Teacher Loves U (Yandere! Oik...

De violeta854

61.3K 7.5K 1K

- 'ketika kamu mencintai seseorang lebih dari yang seharusnya, pasti mereka akan menyiksamu lebih dari seharu... Mais

及川 徹 {1}
Limmerence {2}
Hey i'm a Manager {3}
Lassitude {4}
Teammate x Manager {5}
Missing {6}
I found him {7}
The one that got away {8}
Forget {9}
Fate {10}
Be a good slave {11}
甥 {12}
Nothing wrong {13}
Diatribe {14}
Forgotten friend {15}
Surreptitious {16}
Apocryphal {17}
What a sly teacher {18}
Discussion {19}
Emphasis {20}
Expiate {21}
Instigate {22}
Good Boy {23}
Commit arson {24}
Condolences {25}
Interrogation {26}
White flag {27}
Escape {28}
Surprise! {29}
Pressure {30}
Inappropriate {31}
Sin {32}
Equanimity {33}
Good luck {34}
Wanted {36}

Boy's development {35}

938 127 3
De violeta854

November 5 (??.??) AM

"Hari pertama aku memasuki rumah itu, aku menemukan bahwa kondisi (name) sudah sangat berantakan. Bahkan awalnya aku takut dan berteriak padanya karena aku mengira dia adalah hantu. Dia sangat pucat dan terdapat lingkaran hitam di bawah matanya. Awalnya dia juga terlihat susah berinteraksi padaku, dia tergagap saat pertama kali kita berbicara. Dan saat aku melakukan kontak fisik padanya dengan cara memeluknya, aku merasakan kalau badannya tersentak atau mungkin bergetar sesaat. Tapi berita baiknya, setelah kami melalui hari-hari bersama, cara dia berinteraksi juga sudah mulai membaik kok"

"Apakah kamu mungkin pernah melihat- ehm, mungkin saat Tooru menyiksa atau memarahi (name)?"

"Ah itu ada! Diam-diam aku selalu memerhatikan dari kamarku ketika Tooru memarahi (name). Banyak perban dan plester tertanam di sekujur badan (name) dan walaupun (name) memberitahukan kalau dia hanya iseng menempelkannya, aku yakin kalau Tooru yang bertanggung jawab atas itu. Dan juga, sebelum aku pergi dari sana, Tooru menyiram badan (name) dengan air mendidih dan berhasil membuat tubuhnya melepuh dan memerah permanen" ucap Takeru mulai merinding.

Semi mengerutkan alisnya.

"Lalu apakah Tooru ada menyiksamu juga?"

"Syukurnya tidak, dia sebenarnya cukup baik. Dia merawat dan mengasuh kami dengan penuh kasih sayang. Tapi entah kenapa, kadang emosinya tidak stabil, dia bipolar, dan dia juga impulsif kepada kami"

Oikawa banget!

Semi dan Akaashi memikirkan hal yang sama.

"Ehm, lalu apakah kamu mengenal tentang dia?" Akaashi menyodorkan sebuah foto yang terlukis wajah ceria Hinata di dalamnya.

"Aku sebenarnya tidak pernah melihat kakak ini....Tapi sepertinya, aku pernah menemukan beberapa helaian rambut yang warnanya sama persis seperti rambut kakak ini di kamarku"

"Ah begitu, tapi- atau mungkin (name) pernah menceritakan tentang dirinya atau mungkin menyebutkan kondisi dia sekarang? Ada gak?"

"Itu masalahnya, (name) seperti anak yang baru lahir ke dunia ini. Dia tidak ingat apa-apa, bahkan nama panjang dan nama orang tuanya saja dia tidak ingat. Tapi dia pernah sekali menyebutkan bahwa curry adalah makanan yang sering mamanya masakan untuk dia, tapi setelah aku menanyakannya lebih lanjut, dia berkata kalau ia hanya asal jawab saja" ucap Takeru terus terang.

