Idol || Kim Seokjin ✓

milkkyjinnie द्वारा

23.5K 2K 81

Coba deh kalian bayangkan kalau misalnya kalian bertemu dengan idola kalian, bagaimana perasaan kalian kalau... अधिक

prolog
bagian 1 : Tom and Jerry
bagian 2 : halu
bagian 3 : insecure
bagian 4 : lomba
bagian 5 : idol
bagian 6 : bahagia banget!!
bagian 7 : Meleleh
bagian 8 : bertemu kembali!!!
bagian 9 : toko buku
bagian 10 : perpisahan?
bagian 11 : insiden warung baso
bagian 12 : sadar?
bagian 13 : Kim seokjin!!!
bagian 14 : sketchbook
bagian 15 : kau lagi
bagian 16 : apa maksudnya?
Bagian 17 : pertama kalinya
bagian 18 : love yourself
bagian 19 : Bangtan
bagian 20 : foto
bagian 21 : Epiphanny
bagian 22 : ajakan kencan?
bagian 23 : berantem lagi
bagian 24 : my story
bagian 25 : tanpa pamit
bagian 26 : berakhir?
bagian 27 : peri cintaku
bagian 28 : berjuang
bagian 29 : perkataan Vino
bagian 30 : hari terakhir?
bagian 31 : kecelakaan
bagian 32 : saranghae
bagian 33 : kembali ke awal
bagian 34 : perubahan
bagian 36 : fighting! (TAMAT)
Epilog : Bogosipeo
EXTRA PART

bagian 35 : tidak baik untuk dipaksa

317 47 3
milkkyjinnie द्वारा

Note :

1. Mulai di chapter ini sampai seterusnya nama Amora dingganti dengan nama "Thania"
2. Nama Amora akan muncul jika sedang flashback saja

**

Tak terasa waktu terus berlalu. Kegiatan penilaian akhir semester dan pembagian raport telah dilewati dan sekarang sudah memasuki liburan sekolah. Hasil raport yang memuaskan tidak membuat sosok Thania kembali tersenyum ceria

Sejak liburan sekolah nya otomatis Thania akan sering berada di rumah dan itu membuatnya tidak nyaman karena bayangan-bayangan kenangannya masih menghantuinya

Yaa Thania masih mencoba melupakannya. Ntah dengan cara apa, tetapi yang terpenting Thania ingin melupakannya. Berusaha melupakan sosok yang telah menjadi sumber kebahagiaannya selama bertahun-tahun

Tanpa ia sadari ada suatu hal yang ia lupakan bahwa kenangan tidak akan hilang tetapi kenangan akan selalu tersimpan rapih di dalam hatinya dan hati harus siap menerima segala kenangan Tersebut walaupun kenangan itu terlalu menyakitkan.

Intinya kita harus menerima semua kenangan itu

Dan kini, Thania sosok gadis dengan rambut yang dicepol asal tengah duduk di teras rumah sembari menatap kosong halaman rumahnya yang dipenuhi banyak tumbuhan

Namun tak sengaja mata Thania menangkap tanaman yang pernah diberikan oleh lelaki itu, tanaman yang mempunyai harga fantastis saat menjemputnya. Ia jadi teringat kejadian dimana adiknya dan lelaki itu dipertemukan untuk pertama kalinya.

"Amora"panggil Seokjin yang tersenyum saat melihat Amora

"Eh masuk lo"ucap Amora kepada Reza

"Dih,suruh siapa lo lama,kasian nih kakak ipar gue nungguin lo"ucap Reza yang membuat Amora membulatkan matanya.

Apa-apaan ini?!

Kakak ipar?!

Hello!!!

Yaa...semoga aja terjadi

Namun siapa sangka, Seokjin tersenyum saat mendengar pernyataan tersebut dari adik seseorang yang disukainya

"Banyak cincong lo ah"ucap Amora

"Lo kagak sekolah?"tanya Amora saat menyadari adiknya tidak memakai seragam putih biru

"Kagak lah gue kan habis pulang study tour"

"Ah udahlah lo bener-bener banyak omong,kasian kakak ipar gue makin jamuran nungguin lo"lanjutnya yang beralih menatap Seokjin yang tersenyum untuk menanggapinya

"Oh ya, hyung mau ketemu ibu kan ya?"tanya Reza

WHAT!!!

HYUNG!!!

HAH!!!

APA NGGAK SALAH!!!

ASTAGA ADIK GUE MALU-MALUIN GUE BANGET!!!

