HOMOPHOBIC - JAEMJEN

By jokkey00

126K 13.5K 1.3K

Boleh tolong follow dulu sebelum baca? "Aku benci gay. Sebaiknya kau pindah kamar, karena aku tidak suka seka... More

1. Teman sekamar.
3. Pertempuran.
4. Kenyataan menyakitkan.
5. Ide gila.
6. Bertengkar.
7. Jeno sakit.
8. Bekal Renjun.
9. Renjun & Felix.
10. Penasaran.
11. Tentang egois.
12. Dan maaf.
WooCas special parts ⛔
13. Alasan?
14. Open old wounds.
15. Menerima?
16. Pergi.
17. Goodbye.
18. Can m<3?
19. Making love [ promosion ]
19. Yes, you can❗
Spesial mini dairy jaemjen📜
20. Visit Jaemin's house.
SUDAH DIPUBLISH!
21. Sper mama.
22. CMSS❗
23. Lee Haechan.
24. Sasageyo, Yowaimou!
25. Runtuh.
26-1. Happy ending?
26-2. Kebenaran ( END ).
Homophobic Extra-Chapter.

2. Lucas Dan Jungwoo.

5.3K 657 50
By jokkey00

Perhatian!
Cerita ini hanya fiktif belaka. Tidak ada dikejadian nyata. Apabila terjadi kesalahan dalam pengetikkan cerita, harap dimaklumkan. Selamat membaca.

⌜ Read this ! ⌟
Jaemin — dom, top, seme
Jeno — sub, botty, uke

Character akan bertambah setiap chapter. Ini book saya tentang jaemjen, jika anda tidak suka silahkan buat cerita sendiri dengan alur cerita yang anda mau.

– slow update –

⚕️

Ia dan Hyunjin menelusuri koridor setiap kamar dan mengetuk penghuninya satu persatu. Tidak ada yang menerimanya menjadi teman sekamarnya, apa ia dan Jaemin memang ditakdirkan?

Dua pemuda itu telah sampai didepan pintu terakhir. Jeno masih berharap jika ada yang menerimanya jadi teman sekamar. Agar ia bisa lepas dari kalimat sialan itu. Hyunjin lah yang lagi-lagi mengetuk pintunya. Pintu terbuka sedikit dan hanya menampakkan mata dari penghuni kamar.

Baru saja ia ingin bertanya pada pemuda tersebut, secara tiba-tiba pintu sudah tertutup dengan suara gebrakkan yang lumayan kencang. Jeno menghela nafas gusar dan lelah, ia mengusap wajahnya lalu beralih ke Hyunjin.

“Kau yakin ini benar-benar yang terakhir?”

“Ya, jadi sekarang kau bagaimana?”

Jeno tampak terdiam dengan gestur wajah tengah berfikir cara tepat agar ia bisa bebas tanpa sekamar dengan Jaemin. Tiba-tiba Hyunjin menyeletuk, “Jika tidak salah, aku kenal dengan salah satu senior dikampus kita. Kebetulan ia berada disebelah kamarmu.”

“Disebelah kamarku? kau yakin itu baik-baik saja? apa kau yakin mereka mau mengizinkanku sekamar dengan mereka. Aku yakin 100 persen mereka menolak.”

“Tidak ada salahnya kita mencoba dulu. Jika tidak bisa, ya sudah kau tidur ke rumahku saja.” Teguh Hyunjin meyakinkan Jeno. Meski sebenarnya ia sepemikiran dengan Jeno.

“Ya baiklah.”

Kedua pemuda itu segera melangkahkan kaki menuju kamar Jeno. Lebih tepatnya disebelahnya.
Hyunjin mengetuk pintu dengan santai, takut-takut jika ia mengganggu waktu seniornya.

Pintu sudah terbuka, kini didepan mereka berdiri seorang pemuda yang dikatakan Hyunjin senior kampus mereka. “Oh, Hyunjin-ah ada apa kemari? tumben sekali. Kau membutuhkan sesuatu?”

Hyunjin tertawa canggung, kemudian ia menatap Jeno yang kini tengah menatapnya juga. “Ah Jungwoo hyung. Apa boleh jika temanku ini jadi teman sekamarmu juga?”

Senior yang bernama Kim Jung-woo itu menatap Jeno dengan tatapan bingung. Ada rasa penasaran kenapa pemuda didepannya ini ingin pindah kamar.

We got that boom, boom, boom~

Jeno dan Hyunjin kompak menatap kedalam kamar Jungwoo. Jungwoo pun ikut menatap kearah kedua juniornya. Sial, itu teman sekamarnya yang gila dengan dunia per-Kpop-an. Jungwoo menggaruk tengkuk tak gatal dan terkekeh geli.

“Maafkan Lucas, ia terobsesi dengan idol-idol Kpop. Terutama NCT dream, ia selalu berlatih agar bisa menjalani trainee di SM entertaiment.” Ujar Jungwoo.

Lucas yang merasa sedang dibicarakan pun menatap kearah tiga pemuda itu. “Kenapa kalian menatapku seperti itu?”

“Karena kau aneh, bodoh!”

Jeno segera menarik tangan Hyunjin agar mereka berdua cepat pergi dari sana. Hyunjin yang tertarik pun terkejut, itupun terjadi dengan Jungwoo yang terkejut. “Hey, tidak jadi pindah kamar?” Tanya Jungwoo setengah berteriak.

“Lain kali saja Jungwoo hyung, sampai jumpa!” Balas Hyunjin.

“Ada-ada saja.” Saat hendak masuk dikejutkan dengan Lucas yang sudah berdiri dibelakangnya.

“Ya! Bajingan keparat. Menyingkirlah Lucas! Kau semakin membuatku naik darah!”

