Bittersweet Blossom (End)

Da DellaNopyta

12.7K 2.9K 15.9K

[WattpadRomanceID Reading List - Februari 2023] Memiliki kehidupan yang didambakan semua orang. Keluarga terh... Altro

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59
Chapter 60
Chapter 61
Chapter 62
Chapter 63
Chapter 64
Chapter 65
Chapter 66
Chapter 67
Chapter 68
Chapter 69
Chapter 71
Chapter 72
Epilog
Next Up
Spin Off

Chapter 70

147 27 215
Da DellaNopyta

Setelah hari berat dan penuh akan drama keluarga, hari demi hari berlalu begitu saja. Jia Hou mulai bekerja kembali, suasana dingin dan tegang yang sebelumnya dirasakan kini tak lagi terasa, hubungannya dengan Yun Bei sudah dipastikan membaik kembali. Karena itulah yang dipercayai para karyawan dan pegawai.

Sedangkan untuk hubungannya dengan Wang Zhi Feng, belum bisa dipastikan membaik sepenuhnya, tapi setidaknya mereka sudah makan bersama beberapa kali dan keduanya pernah mengadakan pertemuan dengan Dao Yang secara rahasia di sebuah restoran, tak tahu apa yang mereka rencanakan.

Selain itu, Jia Hou selalu menghindar untuk bertemu dengan Feng Mei Lin. Tak tahu pasti akan sampai kapan hal itu berlangsung. Tanpa sadar, hari demi hari yang berlalu tersebut sekarang telah berlalu lima hari. Hal itulah yang menjadikan Feng Mei Lin kini menerobos masuk rumah Jia Hou, tak lagi tahan akan sikap putranya yang selalu menghindar. Pun pandangan tak santai dilemparkan, menuntut penjelasan maksud tindakan Jia Hou padanya.

"Ini rumah pribadiku, kurasa aku pernah mengatakan untuk tidak kemari tanpa izinku."

"Orang tua mana yang tak boleh datang dan mengunjungi rumah putranya, belum lagi di hari libur seperti sekarang." Mendudukkan diri, bersender punggung pada sofa ruang keluarga, pun bersila tangan memerhatikan Jia Hou yang mau tak mau duduk tak jauh darinya. "Kenapa kau mengunjungi rumah Wang Zhi Feng? Apa yang kalian bicarakan?" lanjut Feng Mei Lin.

"Jadi karena itu kau kemari, Niang? Apa kau juga mematai-mataiku seperti yang kau lakukan pada Yun Bei?"

"Jangan mengalihkan pembicaraan, yang kuinginkan adalah alasanmu mendatangi Wang Zhi Feng beberapa hari yang lalu."

"Sejak aku menghindar darimu, Niang harusnya sadar telah terjadi sesuatu hingga aku tidak ingin bertemu."

"Tepatnya apa yang kau dengar?!" bentak Feng Mei Lin, punggung tak lagi bersender ataupun bersila tangan. Kesabarannya jelas telah habis terbakar oleh yang namanya keingintahuan. Pun Jia Hou memfokuskan pandangan lurus pada sang ibu, barangkali menemukan sedikit saja kebaikan darinya. Namun, tidak menemukan, bahkan Feng Mei Lin membentak kembali Jia Hou tuk segera mengatakan sesuatu.

"Semuanya ... orang seperti apa dirimu, kebohongan dan kebencian apa yang telah kau tanamkan padaku, kenyataan apa yang kau tutupi, semuanya."

"Kau percaya ...? Kau percaya dengan semua perkataan mereka, begitukah, Jia Hou?"

"Aku mungkin tidak akan percaya jika ingatan tahun itu tidak kembali."

"Apa maksudmu? Ingatan apa?" Kegugupan merasuki, tapi tak begitu kentara. Karena hanya orang terdekat saja yang mampu melihat hadirnya kegugupan tersebut, atau mereka yang terbilang korban.

"Tidak perlu bersikap bodoh lagi, Niang. Semua hal yang dulunya berupa potongan kini sudah menjadi gambaran utuh bagiku."

"Aku tidak mengerti maksudmu," bantahnya, masih juga mempertahankan apa yang sebenarnya tak lagi mampu disembunyikan. Bagaimana mungkin Jia Hou tak terpancing emosinya? Jia Hou jelas bukanlah orang suci, melainkan manusia biasa yang juga mengharapkan kejujuran dengan sendirinya datang dari mulut sang ibu. Orang terdekatnya.

"Baik! Maka akan kuingatkan. Saat aku 6 tahun, aku menyaksikan semua pertengkaranmu dengan Wang Zhi Feng, dirimu yang tak ingin diceraikan dan mengancam dengan nyawamu. Wewangian ilegal ... wewangian yang kau gunakan untuk memikat Wang Zhi Feng dan juga kau gunakan lagi untuk menghancurkan Yun Bei! Wewangian itu ...! Aku melihatnya saat bersembunyi dalam lemari, Niang!" bentak Jia Hou yang serta merta bangun dari duduknya. Berusaha mengontrol napas tak beraturan dalam situasi memanas ini.