Amora yang merasa malu dengan sikap sok dekat adiknya,ia mendekatkan tubuhnya ke adiknya lalu berbisik pelan

"Lo jangan malu-maluin gue napa"bisik Amora yang nyatanya masih terdengar ditelinga Seokjin

"Amora,aku yang menyuruh dia memanggilku, hyung"jelas Seokjin

"Tuh kan lo jangan sotoy jadi orang, Jin hyung pergi nanti lo mewek semalaman"ucap Reza yang membuat Amora menggeplak pelan lengannya

"Ganggu aja lo!sana!sana!"usir Amora

"Ada apa sih ini ribut-ribut"ucap Bunga yang tiba-tiba datang

"Eh ada jin"lanjut Bunga yang baru mengetahui ada kehadiran Seokjin di rumahnya

"Iya tante,saya bawa tanaman hias Monstera Variegata"ucap Seokjin yang mengambil tanaman hias itu lalu memberikan kepada Bunga

"Thania!"

Spontan tubuh Thania terlonjak kaget saat seseorang memanggil namanya dengan suara yang tak biasa dan itu membuat Thania kembali ke alam sadarnya. Tidak mengingat kenangan sialan itu

"Vino? apaan si lo! ngagetin tau"ucap Thania,kesal

Vino langsung duduk di sebelahnya, "salah lo sendiri, ngelamun di siang bolong gini. Kesambet nenek lampir baru tau rasa"

"Gue lagi nggak mau ribut"ucap Thania yang kembali menatap halaman teras nya

"Kalau gitu jalan jalan kuy"

Thania melirik sekilas, "kemana?"

"Kemana aja deh"

"Ke taman aja mau nggak?"

"Oke"

"Bentar gue ganti baju dulu"

**

Duduk 30 menit duduk di atas jalanan yang dipasangi paving block dengan pohon besar dan rindang ditambah dengan angin yang semakin sejuk. 30 menit Vino dan Thania hanya diam lebih tepatnya Thania yang hanya diam sambil melamun. Apalagi kalau bukan Seokjin? lelaki itu selalu aja mencari kesempatan untuk masuk ke dalam fikirannya

Vino yang mulai jengah dengan perilaku Thania pun mulai membuka suaranya, "30 menit lo diem aja emang nggak capek?"

"Nggak"jawab Thania tanpa melihat Vino

Vino pun berdecak kesal, "gue haus mau beli minum,lo mau nggak?"

"Iya"jawab Thania yang lagi lagi tanpa melihat Vino

Vino pun memberikan jaketnya kepada Thania yang ia bawa sedari tadi. "Titip jaket gue"

"Iya"ucap Thania yang meletakan jaketnya di atas pangkuannya

"Gue pergi dulu"pamit Vino yang kemudian pergi meninggalkan Thania untuk membelikan minuman

Gadis dengan setelan santai dan rambut yang ia gerai hanya menatap halaman taman yang lumayan ramai oleh beberapa pengunjung taman, mungkin karena ini hari libur sekolah. Thania yang merasa pegal karena sedari tadi hanya duduk saja memilih untuk berdiri, merenggankan otot punggung nya.

Namun saat Thania ingin menyampirkan jaketnya di pundaknya ia merasakan ada sesuatu yang jatuh dari saku jaket milik Vino. Thania yang takut jika itu terjadi langsung bangkit dari duduknya dan mencari barang tersebut,tak membutuhkan waktu yang lama akhirnya Thania menemukan barang yang diduga jatuh dari jaket milik Vino

Ia pun mengambilnya dan betapa terkejutnya saat barang tersebut ialah...

Kalung dengan bandulan tulisan "Amora"

Bukankah ini kalung kado dari Seokjin? tetapi bagaimana bisa kalung ini ada di saku Vino?lagi pula... bukannya Thania sudah melempar kalung ini di depan Seokjin? bagaimana bisa?

"Thania"panggil Vino yang membuat Thania membalikkan badannya sembari menunjukkan kalung nya yang ia temukan

Vino yang melihat benda tersebut ada pada Thania langsung terkejut dan meletakan 2 cup berisi es teh di atas paving block

"Lo?"

"Kenapa?lo kaget kalau gue nemuin kalung ini?"Tanya Thania yang menatap kesal Vino

"Than, gue cuman mau yang terbaik buat lo"

"Sekarang lo cerita ke gue,gimana kalung ini ada di lo"tuntut Thania meminta penjelasan

"Oke gue bakal jelasin"

Flashback

Vino sedang duduk santai di kursi kantin sembari menikmati sandwich. Ia memakan dengan lahap seperti orang yang tidak pernah makan. Saat asik melahap makanannya tiba-tiba ada seseorang yang menarik kursi di depannya membuat Vino menatap seseorang yang tengah menatapnya

"Saya ingin kamu memberikan ini kepada Amora"ucap Seokjin sembari meletakan sebuah kalung di atas meja

"Kenapa harus saya?"