"Hilang ingatan tidak sih? Em, apakah kamu ada melihat mungkin luka di kepalanya atau semacamnya?"

"Ah! Iya ada di dahinya, lukanya seperti luka terkena benda tumpul nan berat karena tidak ada tanda-tanda bekas sayatan di sana. Dan juga.....em, kalau aku boleh tahu, siapa nama kakak ini? Maaf, tapi sebelumnya paman kan belum memberitahukannya kepadaku"

"Ah maaf sebelumnya! Namanya adalah Hinata Shoyo"


A̷̺̱̰͋̂̊̓̉̑k̵̯͔̞̭̦̘̻͙͛̿͗̉͊͜ä̶̛̳̘͎̩́̓̿̇̈ǹ̴̝͇̥̳͎ ̴̢̲͎͖̔̌̑̓̕͜͜k̸̰͔̔͋͐̄͝u̸͖̰̩͐͊͌̀̑̚͘b̶̨͕̞̼̙̻̏̌́̂̒̚ụ̵̩̲͙͔͙̰͉̠̦̄̏͝a̶̩͙̱̣̱̤͒͒̓̀̀ţ̷̛͎͖͔̘̰͎̣͎̣̒͒͋̒̓͂͐̚͠ ̶̡͉̝̤͌͐́̌̕̚n̷̛̠̤͍͙̄͌̇̑͘a̸̯̝͍͈͛̎̀͛͐͜s̸̜̳̪͍̹̥̮͎̳͋̄̔͜i̵̘̖̱͒b̶̤̏̐̓̋̉͆̚͝͠ ̸̣̫̟̩̆̌̃̇̓̏̈́͛̕͜m̴̞͍͔̏͒̇͗ĕ̴̼̻͉̟ȓ̴̦̥͇̩̾e̷͙̽̽̓͑̿̕͝ͅk̸̡̦̿̈́̄̅́̽a̵̤͒̂̿͒̇̆͌̐̍̚ ̵̱̟͓̙̮̻̫̺̆͂͂͑́̇̓̓̀ͅs̶̺̖̹̮͇̺̗̀ę̴̤͙̙͛́̔m̷̨͖͔̘̱͖̪̈́́̾͒͝ṷ̶͙͕͚̺̺̯̱̭͎́a̴̡̮͔̬̙̲̞͔̗̐̈́̈́̔͑̂͆̀̕ ̷̦̣̥̓̏͐̇̽́̾͘
s̶͔̗͎͊̉̿̉͋ą̷̩͕͕͛̊̍̓̚m̷̡̟̗͑̐͘ą̸̻̦̫̜̩̗̱̮̐̏̆̒͂́̀͛́ ̴̛͈͚̖͔͓͂͌̓̎̀͐͗̊ͅś̸̪͍͌̋̈́͌̓̈́̕e̷̟̹͆̉́̐́͌̒p̶̞͖̲̠̗͚̹͖̀e̵̡̯̮̎͗͊́̈́̎̏͝͝͝r̸̢̥̗̟̯̽̌̇͑͗̏͝ț̴͍̼͇̰̝̬̳͓̈͐̈́͌̚͝͝i̵̖̭̼̼̔̔͋̍͘ ̶̤͙͔̹̱͎̼͕̝̓̋͐͛̏̾͂̅̓͌ͅH̷̛̲͇͙͒̇̈́͒̈́̈́̍͆̏i̶̮̟̤̹̲̥͔̓͂̒̌͐̍̚n̴̜͈̦̻͔͎̮̘͔̟̏a̵̡̨̟̼͝t̴̩̥̭͗̽̂̌̌̈̄̔a̸̧̜͙̭͛́̏̿̏̀͛̂͝ ̸̡͉̠̙͍͇̘͑͂̍̈́̒̈̔͠ͅk̸̲̱̖̬͖̥̈́a̸͓̓͠ų̷̯̘̈̾̃̕͘ ̴͓͔̤̩͖̍͌̑̉̊̈́͆m̵̢̧̡̬͖̟̱̱̲͉͝ȃ̶̢̢̡̘̥̦̦̹̬̠ų̶͓͇̠̬̱͉̯̊͋̑̓̀͝?̵̢̰̬̹̦̅ͅ

Takeru melebarkan matanya.