"Saat aku terjatuh dari tangga, butuh waktu beberapa hari untukku sadar, tapi apa yang kau katakan padaku setelahnya, masihkah ingat?" tanyanya. "Niang, kau menjelekkan Wang Zhi Feng padaku setelah tahu aku tidak lagi mengingat kejadiannya, karena itulah aku memilihmu dan hak asuh jatuh padamu! Apa kau masih ingin berdalih?!"

Tertampar keras, Feng Mei Lin terdiam dalam gelengan demi gelengan tak terima atas perkataan Jia Hou barusan atau mungkin, berusaha menghilangkan kejadian-kejadian masa lalu yang berkelebat dalam pikirannya. Tak tahu pasti apa, tapi Feng Mei Lin terlihat tak baik-baik saja, terpukul yang barangkali juga terkejut.

"Berhenti berdalih dariku, Niang. Apa balas dendam lebih penting bagimu daripada aku? Apa karena itu kau menyakiti Yun Bei? Menjebak dan ingin membunuhnya?!" teriak Jia Hou dengan air mata yang tak bisa dikendalikan tuk tak luruh. "Kenapa begitu tega padaku? Apa pernah menganggapku sebagai putramu atau aku selamanya hanyalah alat bagimu?!"

"Benar ...! Kau hanyalah alat bagiku, karena itu aku tidak peduli bagaimana perasaanmu. Karena itu akan kusingkirkan siapa pun yang menghalangi jalanku termasuk Yun Bei, wanita jalang itu dengan cara apa pun!" Feng Mei Lin bangun, berdiri di hadapan Jia Hou yang mematung akan perkataannya.

"Ternyata begitu ... selama ini aku memanggilmu Niang, tapi ternyata tidak ada arti apa pun. Pantas saja semua yang kulakukan tidak ada artinya bagimu, kau sama sekali tidak pernah memberikan pujian atau bangga padaku ... sekarang aku mengerti ... mengerti."

"Karena itu, kuberi kau kesempatan terakhir ... jika ingin aku melihatmu sebagai putraku, kau harus melakukan apa yang kuinginkan ... hancurkan Wang Zhi Feng dan Song Rui Lian, jadikan mereka bersujud dan memohon padaku!"

"Jangan buat diriku semakin membencimu, jangan buat diriku tidak lagi bisa memanggilmu Niang! Berhentilah bersikap gila pada orang yang tak menyukaimu!"

PLAK!

"Kau ada karena aku yang merencanakan. Apa kau pikir bisa lahir ke dunia dan menikmati cinta jika tanpa usahaku?!"

Limbung, berusaha sejadinya Jia Hou menahan kedua tungkai tuk terus berdiri. Napas tercekat, pun netra sembabnya memerah. Mengepal kedua tangan, rahang ikut mengeras dengan pandangan tak mampu dialihkan ke lain arah. Terpaku.

"CUKUP KAU WANITA GILA!"

Suara ini. Menoleh ke asal suara, Feng Mei Lin mendapati Wang Zhi Feng keluar dan mendekat. Bukan hanya Wang Zhi Feng seorang, tapi ada Ming Hai, Yun Bei, Ren Cheng, juga Dao Yang dengan dua pria lagi yang tak diketahui siapa kini malah menahan di sisi kanan dan kiri Feng Mei Lin.

"Jia Hou ... lihat aku, tidak apa-apa," pinta Yun Bei yang menghapus pergi air mata termasuk pula menggenggam erat kedua tangan gemetar Jia Hou. Namun, pria ini barangkali tak mampu mendengar atau melihat apa-apa. "Jia Hou ... kumohon," tangis Yun Bei, mengguncang ringan kedua bahu kekasihnya ini tuk sadar. Alhasil, Yun Bei memeluk pun Jia Hou barulah bereaksi kembali, balik mendekap Yun Bei yang akhirnya mampu tersenyum lega.

"Apa ini? Kau menjebakku?!" seru Feng Mei Lin pada putranya yang baru saja membaik, sontak Yun Bei mengakhiri pelukan mereka.

"Jangan pernah bicara lagi dengannya kau wanita gila!" murka Wang Zhi Feng. Jika bukan Ren Cheng yang menahan, tak tahu apa yang akan terjadi pada Feng Mei Lin.

"Jadi begini balasanmu padaku akhirnya! Tega sekali kau!" Feng Mei Lin masih melempar pandangan pada Jia Hou.

