My Wife Is A Doctor (JENLISA)

babyyygirls19 által

4.4K 544 80

Lalisa Manoban yang memiliki ketakutan besar kepada seorang Dokter dan sebuah jarum suntik. Dan sialnya ia ha... Több

prolog

1

1.5K 192 47
babyyygirls19 által

Lili berlari dengan kaki mungilnya menaiki satu demi satu anak tangga sembari membawa boneka anak ayam di pelukkannya. Lili berlari dari kejaran seorang pria paruh baya berpakaian seperti Dokter yang membawa suntikan yang begitu besar di tangannya.

Air mata Lili terus mengalir tanpa henti dari mata hazelnya, ia benar-benar ketakutan dengan seseorang yang sedang mengejarnya.

"KEMARI KAU ANAK KECIL!"

Suara yang begitu menakutkan di Indra pendengaran bocah berumur 4 tahun itu terus menggema di telinganya.

"Hiks.. hiks.. mommy tulung Lili, hiks..."

Lili terus terisak tanpa henti, setelah sampai atas Lili pun langsung masuk ke dalam kamarnya dan bersembunyi di bawah tempat tidur miliknya.

Ceklek

Pintu kamar Lili perlahan terbuka saat seseorang membukanya, Lili yang mendengar itu jantungnya sudah berdetak sangat kencang. Lili langsung membekap mulutnya agar tidak mengeluarkan suara.

Suara langkah kaki itu semakin mendekat ke arah ranjang Lili, sampai di mana mata Lili melotot melihat kaki nan besar berada tepat di depan wajahnya. Lili sudah benar-benar ketakutan bahkan ia sampai kencing di celana tidurnya.

2 menit berlalu.. perlahan kaki yang berada tepat di depan wajah Lili pun mulai melangkah menjauh ke arah pintu, serasa sudah aman perlahan Lili pun keluar dari bawah tempat tidur.

Sampai di mana tiba-tiba...

"Bahhh...."

"Aaaaaaaaa....."

Bugh bugh bugh bugh

Lili berteriak histeris memejamkan matanya sembari melayangkan pukulan demi pukulan tanpa henti pada seseorang yang sudah membuatnya terkejut. Lili terus memukulinya menggunakan boneka anak ayam yang ia pegang.

"Lili bangun nak" ucap wanita paruh baya yang membangunkan anaknya sembari menepuk pelan kedua pipinya.

Lili langsung membuka matanya ia melihat mommynya yang tengah menatap dirinya khawatir, Lili langsung memeluknya erat tanpa mau melepaskannya.

"Hiks... Hiks..."

Lili seketika mengerutkan dahinya saat mendengar suara tangisan seseorang yang ia kenal. Perlahan ia melepaskan pelukannya, betapa terkejutnya saat ia melihat sahabatnya tengah menangis di gendongan Daddynya dengan wajah yang merah.

Bukan kah seharusnya dirinya yang menangis? Begitulah kira-kira pikiran bocah 4 tahun tersebut.

"Chu kenapa?"tanya Lili bingung.

Jisoo atau yang kerap biasa di panggil Jichu adalah sahabat Lili satu-satunya. Jichu semakin menangis saat Lili bertanya padanya "huwaaa....hiks hiks Paman, Lili jahat. Hiks...."

"Cup cup sayang, maafkan Lili ne. Sepertinya Lili bermimpi buruk jadi memukulimu" ucap Daddy Lili, sembari mengusap punggung Jichu yang menangis.

"Lili bermimpi buruk lagi?"tanya Dara. Lili pun mengangguk.

Dara membawa tubuh mungil Lili ke dalam pelukannya untuk menenangkannya. 5 menit berlalu suasana sudah hening dengan Jichu pun yang sudah berhenti menangis. Marco pun langsung menurunkan Jichu ke ranjang Lili sembari mengusap air mata Jichu yang masih berada di pipinya.

"Lili minta maaflah pada Jichu ne, karna tadi Lili sudah memukulnya" ucap Dara, Lili yang mendengar itu pun merasa bersalah kepada sahabatnya.

"Chu... Maafkan Lili kalna sudah memukulmu" ucap Lili.

Jichu yang masih sedikit terisak hanya mengangguk. Karna ia benar-benar masih merasa sakit di area wajahnya, saat Lili memukulinya tanpa henti menggunakan boneka anak ayam.

Lili mendekat ke arah Jichu ia pun memeluk sahabat satu-satunya itu, Dara dan Marco yang melihat itu tersenyum. Mereka berdua pun meninggalkan Lili dan Jichu berdua di dalam kamar Lili.

"Chu.. Lili mimpi doktel jahat lagi" ucap Lili sembari mengingat mimpi buruknya yang begitu seram.

"Telus? Apa Lili belhasil di suntik lagi?"tanya Jichu penasaran sembari mengusap ingusnya yang keluar.

Lili langsung menggeleng dengan cepat "tidak dong, Lilikan pembelani. Jadi saat doktel itu ingin menyuntik.. Lili melawannya dan memukulinya sepelti Hulk" ucap Lili antusias berdiri sembari memperagakan dirinya seperti Hulk.

Jichu yang mendengar itu menatap Lili dengan lekat, kemudian ia tersenyum "woah... Lili hebat. Tapi kenapa tadi belteliak saat Chu ingin membangunkan Lili?"

Lili terdiam mendengar ucapan Jichu "em.. kalna Lili telkejut. Lili kila Chu doktel jahat" Jichu yang mendengar itu hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Jadi sekalang Lili tidak takut doktel lagi?"tanya Jichu, Lili langsung tersenyum menggeleng.

