World Means Survival

By kohillatte

5.7K 543 50

Ketika buku yang ia baca menjadi sebuah kenyataan dan hanya dialah yang tahu bagaimana cara untuk bertahan hi... More

Chapter 1 : Prologue - Survival Destruction
Chapter 2 : Ep. 1 - Fictional story has turned to Reality, I
Chapter 3 : Ep. 1 - Fictional story has turned to Reality, II
Chapter 4 : Ep. 2 - First Main Scenario, I
Chapter 5 : Ep.2 - First Main Scenario, II
Chapter 6 : Ep. 2 - First Main Scenario, III
Chapter 7 : Ep. 2 - First Main Scenario, IV
Chapter 8 : Ep. 3 - Main Lead, I
Chapter 9 : Ep.3 - Main lead, II
Chapter 10 : Ep.4 - Winterly Military, I
Chapter 11 : Ep.4 - Winterly Military, II
Chapter 13 : Ep.4 - Winterly Military, IV
Chapter 14 : Winterly Military, V
Chapter 15 : Past, I
Announcement <WMS SERIES>
REVISI
Chapter 1 : Prologue - Mysterious
Chapter 2 : Ep.1 - Colliding Worlds
Announcement
SPECIAL CHAPTER ; < WMS Lead Characters >

Chapter 12 : Ep. 4 - Winterly Military, III

86 17 0
By kohillatte

Sudah dua hari berlalu sejak aku bertemu dengan Winter Frost, sang Frost King yang memimpin wilayah Insula Glaciata yang kini telah hancur.

Alasan spesifik dia pergi ke Indonesia masihlah menjadi sebuah pertanyaan, bagaimana ingin bertanya akan hal itu- dia saja bahkan tidak kelihatan sama sekali. Bukan berarti aku tidak pergi mencarinya, melainkan dia memang sepertinya tidak ada di Camp.

Heran, untuk alasan apa kalau begitu dia membawaku kesini? Apa karena sekedar kasihan karena aku membawa sang protagonis dunia ini?

Selama kepergiannya, aku membuat banyak kontak dengan orang-orang yang berhasil selamat dari bencana yang menimpa wilayah mereka.

Salah satunya adalah perempuan ini.

Aku bertemu dengannya sejak awal mula aku pergi ke Camp, ia terlihat seperti pelayan setianya Winter. Dia tidak banyak bicara- bukan, kamu bisa mengatakan kalau dia memang tidak bicara sama sekali kepadaku kalau bukan karena aku membutuhkan sesuatu.

Ngomong-ngomong tentang hal itu, mengapa pula orang dari benua Antartika ini memperlakukanku dengan sangat baik? Aku hanyalah orang biasa yang tidak memiliki status seperti Winter.

"Anu,"

"?"

Aella, nama perempuan ini.

Dia terlihat sangat langsing, namun dia bisa melakukan pekerjaan berat dan itu cukup mengejutkan bagiku, Apakah semua perempuan dari Benua Antartika bisa sekuat dirinya?

Dia memiliki skintone yang sedikit berbeda yakni tan, rambutnya berwarna merah dan ada  bekas luka dibagian pipinya seperti telah melewati peperangan. Yah itu memungkinkan mengingat apa yang terjadi pada tanah kelahirannya.

"Apakah kamu tahu kemana Winter pergi?"

Perempuan itu menggelengkan kepalanya, dia saja bahkan tidak tahu kemana sang pemimpin pergi. Meskipun begitu, masih ada pertanyaan lain yang aku ingin tanyakan padanya berhubung dia adalah Survivor dari peperangan.

"Aella,"

Dia melihat ke arahku dengan bingung.

"Apa alasan kalian pergi kesini- Ah, aku tidak bermaksud yang buruk. Hanya saja, bukankah itu perjalanan yang sangat jauh? Kamu tidak perlu menjawabku jika kamu tidak ingin-"

"Setelah apa yang menimpa pada wilayah, kami pergi mengelilingi dunia tanpa tujuan yang jelas," Jawab Aella.

"Pemimpin kami, The greatest Frost King, melakukan hal yang terbaik untuk kami dan bahkan mengorbankan banyak hal. Satu hal yang perlu kamu tahu, Raja kami memiliki kemampuan Revelation dan Truth Seeker" Ia berhenti sejenak, menatapku dan tersenyum.

"Namun ketika kamu datang, semuanya berbeda, Tuan,"

"Frost King yang selalu terlihat kesulitan dan khawatir terhadap beberapa hal, terlihat sedikit lebih santai belakangan ini sejak kamu datang dan aku-"

"Sudah cukup, hentikan omong kosongmu Aella." 

Sosok yang terasa familier meski baru beberapa kali bertemu, dia turun dari kudanya dan berjalan ke arah kami. Aella yang sadar bahwa Rajanya telah kembali, sesegera mungkin meminta agar dirinya pergi karena merasa tidak sopan.

Winter telah kembali.

Ia melepaskan pakaian hangatnya dan duduk berhadapan denganku.

Dia menatapku untuk beberapa saat dan aku merasa agak risih dengan tatapannya itu, namun aku tidak dapat melakukan apa-apa.

"Ada yang ingin kamu tanyakan bukan?" Dia membuka obrolan dengan antusias.

"Sepertinya tidak perlu la-"

"Pasti Aella sudah berbicara banyak."

"Tidak, aku masih tidak mengerti mengapa kalian pergi kesini."

Matanya membulat seperti terkejut, wajahnya kini tidak jauh berbeda dengan anjing yang tidak tahu apa yang sedang terjadi. 