"Tega kau bilang? Lalu bagaimana denganmu sendiri?! Tidakkah kau merasa bersalah padanya?!" bentak Wang Zhi Feng. "Dao Yang, bawa dia dan kurung selamanya jika perlu!"

"Jia Hou, Feng Mei Lin sudah mengakui semua kejahatan. Kini akan berat baginya untuk lolos, tapi kau adalah putranya, satu-satunya keluarga yang dimiliki. Akankah kau sepenuhnya menyerahkan dia padaku ... atau kau masih ingin mencoba membantunya keluar dari hukuman?" tanya Dao Yang, memastikan kembali jawaban seperti apa yang akan dikeluarkan Jia Hou.

"Jia Hou, panggil pengacara untuk membebaskanku!"

"Jia Hou," panggil Dao Yang, pun yang terpanggil memandangnya. "Katakan jawabanmu. Menyerahkan dia padaku atau kau masih ingin membantunya bebas dari hukuman?" Dao Yang mengulangi.

"Aku tidak akan ikut campur dan kuserahkan sepenuhnya padamu, Dao Yang," lirih Jia Hou, tapi Dao Yang belum merasa yakin akan ucapan Jia Hou. Oleh karenanya, Jia Hou mengangguk tuk meyakinkan. "Jangan pedulikan aku, lakukan saja apa yang ingin kau lakukan sebagai hakim. Aku percaya padamu karena kau adalah Dao Yang."

"Kau ...! KAU!" Feng Mei Lin meronta, berusaha melepaskan diri dari tahanan kedua pria yang tampaknya kolega Dao Yang.

"Itu adalah harga dari perbuatanmu. Bayarlah kejahatanmu ... Niang."

"TIDAK! TIDAK!" teriak Feng Mei Lin, mengamuk. Pandangan akhirnya dijatuhkan pada Yun Bei. "Ini semua karena kau! KARENA KAU!!!" Berhasil melepaskan diri dari kedua kolega Dao Yang, berlari secepatnya ke arah Yun Bei. Segera, Jia Hou menghadang termasuk pula mendapati pandangan tajam sang ibu yang tampak bukan lagi ibunya. Beruntung, Dao Yang menendang sebelah kaki wanita gila ini, menjatuhkan. Sontak, kedua kolega Dao Yang menangkap dan memborgolnya.

"Berhentilah berbuat hal gila jika kau masih ingin aku memanggilmu Niang!"

"Akan kuhancurkan kalian semua! Lihatlah!"

Dao Yang akhirnya menghadapkan diri, lurus memandang Feng Mei Lin. Apa ini benar Dao Yang? Pandangan macam apa ini yang bahkan tak bisa dibandingkan dengan Feng Mei Lin. Begitu menakutkan dan mengintimidasi, pantas saja Feng Mei Lin terdiam. Barangkali teringat akan perkataan Yun Bei dahulu terkait Dao Yang yang tak sepatutnya diremehkan.

"Berhenti mengatakan omong kosong jika tidak ingin kuperbuat hidupmu lebih menderita lagi," kecamnya, barulah kemudian Dao Yang mengalihkan pandangan pada kedua koleganya. "Bawa dia!"

"TUNGGU DAN LIHATLAH! LIHATLAH! HA HA HA HA HA HA!!!"

Diseret secara paksa, bukankah menjadi suatu pertunjukan yang menyenangkan tuk dilihat? Pada akhirnya, Feng Mei Lin mendapat hukumannya. Namun, kenapa tak ada siapa pun dalam ruangan ini yang justru terlihat senang? Terutama Jia Hou yang tangannya tampak tak mampu lepas dari Yun Bei.

"Dao Yang, uruslah sesuai hukum."

"Paman Wang tidak perlu khawatir, pasti aku akan mengurus semuanya. Kalian semua juga jangan khawatir, terutama dirimu, Jia Hou. Akan kukabari setelah keputusan akhir keluar."

Melangkah pergi, tapi sebelumnya Dao Yang sudah mendapat anggukan dari Jia Hou. Anggukan yang juga membawa senyuman hangat, mengembalikan Dao Yang kembali sebagaimana dirinya biasa dikenal. Pun kepergian Dao Yang mensunyikan ruang keluarga yang menggila tadi, yang mungkin akan selamanya Jia Hou kenang.

Continua a leggere

Ti piacerà anche

1.1M 4.9K 15
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...
8.4K 616 7
Jadi ini adalah cerita mengenai aku, Nora Kayana, tentang hati, tentang suatu hubungan dan kejujuran. Seperti bagaimana aku harus menempatkan diri da...
2M 28.5K 27
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
108K 3.8K 47
Apa benar manusia dan vampir tak dapat bersatu? Dan apakah akibatnya kalau Vampir bersatu dengan manusia? Sequel, O. Marmalade😊 dengan alur yang ber...