"Saya minta tolong"

"Saya tidak ingin"

"Untuk kali ini saja. Berikan kalung ini kepada pemiliknya"

"Amora? kalau Amora pemiliknya kenapa dia mengembalikannya?"

"Semuanya mungkin telah selesai"

"Maksudmu?"

"Jangan banyak tanya dan berikan kalung ini kepadanya!"

Flashback off

"Vin,itu kejadiannya udah lama!"

"Iya gue tau"

"Terus kenapa lo nggak kasih kalung ini!"

"Karena gue mau yang terbaik buat lo"

"Apa lo bilang?! terbaik?!"

"Kalau kalung itu ada di lo,lo pasti keinget dia terus. Lo harus ingat--"

"IYA,VIN!IYA!GUE INGET!GUE INGET SETIAP PERKATAAN LO YANG SELALU KELUAR KALAU UDAH MENYANGKUT TENTANG LELAKI ITU!GUE MUAK DENGERNYA VIN. KATA KATA LO ITU BIKIN KEPALA GUE TAMBAH SAKIT!"

"Gue cuman mau yang terbaik"

"TERUS MENURUT LO INI TERBAIK?!"

"Iya"

"Vin,gue udah pernah bilang jangan pernah ngelewatin batas lo sebagai temen. Lo nggak tau apa apa tentang diri gue. Lo udah kelewatan Vin"

"Fikiran lo masih labil, Than"

"Vin satu hal yang perlu di garis bawahi, jangan pernah bersikap di luar batas"ucap Thania

Vino menyisir rambutnya frustasi, "Than!apa sih yang ada di fikiran lo?gue nggak ngerti sama jalan fikiran lo"

"Gue cuman mau Seokjin tapi gue nggak bisa"lirih Thania

"Gue masih cinta sama dia. Rasanya gue mau gila karena perasaan ini dan lo seenaknya ngomong tentang perbedaan itu lagi yang jelas-jelas gue udah tau!"

"Gue cuman ingetin lo, gue nggak mau lo lupa sama takdir lo"

"Mana mungkin gue lupa sama takdir gue?"

"Than"lirih Vino

"Vin,dada gue sakit"ucap Thania yang membuat Vino mendekati Thania dan memeluknya dari samping

"Susah buat ngelepas seseorang yang telah menjadi sumber kebahagiaan gue"

"Gue tau lo kuat"

"Nggak Vin,gue nggak kuat. Gue bukan sosok dulu yang jarang nangis tapi sekarang gue banyak nangis"

**

"Berarti lo tau kalung ini dari siapa?tanya Thania saat dirinya sudah tenang dan langsung mengajaknya makan mie ayam

"Gue tau"

"Kok bisa? padahal gue kan belum bilang ke siapapun"

"Lo selalu megang tuh kalung sampe rasanya lo kayak nggak mau kehilangan"ucap Vino yang membuat Thania menatap kalungnya yang sudah ia kenakan kembali

Vino memakan kembali mie ayam nya sedangkan Thania menatap wajah Vino, "tiba-tiba gue kepikiran sama 1 hal"

Vino yang mendengar perkataan Thania langsung menelan mie ayam nya, "apa?"

"Lo bisa tau gue sama Seokjin deket gimana?"

"Gue nggak sengaja sering ngeliat lo lagi jalan berdua sama si Seokjin"

"Sejak kapan lo tau?"

"Dari hari pertama lo nolongin dia"

"What?! selama itu?!"

Vino menganggukkan kepalanya, "Iya"

"Hebat"ucap Thania

"Pala lo hebat"

"Serius tau"

"Gue emang hebat tapi gebetan gue nggak peka peka"

"Gebetan lo lagi? nyerah deh gue. Gebetan lo terlalu bodoh menurut gue"ucap Thania membuat Vino tertawa keras

"Hahaha"

**

Setelah kepergian gadis yang disukainya. Sikap Seokjin perlahan berubah,ia menjadi sosok yang sangat berbeda. Menjadi lebih pendiam, pemurung bahkan ia selalu tidak konsentrasi saat latihan dan itu membuat adik-adiknya kesal karena sikap hyungnya yang seperti anak kecil

"Berhenti! berhenti!"perintah Hoseok saat melihat hyungnya yang terus salah melakukan gerakan koreografi nya

"Hyung,ayo fokus. Ini sudah ketiga kalinya kita mengulang gerakan ini"ucap Hoseok yang kesal