"Hi-Hinata" gagap Takeru yang membuat badan tenangnya menjadi bergemetaran lagi.

"Kenapa? Ada apa? Apa kamu tahu sesuatu tentang dia?"

"Saat Tooru berkata kalau ia mau membunuh orang yang aku sayangi, ia ada sekali menyebutkan seperti 'akan kubuat nasib mereka semua sama seperti Hinata kau mau?' ka-kalau tidak salah ia berkata seperti itu. Dan juga, maksudnya 'seperti Hinata' itu apa ya? Memangnya bagaimana dengan nasib kakak yang ada di foto ini? Dia baik-baik saja bukan?"

"Tidak kok, Hinata tidak apa-apa, jangan dipikirkan ya? Dan juga bisakah kami menanyakan satu pertanyaan lagi kepadamu?" ucap Semi mengalihkan pembicaraan.

"Iya?" tanya Takeru yang pikirannya lantas teralihkan.

"Apakah kamu tahu di mana rumah yang pamanmu dan (name) tempati itu sekarang?"

"Eh kalau itu- maaf......tapi aku tidak mengingatnya- maaf! Saat aku kesana, aku tidak memerhatikan jalan. Dan saat aku di keluarkan dari sana, Tooru menutup seluruh wajahku sepanjang perjalanan ke rumah nenek. Yang aku tahu hanyalah rumahnya berada di tengah hutan yang sangat dingin dan terlantarkan. Rumahnya memiliki 2 lantai dan 1 basement, di sebelah rumah itu terdapat rawa dan sumur juga. Dan selebihnya aku tidak tahu. Maaf ya!" ucap Takeru yang merasa bersalah.

"Kalau begitu tidak apa-apa, kami yang akan mencarinya sendiri- kamu jangan bersedih lagi ya?" Semi reflek berdiri dan mendekati Takeru menandakan kepekaannya.

Ah, Semi-san terlihat sangat peka terhadap perasaan seseorang.....

Akaashi tersenyum.

Karena masih gelisah, Takeru memasukan kedua tangannya ke dalam kantong celananya.

"Terima ka-"

"Kenapa Takeru?"

Takeru merasakan sesuatu dari kantong celananya. Ia merogoh-rogohnya dan ternyata ia menemukan sebuah gulungan rambut berwarna orange yang menumpuk karena selalu terkena himpitan oleh pahanya.

Mata Semi terbuka lebar.

"Ah, untung saja.....karena kebiasaan burukku, maka saat aku menemukan rambut atau benda aneh dan kecil lainnya, aku selalu memasukannya ke kantongku. Untung saja aku belum mandi sejak saat itu karena air di rumah itu sangat langka!" ucapnya senang sembari memberikan gulungan rambut itu kepada Semi.

Bingo!
Bingo!

Kepala kedua detektif itu terlihat berbunga-bunga.

"Kami akan membawa gulungan rambut ini kepada tugas forensik dan meminta mereka untuk menganalisanya dengan bantuan DNA milik orang tua Hinata. Dan bila terbukti benar, maka kami akan langsung memberitahukan ini kepada pusat dan semoga saja mereka mau lebih cepat bertindak karena ini" tutur pria berkacamata itu.

Akaashi lalu mengambil gulungan rambut itu dari tangan Semi dan lalu memasukannya ke dalam sebuah kotak kaca kecil.

"Jadi kami akan memproses hal ini secepatnya ke ranah hukum lebih lanjut ya, Takeru-kun. Dari awal, kami juga sudah memutuskan apabila kamu berkata hal yang aneh-aneh mengenai pamanmu itu, maka kami akan secepatnya menjadikan dia pelaku utama dan akan memasukan dia ke dalam list buronan polisi. Eh, dan diluar dugaan kami, ternyata kamu malah menginformasikan kepada kami tentang kasus ini secara detail. Kami juga tahu kalau dia menghilang dari pandangan kalian semua lebih dari dua hari ini bukan?"