“Apa aku membuat kesalahan fatal?”

“Pikirkan dengan otakmu yang isinya oppa-oppamu itu!” Geram Jungwoo.

Seandainya ia tidak ditakdirkan dengan makhluk bertubuh bongsor itu. Ditambah kelakuannya sangat alay melebihi jamet. Berbicara dengannya satu kalimat saja sudah membuat Jungwoo emosi.

Kembali ke Jeno dan Hyunjin yang saat ini tengah beradu argument kecil. Jeno yang keras kepala, dan si Hyunjin yang ngotot agar Jeno tetap dikamar Jaemin.

“Kenapa kau tiba-tiba menarikku sialan? untung saja aku tidak memiliki jantung mental yupi.” Gerutu Hyunjin kesal, namun tidak di indahkan Jeno. Mungkin pria itu mendadak terkena gangguan tuli(?)

“Rasanya aku ingin pindah keluar asrama saja. Ini semua karena ayahku yang sangat menyebalkan!”

“Kau tidak bisa menyalahkan ayahmu secara tiba-tiba begitu bodoh! Pikirkanlah dengan otakmu itu, karena ia tidak ingin anaknya kenapa-kenapa.”

“Aku bisa menjaga diri. Lagi pula aku bukan wanita yang perlu dilindungi, aku tidak selemah itu untuk melawan penjahat.” Jeno dan pemikirannya yang rendah membuat sulit menemukan jalan keluar dari permasalahan ini.

“Dengarkan aku Jeno. Kau dan aku sudah berteman sejak SMA, aku sudah hafal semua sifatmu itu. Cobalah kau perluas pikiranmu itu, jangan hanya film porno saja yang kau pikirkan. Kau memang bukan wanita, tapi kau tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya. Tinggal diluar area kampus tidak semudah dan seenak yang kau bayangkan, kau harus memikirkan biaya sewa juga. Ditambah, kau itu perantau. Dan orangtuamu telah mempercayai aku untuk menjagamu disini. Jadi berhenti bersikap kekanak-kanakkan Jeno!” Nasihat Hyunjin.

“Ah sial, aku jadi seperti Ahjumma difilm yang mengomel panjang kepada anaknya.” Sesal Hyunjin. Mungkin karena ia terlalu kesal pada sifat Jeno.

“Ck, kau semakin membuat kepalaku buntu dan pusing saja. Lebih baik aku menginap dirumahmu untuk malam ini saja. Aku sedang tidak ingin bertemu dengannya, itu bisa membuatku emosi.” Putus Jeno.

“Terserah kau saja Lee bodoh Jeno.”

Kedua pemuda itu berbalik arah kembali kekamar Jeno. Untuk mengambil tas, baju kampus, laptop, dan baju futsal. Hanya semalam saja, besok ia akan segera memulai berperangan dengan Jaemin. Ia tidak ingin dianggap pengecut.

Sesampainya didepan kamar, Jeno membuka pintu kamar pelan. Rupanya Jaemin tengah tidur untuknya tidak menghadap kearah pintu. Dengan secepat kilat Jeno membereskan perlengkapan yang ia butuhkan, tanpa ia sadari jika Jaemin terbangun.

Dirasa sudah lengkap semua, ia segera menutup resleting tas itu. Dengan gerakkan terburu-buru ia segera meraih gagang pintu, namun suara bariton rendah menyapa gendang telinganya. “Kau mau kemana Jeno-ssi?”

Gigi Jeno bergemelatuk didalam sana. Ia berbalik dan menatap lawan bicaranya dengan pandangan jijik dan remeh. “Itu bukan urusanmu. Berhentilah sok akrab denganku manusia menjijikkan!”

Jaemin berdecih ia melangkah mendekati Jeno. “Jika kau menghindariku itu artinya sama saja kau pengecut. Mana ada musuh yang menghindar, lucu sekali.” Ejek Jaemin dengan aksen tangan terlipat didepan dada.

“Ya aku memang pengecut. Tapi setidaknya aku masih waras, bukan sepertimu yang menyukai sesama jenis.” Final Jeno. Ia segera keluar dan bergegas meninggalkan Jaemin dengan tatapan tak bisa diartikan. Seburuk itukah? kalimat yang selalu menghantuinya.

Ia memilih abai dan menyabarkan hatinya. Walaupun begitu, kalimat hinaan Jeno sangat sakit dan selalu terngiang-ngiang ditelinganya.

“Tak apa Jaemin, suatu saat nanti kau bisa meluluhkan hatinya. Entah itu kapan, atau mungkin tidak pernah terjadi.” Ambisi Jaemin ragu. Ragu akan hal itu bisa terwujud.















[ bersambung ]
Makasi yang udah baca book ini. jangan lupa tinggalin jejak ya biar saya semangat updatenya.

Sepertinya saya akan up setiap hari, setidaknya sampai 5/6 chapter.

See u, love!

Continue Reading

You'll Also Like

56.1K 5.9K 11
" andai saja aku bisa menjadi dirinya bukan diriku sendiri, walau hanya untuk satu hari saja " - Jeno Lee Tentang cinta terpendam seorang Lee Jeno un...
86.2K 12.3K 55
Jaemin. Masih SMA. Cita-cita: masuk ruang BK--coret--Meraih masa depan bersama Pak Jewno. "Saya ke ruang BK demi menatap masa depan yang lebih cerah...
71.3K 7.2K 22
Kisah Mark dan Jeno yang menemukan bayi ditempat arisan
88.6K 4.5K 5
Arimbi Maulida merasa dunianya runtuh saat Nina, sepupunya, membawa buku nikahnya dengan Seno Caturrangga, calon suami Arimbi, ke hadapannya seluruh...