Seokjin yang tersadar pun langsung meminta maaf, "ah, maafkan aku"

"Sudah!sudah latihan ini sampai disini. Hyung kamu selesaikan masalah mu,jangan sampai comeback kita gagal!apa kamu ingin mengecewakan fans kita?"tanya Hoseok

"Tidak, tolong berikan aku waktu"ucap Seokjin

Hoseok dan yang lainnya pun pergi meninggalkan tempat latihannya yang tersisa hanya ada Namjoon. Seokjin langsung duduk dan menselojorkan kakinya disusul dengan Namjoon

"Hyung, apa kamu masih memikirkan Amora?"

"Iya"

"Bukankah hubungan kalian sudah berakhir?"

"Menurut Amora sudah tetapi menurutku tidak"

"Apa alasan Amora meninggalkan mu?"

"Iman"

Namjoon menganggukkan kepalanya paham, "dia benar hyung"

"Kita bisa menjalaninya dulu"

"Itu salah hyung, dengan cara seperti itu akan membuat luka kalian semakin dalam. Dan cara terbaik memang seperti ini"

"Ta--"

"Aku mengerti,aku tau hyung sangat mencintai Amora. Tapi disini cinta tidak penting kalau iman kalian berbeda"

"Buka matamu hyung. Amora bersikap benar,dia bermaksud tidak ingin memberikan luka kepadamu lebih dalam jika Amora mengakhirinya sekarang"

"Jadi apa yang harus aku lakukan?"

"Melupakannya"

**

Hari terus berlalu, Thania terus menjalani hidup sebagai nama yang baru dan nama Amora sudah tidak pernah ia dengan kembali. Namun ternyata kenangan itu masih berputar di fikirannya membuatnya lagi dan lagi kepikiran oleh sosok lelaki yang ntah bagaimana kabarnya

Di tanggal terakhir di bulan Desember ini. Thania berniat ingin mengunjungi ke tempat yang pernah dikunjunginya oleh lelaki itu menggunakan pakaian santai nya dan rambut yang ia gerai. Ia memantapkan hati nya, berfikir bahwa ini adalah keputusan yang terbaik

Tempat pertama yang ia kunjungi adalah perpustakaan

Ia mengeratkan genggaman pada tali Sling bag nya. Ia melangkahkan kakinya pelan menuju tempat duduk dimana ia dan Seokjin selalu tempati

Bedanya Thania tidak duduk di tempat itu, melainkan di depannya. Ia menatap 2 kursi yang selalu mereka duduki saat di perpustakaan. Tempat dimana Seokjin selalu menggodanya, membuat jantungnya berdegup kencang dan ia bercerita tentang kesukaannya pada novel

Terakhir yang ia paling menyukainya saat Seokjin menghalangi jalan cahaya matahari. Thania tersenyum tipis saat ia kembali mengingat memori tersebut dan merasakannya sosok Amora dan Seokjin kembali. Namun perlahan bayangannya semakin hilang ntah kemana seperti terbawah angin.

Thania mencoba tersenyum walaupun sebenarnya rasanya ia ingin menangis.

Tempat kedua adalah kedai eskrim

Thania tidak lagi duduk di tempat biasanya,ia lebih memilih duduk di seberangnya sembari menatap tempat tersebut.

Senyuman tipis kembali hadir saat ia melihat sosok Amora dan Seokjin yang tengah tersenyum dan tertawa dengan Amora yang sembari makan es krim.

Selain menyenangkan tempat ini juga pernah menjadi sumber ketegangannya. Saat, seorang temannya, Sherly menghampiri mejanya, menyapa nya dan menanyakan sosok laki-laki yang di depannya membuat Amora dan Seokjin harus bekerja sama untuk mengelabui Sherly

Senyuman Thania semakin lebar saat ia merasakan kembali momen itu

"Amora"panggil seseorang yang berlari kecil menghampiri meja Amora dan Seokjin yang membuat Amora dan juga Seokjin terkejut

OMAYGAT!

SHERLY?!

"Ada temen aku,aku harus gimana,aku takut kamu dikenali sama dia"ucap Amora dengan suara yang kecil.

"Kamu tenang aja"ucap Seokjin dengan suara kecil kemudian ia membenarkan maskernya dan topinya agar Sherly tidak mengenalinya.

"Sherly"ucap Amora yang tersenyum kaku saat Sherly sudah berdiri di samping mejanya.

"Siapa tu Ra"ucap Sherly yang melihat Seokjin sedangkan Seokjin ia menganggukkan kepalanya yang menandakan menyapa.

