. Kio memang cukup merepotkan, tetapi Edwin dengan senang hati menurutinya.

Kio meminum air putih tersebut. Kemudian seekor kucing berwarna putih abu-abu pun mendekatinya. Ia seperti ingin meraih gelas yang Kio bawa. Kio menunda minumnya, ia tersenyum kecil menatap kucing yang merengek kepadanya. "Ihh kamu mirip Kio.."

"Itu namanya Twelve." Edwin bercerita. "Waktu abang nemuin dia, abang pikir dia juga bisa jadi manusia kaya Kio. Ternyata engga."

Kio tertawa hingga terlihat gigi ompongnya yang baru tumbuh setengah. "Kan yang bisa jadi manusia cuma Kio." ujarnya dengan masih tertawa. Ia pun menyodorkan gelas yang ia bawa. Kio ingin berbagi dengan kucing itu. Melihat Twelve mendapat air minum, One hingga Eleven pun ikut mendekat untuk meminta air pada Kio.

Sesaat kemudian, ponsel Edwin berbunyi. Ia melihat notifikasi chat dari group circlenya. Disana ada Gaza yang tengah meminta info jika saja salah satu temannya ada yang melihat Kio. Edwin melirik Kio sejenak, bocah itu tampak senang bermain dengan kucing-kucingnya. Kemudian cowok itu pun menaruh ponselnya lagi, mengabaikan pesan dari Gaza.

Waktu terus berjalan. Tak terasa Kio sudah singgah di rumah Edwin hingga malam. Makan siang, makan sore, hingga mandi sudah ia lakukan disini. Bahkan kedua belas kucing Edwin sudah tidur di tempat tidurnya yang bertingkat-tingkat.

"Kamu ga ganti baju?"

Kio menggeleng. Kemudian membaringkan tubuh kecilnya di atas kasur lantai. "Kio ngantuk."

Edwin ikut membaringkan tubuhnya. Ia berbaring miring menghadap bocah kecil di sampingnya. "Bobo, Kio.." ucapnya pelan. Edwin menatap wajah bulat itu lekat-lekat. Kemudian mengusap surai abu-abu bocah itu hingga terlelap. Ia senang memiliki teman serumah seperti Kio. Cowok kecil yang manja nan menggemaskan.

Sejenak Edwin berfikir, Gaza pasti beruntung memiliki bocah semanis ini. "Gue pinjem Kio dulu, Za." ucapnya lagi dengan sangat pelan. Tangannya mulai bergerak untuk memeluk pinggang Kio. Sesaat kemudian ia ikut menutup mata untuk menutup kegiatan hari ini.

•﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀﹀•

tolong tinggalkan jejak berupa vote, komen, atau tambahkan ke reading list kalian ><

mohon maaf jika ada salah ketik ataupun salah ejaan, tolong beritahu saya melewati kolom komentar dengan kata-kata yang baik jika kalian berkenan.

terimakasih ♡

Continue Reading

You'll Also Like

36.4K 1.9K 6
Keluarga Masataka adalah keluarga yang kaya raya, memiliki sifat yang dingin, bengis, dan kejam. Tetapi, ditengah-tengah keluarga kejam itu lahirlah...
2.4M 131K 62
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.3M 71.5K 53
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
10.2K 1K 6
Bagaimana jadinya jika Lionel yang notabe nya seorang bocah polos Ber transmigrasi ke dalam tubuh Celio yang koma karena didorong oleh orang yang mem...