JANJI

49 1 0
                                    

Oktober 2005

Namaku Maiya, seorang anak perempuan berusia 8 tahun. Seperti biasa pagi ini kumulai dengan melihat tayangan Lagu Indonesia Raya di televisi hitam putihku pada pukul 03:00 pagi. Ibu baru saja berangkat ke pasar, beliau akan pulang nanti pukul 10 pagi. Sarapan pagiku adalah sepiring nasi malam tadi dengan lauknya. Memang sedikit kering tapi aku sudah terbiasa dengan hal itu. Sarapan di jam 3 pagi sambil menonton animasi sampai nanti tiba aku harus mandi.

Ayahku pergi merantau, itu yang ku tahu ketika aku menanyakannya. Ibu dan bibi-bibiku berkata bahwa ayahku adalah orang pandai dan kaya. Jadi aku harus pandai agar nanti ketika bertemu dengannya beliau akan bangga. Aku sudah merasa cukup dengan hidup bersama kakek dan ibuku saja serta dikelilingi keluarga besar yang menyayangiku.

Ketika waktu subuh tiba maka kakek pakdhe dan budhe akan pergi ke surau samping rumah untuk sholat berjamaah. Aku dan anak pakdhe yang masih kecil tak perlu dipaksa ikut karena belum baligh. Pakdhe Lam dan Budhe Ra memiliki 2 anak. Rumahnya tepat di samping rumahku. Anak pertama mereka laki-laki namanya rama sedang di santrikan sejak tahun lalu. Anak keduanya masih berusia 4 tahun, anak perempuan bernama umi.

Seperti keseharian normal, aku sekolah pukul 7 pagi, berangkat dengan berjalan kaki bersama anak bungsu budhe yang lain. Budhe Ti dan Pakdhe Jeki punya 3 anak. Si sulung laki-laki sudah bekerja ke kota. Yang kedua perempuan masih SMP. Dan terakhir Mbk Misa yang kini berjalan bersamaku ke sekolah. Mbak Misa dan aku hanya terpaut 1 tahun, Mbak Misa adalah sosok teman bermain sahabat kakak pelindung dan sosok yang pengertian terhadap diriku.

Pulang sekolah, hal pertama yang kulakukan adalah menyalakan televisi. Aku hafal semua tayangan favorit yang akan ku tonton setiap waktu senggangku. Aku merasa tak akan pernah kesepian walaupun aku sendiri asalkan ada televisi. Ibu sudah pulan dan beliau masak di dapur. Waktu makan siang ibu akan mengeluarkan hasil masakannya untuk disantap bersama kakek. Pembicaraan orang dewasa tak terlalu menarik minatku sampai usiaku 8 tahun ini.

Maghrib merupakan waktu yang menyenangkan. Anak-anak sekitar rumah akan datang ke surau untuk sholat berjamaan dan mengaji bersama. Beberapa di antaranya adalah Mas Ten, Mbak Retno, Mbak Misa, dan aku.

Setelah Isya berjamaah kajian Al-Quran kami selesai dan waktunya pulang. Entah mengapa rumahku di datangi oleh 2 orang laki-laki dewasa. Menurut Mbak Misa yang kini ada di kamarku salah satu dari mereka akan menjadi ayahku. Apakah memang ayahku sudah pulang.

Entahlah, yang kutahu aku akan meninggalkan rumahku, desaku, kakekku, kucingku, dan teman-temanku untuk ikut bersama dengan ibu dan ayah baru.

Tapi mbak misa dan budhe ti berkata mereka memastikan semua akan tetap sama dan ini adalah keputusa ibu yang akan memberi kebaikan bagi diriku juga.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 01, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

HANYA TENTANG AKUWhere stories live. Discover now