Sejujurnya Lili masih benar-benar sangat takut dengan Dokter. Apa lagi dengan jarum suntik yang begitu besar seperti di mimpinya. Lili berkata seperti itu agar tidak di ejek sahabatnya gara-gara ia penakut.

"Lili mengompol ya?"tanya Jichu tiba-tiba saat hidungnya mencium bau sesuatu yang tidak enak.

Lili yang mendengar itu pun langsung meraba-raba area celana tidurnya yang sudah basah gara-gara air kencingnya.

_____

10.00am

Lili dan Jichu tengah anteng bermain dengan beberapa mainan yang berserakan di lantai kamar. Lili yang sudah mulai merasa bosan pun melirik sahabatnya yang tengah anteng menyusun puzzle miliknya.

"Chu... Lili bosan. Main di lual yuk"

Jichu yang mendengar sahabatnya berbicara ia langsung menoleh dan menatap sahabatnya "Chu juga bosen, tapikan Bibi Dala tidak mempelbolehkan main di lual" ucap Jichu.

Lili terdiam, seketika sebuah idel muncul di otak bocah umur 4 tahun tersebut. Lili mendekat ke arah Jichu, ia pun langsung membisikkan sesuatu di telinga Jichu. Jichu yang mendengar itu ada perasaan sedikit ragu saat Lili memintanya kabur dari kamar, dan bermain di luar.

"Tidak Lili nanti bibi Dala malah" ucap Jichu kembali menyusun puzzle.

Lili mengerucutkan bibirnya ia terus berfikir agar sahabatnya itu mau di ajak keluar. Sebuah ide pun kembali muncul di otak Lili.

"Chu.. nanti jatah chicken Lili untuk Chu, kalau Chu mau kelual belsama Lili"

Jichu yang mendengar itu memberhentikan menyusun puzzlenya, ia menimang-nimang ucapan Lili sedangkan Lili tersenyum menarik turunkan alisnya.

"Oke"

Lili tersenyum lebar saat mendengar ucapan Jichu, mereka pun dengan langkah pelan mengendap-endap keluar pintu kamar melihat kondisi luar, di rasa aman mereka berdua langsung turun dari tangga berjalan ke arah pintu utama.

Sampai di mana mereka berdua berhasil keluar tanpa sepengetahuan siapa-siapa pun. Mereka berdua berjalan bergandengan tangan menuju taman yang sering mereka kunjungi bersama kedua orang tuanya masing-masing.

Sejujurnya mereka tidak tau tempatnya di mana tetapi mereka hapal dengan jalan yang sering di lewati untuk menuju taman tersebut.

"Lili.. Chu cape" keluh Jichu mengusap keringat di area wajahnya.

Lili yang mendengarnya pun sebenarnya benar-benar sudah lelah, sedari tadi mereka berjalan di sepanjang jalan raya melewati beberapa toko-toko tanpa menemukan taman yang sering di kunjunginya.

"Hai anak manis"

Lili dan Chu menoleh saat mendengar seseorang menyapanya, berdirilah seorang pria muda berpakaian seperti seorang preman tengah tersenyum lebar. Pria tersebut pun langsung berjongkok menyamakan tingginya dengan kedua bocah itu.

"Apa kalian mau permen dan coklat? Paman punya banyak di mobil itu" tunjuk pria tersebut ke arah mobil yang di mana ada satu orang yang tengah memegang banyak permen dan coklat di tangannya.

"Paman penculik ya?"tanya Jichu polos.

"Bukan, paman orang baik. Lebih tepatnya Paman penjual permen dan coklat gratis"

"Tapi kata mommy Lili.. kalau ada olang bilang sepelti itu di sebut penculik" sambung Lili.

"Paman bukan penculik kok, paman berniat baik mau memberi kalian permen dan coklat, apa kalian mau?"

Lili dan Jichu saling melirik, dan terdiam cukup lama. Seketika bibir mereka menyunggingkan sebuah senyuman penuh arti. Lili dan Jichu langsung mendorong pria yang sedari tadi berjongkok di hadapannya hingga terjatuh.

"LARI CHUU..."teriak Lili.

"Ckk.. anak-anak nakal" gumam kesal pria tersebut.

Lili dan Jichu langsung berlari dari kejaran pria tadi, kaki mungil mereka berlari dengan rasa sedikit takut apabila pria itu berhasil menangkapnya. Karna mereka berdua tau betul pasti pria tadi penculik seperti ciri-ciri yang sering sekali di sebutkan kedua orangtuanya. Mereka berdua berlari dengan nafas terengah-engah akibat kelelahan, kaki mungilnya sudah benar-benar hampir tidak kuat untuk berlari lagi.

Sampai di mana tiba-tiba Jichu tersandung dan terjatuh "huwaaa... mommyy... hiks.. hiks..."

Jichu pun menangis histeris sembari memegangi lututnya yang sedikit berdarah akibat terjatuh, Lili yang mendengar tangisan sahabatnya yang begitu keras langsung menutup kedua telinganya menggunakan tangannya.

"Chu.. belisik tau" kesal Lili.

"Hayooo.. kalian mau kemana anak-anak nakal"

___
TBC

Heyo author comeback🫢
Btw kalian mau cerita ini Futa atau normal aja???

Olvasás folytatása

You'll Also Like

218K 1.6K 13
one-shot gay ⚠️⚠️⚠️ peringatan mungkin ada banyak adegan 🔞 anak anak d bawah umur harap jangan lihat penasaran sama cerita nya langsung saja d baca
280K 4.2K 22
Up sesuai mood Kalau ada waktu juga Tolong jangan di bawa ke RL Futa Area
108K 214 10
Gadis polos yang terjerumus suasana malam club, menceritakan cerita seorang influencer yang terkenal dikalangan remaja berusia 16 tahun. cerita lengk...