"I-Iya- Jadi, kalian bisa memercayai informasi dari anak sekecil aku?" tanya Takeru senang sekaligus tidak percaya.

"Tentu saja, seorang anak kecil akan susah untuk berbohong seperti ini lo!"

"Wow" Takeru tersenyum ceria.

"Terima kasih ya! Kamu tahu? Kasus yang rumit ini bisa secepatnya menemukan jalan keluar itu karena berkat dirimu!" ucap Semi menyemangati.

Setelah mendengar ucapan motivasi dari Semi, wajah Takeru seketika berbinar.

"Mereka akan menangkapmu karena kamu juga terlibat dalam masalah ini. Mereka akan membawamu dan mengurumu di dalam penjara.... Selamanya"

Takeru menyadari sesuatu dan ia lalu menunduk dan tersenyum pasrah.

Dan sebelum Semi menyodorkan setangkai lollipop berwarna kuning kemerahan kepada tangan kecil milik Takeru, Takeru sudah lebih dulu menyodorkan kedua tangannya meminta untuk diborgol.


"Kamu kenapa Takeru?"

"Kenapa? Tentu saja setelah ini kalian akan menangkap dan memenjarakanku bukan?"

Semi terkejut.

"Tentu saja kami tidak ak-"

"Kalian akan mengurungku di penjara bukan? Untuk selamanya?" bingung Takeru.

Semi menyipitkan matanya dan ia memegang kepala Takeru lalu menyamakan wajahnya dengan wajah bocah itu.

"Memangnya siapa yang mengungkapkan hal tidak benar ini kepadamu?"

"Itu To-Tooru" gagapnya karena kaget.

"Kamu jelas tidak akan terkena hukuman apapun setelah menginformasikan dan mengungkapkan semuanya kepada kami, Takeru..."

"Tidak terkena hukuman apapun? Aku tidak akan dipenjara? Selamanya?" bocah itu terperengah.

Semi lalu mengangguk.

"Tidak akan" yakin pria itu.

Semi lalu menurunkan salah satu tangan bocah itu yang masih terangkat bebas di udara ke bawah dan mengambil tangan yang lainnya untuk diberikan sebuah lollipop.

"Silahkan" Semi tersenyum hangat kepada anak kecil tersebut.

"Te-Terima kasih paman yang baik" ucap Takeru yang mungkin memasukkan kata-kata sarkas ke dalamnya.

"Ayo kita bertemu dengan nenekmu sekarang"

"Iya"

Setelah Takeru mulai berjalan di depan mereka berdua, Semi secara sembunyi-sembunyi membisikkan sesuatu kepada Akaashi.

"Setelah ini tolong beritahu kepada bawahan untuk menyiapkan fasilitas terapi teruntuk Takeru-kun ya?"

Dan sebagai junior yang baik, Akaashi merasa mengerti dan mengangguk patuh padanya.

Continue lendo

Você também vai gostar

65.9K 4.9K 22
"MOMMY?!!" "HEH! COWOK TULEN GINI DIPANGGIL MOMMY! ENAK AJA!" "MOMMY!" "OM!! INI ANAKNYA TOLONG DIBAWA BALIK YAA! MERESAHKAN BANGET!" Lapak BxB ⚠️ M...
1M 84.7K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
48.3K 3.5K 50
"Jika ada yang harus berkorban dalam cinta ini, maka itu cintaku yang bertepuk sebelah tangan" - Dziya Idzes "Sekat-sekat ruang yang tertutup layakn...
37.4K 4.8K 43
[DISCLAIMER!! FULL FIKSI DAN BERISI TENTANG IMAJINASI AUTHOR. SEBAGIAN SCENE DIAMBIL DARI STREAM ANGGOTA TNF] "apapun yang kita hadapi, ayo terus ber...