"Temen"

"Temen apa temen"

"Temen suer"ucap Amora.

"Iya gue percaya,eh tapi kenapa pake masker sama topi?"tanya Sherly yang membuat Amora menatap Seokjin meminta bantuan sedangkan Seokjin, ia berfikir alasan yang logis agar Sherly tidak curiga.

"Itu...dia...dia..."ucap Amora yang masih meminta jawaban ke Seokjin sedangkan Sherly ia menatap curiga kepada Amora.

Seokjin yang masih berfikir tiba tiba mempunyai ide, seokjin pun memberi isyarat seperti ia terkena flu dan batuk sehingga memakai masker. Amora yang melihat itu mengkerutkan dahinya bertanda tidak paham.

Otak tolong kerjasamanya

"Dia..."Amora terus melirik ke arah Seokjin yang masih memberikan isyarat yang membuat Amora berfikir lebih keras dan akhirnya menemukan jawabannya.

"Temen gue lagi flu dan batuk,dia pake masker biar orang orang nggak ketularan"ucap Amora yang membuat Seokjin berakting sebagai seseorang yang terkena batuk dan flu.

"Oh gitu"ucap Sherly yang mengangguk paham lalu beralih menatap Seokjin yang masih akting.

"Untungnya Seokjin pinter akting" batin Amora

"Semoga lo cepet sembuh"lanjutnya yang tersenyum manis sedangkan Seokjin hanya menganggukkan kepalanya.

"Yaudah Ra,gue mau ke tempat duduk dulu"ucap Sherly yang membuat Amora tersenyum manis.

"Sama pacar lo?"

"Hehe iya,semoga lo cepet pacaran sama dia hehehe"ucapnya yang tertawa kecil hingga memberikan kesan imut.

"Bisa aja lo"ucap Amora yang tersenyum malu.

"Yaudah gue duluan ya"ucap Sherly yang langsung pergi meninggalkan Amora dan juga Seokjin.

"Hah, leganya"ucap Amora yang bernafas lega.

Senyuman lebar perlahan langsung pudar saat bayangannya kembali hilang

Tempat ketiga adalah halte sekolah

Thania tersenyum miris saat melihat halte sekolah dari jarak jauh. Tempat dimana pertemuan kedua terjadi. Dimana ia dan Seokjin berkomunikasi menggunakan google translate. Ia tertawa kecil saat melihat kejadian itu kembali di depan matanya. Bagaimana lucunya mereka saat tidak mengetahui bahasa satu sama lain

Perlahan juga tawa kecil itu pudar saat bayangannya hilang ntah kemana...

Dan tempat terakhir adalah gang sepi

Thania melangkahkan kakinya memasukinya gang sempit itu, pertemuan pertamanya. Kejadian dimana Seokjin bersikap songong dan sombong di hadapan nya setelah Amora menolongnya

Pertemuan pertama yang tidak pernah disesali olehnya

Thania tersenyum tipis lalu membalikkan badannya keluar dari gang sepi ini karena tidak baik untuk keselamatannya.

Ia berfikir mungkin ini saatnya untuk melepaskan nya.

Bukan melupakannya tetapi menerimanya.

Satu hal yang sudah ia sadari bahwa sesuatu yang dipaksakan tidak akan berakhir dengan baik.

**

Seorang Kim Seokjin tertangkap kamera saat bersama dengan seorang wanita!

Seorang Kim Seokjin yang merupakan salah satu member BTS diduga telah mempunyai kekasih!

Anggota boyband asal Korea Selatan tertangkap basah sedang berduaan dengan seorang wanita!

Salah satu member BTS telah mengkhianati ARMY?!

**


पढ़ना जारी रखें

आपको ये भी पसंदे आएँगी

Our Love X JJK 🐱 द्वारा

फैनफिक्शन

4.5K 395 37
Dilarang plagiat ‼️ Bahasa baku dan non baku. kamu itu definisi dari 'kamu yang menyakiti, kamu juga yang menyembuhkan'. -y/n (yourname)- maaf dan te...
Roomate [End] asta द्वारा

किशोर उपन्यास

654K 44.3K 40
"Enak ya jadi Gibran, apa-apa selalu disiapin sama Istri nya" "Aku ngerasa jadi babu harus ngelakuin apa yang di suruh sama ketua kamu itu! Dan inget...
11K 94 20
Kumpulan Cerpen Remaja "Jadi Keren Tanpa Boyfriend"
AGASKAR 2 [[ ASKARAZEY ]] bunoyy द्वारा

किशोर उपन्यास

3.6M 289K 48
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...