"Kami berkeliling dunia untuk mencari makhluk yang disebut sebagai 'Brisk Holocaust' yang di cap sebagai Disaster."

Disaster...!

Itu disebutkan dalam sepanjang buku yang ku baca. Setiap babnya, pasti menceritakan mengenai Disaster.

Dan sepemahamanku, Disaster dapat berevolusi menjadi tahap akhirnya yang disebut sebagai Calamity. 

Ada tiga tahapan supaya mencapai Calamity. 

Yang pertama adalah Misadventure dimana bencana yang memiliki frekuensi kecil, pada awal mula ke dunia ini bertabrakan itu dapat disebut sebagai Misadventure karena yang muncul hanyalah monster berskala kecil meskipun tidak semua manusia dapat menahannya.

Lalu ke dua, Disaster. Bencana ini memiliki frekuensi tengah namun berbahaya. Dalam buku Survival Destruction, disaster tidak hanya satu ataupun dua. Total dari disaster ada sekitar dua belas namun mereka tidak datang disaat bersamaan seperti yang dipikirkan.

Disaster tidak dapat diprediksi kapan datang ataupun tanda-tandanya, namun pada era Luke Salvatore, ia berhasil menyelesaikan ke dua belas disaster ketika usianya dua puluh delapan tahun disertai dua tahun istirahat sebelum menghadapi Calamity.

Calamity... adalah sesuatu yang bahkan tidak ingin aku pikirkan.

Situasi yang digambarkan dalam buku, mungkin akan sangat mengerikan jika melihatnya secara langsung berhubung dunia kini bertumbrukan satu sama lain.

Antara dunia fiksi dan dunia nyataku yang bertabrakan, aku tidak pernah percaya bahwa suatu hari hal seperti ini akan datang.

Davine melirik pada Winter, melihat secara langsung Frost King adalah hal yang tidak pernah ia bayangkan.

Bahkan, sekelas Frost King pun masih takut dengan Disaster. 

Hal itu terlihat dari tubuhnya yang bergemetar.

"Aku akan membantumu, Winter."

Winter menoleh ke arahku dengan tatapan yang aneh.

Dia menggigit bibirnya, dia menggigit sangat keras sehingga berdarah.

Apakah ini sebuah tamparan keras untuk seorang Raja?

"Aku percaya itu."

Setelah berbincang-bincang, aku masuk ke dalam tenda.

Sang Protagonis masih belum siuman, padahal sudah beberapa hari berlalu. Nafasnya masih dapat ku rasakan, apa yang sebenarnya terjadi pada Luke?

Aku membaca seluruh cerita, karena Luke, karena Survival Destruction dan karena rekan dalam buku ini, aku bertahan hidup dengan segala yang aku miliki.

Seolah-olah aku adalah bagian dari mereka.

Aku mengusap kepalanya dan menatap untuk beberapa saat, pikiranku agak kacau. 

Aku memiliki beberapa ability, tetapi aku tidak memiliki tempat untuk bersandar. Matheo pergi secara misterius, Luke yang ku dambakan tertidur lelap dan aku tidak tahu dimana Hyung ku berada.

Meski aku telah membangun relasi dengan Winter, bukan aku tidak ingin percaya kepadanya ataupun alasan lain... Hanya saja ada pembatas diantara aku dengannya.

Apakah aku sanggup?

Namun, apapun pertanyaan yang ada dalam benakku, jawabannya pasti akan selalu sama dan tidak pernah berubah.

"Aku harus sanggup."

"Apa kau sudah siap?"

Dengan segera setelah mendengar suaranya, aku berdiri.

"Ya. Tolong jaga adikku disaat aku berada dibarisan depan."

"Pasti."

[Anda memperoleh kepercayaan dari 'Insula Glaciata Survivors!]

[Satu disaster terdeteksi berada disekitar anda]

"Hey, bukankah kamu seharusnya melawan monster itu?"

Seseorang dengan mantel hitam dengan kupluk yang ia pakai berbicara pada rekannya yang tengah berdiri diatas rooftop gedung memerhatikan disaster mengaum memanggil mangsa.

Rambut coklat dan warna mata yang coklat pula, memakai pakaian serba coklat, dia berdiri dengan menyilangkan tangannya memerhatikan situasi. Herannya, kulitnya masih sangat bersih dan tidak ada bekas luka apapun.

"Belum saatnya aku melawan disaster ini."

"Mengapa?"

"Tidakkah kamu penasaran, Orias?"

Orias, seseorang yang memakai mantel hitam bersama kupluknya. Dia melepasnya dan memasang wajah kesal.

Penampilannya, terlihat sangat familier dengan seseorang.

Siapapun yang melihatnya, dapat menebak hanya dalam satu tebakan.

Lelaki serba coklat itu dia memberikan senyuman seringai.

"Aku merasa... Akan ada sesuatu yang menarik terjadi."




Continue Reading

You'll Also Like

32.3K 789 32
It was actually supposed to be a normal day as Celestia raised her sun and Luna lowered her moon, until a blinding flash of light engulf all of Eques...
275K 13.5K 61
My name is Alex Cruz, I'm a omega, so I'm just a punching bag to my pack. But Emma, Queen of werewolves Sam, queen of dragons Winter, queen of vampi...
138K 4K 25
What would have happened if Luffy had intervened before Akainu pierced Ace and died instead? What would be the reaction of others if their little lig...
40.1K 2.4K 22
𝐁𝐨𝐨𝐤 # 𝟏 𝐨𝐟 𝐓𝐡𝐞 𝐑𝐚𝐚𝐳 𝐬𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬. Love or betrayal? Consumption of betrayals. Internal betrayal? Yes! Will they be overcome? Or W...