Haechan menatap Jeno dengan penuh keterkejutan. Jeno hanya menyebut nama kecilnya, tapi kenapa ia merasa sepanik ini?

"Salahku, harusnya aku tetap memanggilmu dengan 'Haechan'. Mengingat...," Jeno menatap lawan bicaranya lagi dan tersenyum. "Kita berasal dari sekolah menengah yang sama."

...

perculiarity

...

Dari lantai dua, Chenle memperhatikan semua murid yang baru saja memasuki area sekolah dengan tatapan bosan dan tentunya ia tidak melewatkan kedatangan trio paling mencolok di sekolah. Apalagi semua orang di halaman langsung memberikan atensi penuh pada ketiga orang itu, meski lebih tepatnya hanya pada Renjun.

Siswa yang digosipkan memiliki jati diri seorang penyihir.

Chenle tersenyum saat mengingat gosip itu, karena baginya itu memang lucu. Tidak ada yang tahu dari mana asal-usul munculnya rumor itu dan tidak ada satu pun orang yang tertarik sekaligus repot-repot untuk mencari tahunya, begitu juga Chenle. Ia tidak mau repot-repot mencari tahu siapakah penyebar rumor itu, tapi ia lebih tertarik untuk membuktikan rumor itu karena ia tahu bahwa penyihir memanglah nyata.

Mereka adalah apa yang disebut dengan sisi majesty.

Mahkluk-mahkluk awam seperti manusia biasa tidak akan pernah mengerti, ada banyak sekali rahasia dunia ini yang sengaja ditutupi untuk membuat merekaㅡpara mahkluk lemah ituㅡmerasa aman. Tapi, merasa aman di dunia ini merupakan salah satu hal yang tidak mungkin. Seumur hidupnya, sebelum menjadi salah satu siswa Daehan High School, Chenle memang tidak pernah bertemu seseorang dari sisi majesty murni. Tentu saja, 'teman' Winwin yang sering kali ia lihat itu adalah orang majesty yang sedikit berbeda.

Tangan Chenle terangkat untuk menompang kepalanya, tiba-tiba ia teringat beberapa kenangan lucu di tahun pertamanya. Ia tidak pernah tahu bahwa ia bisa menemukan fakta dari rumor 'Renjun sang Penyihir' dengan cukup cepat, sepertinya, dan itu semua karena kedatangan Jaemin ke sekolah mereka. Chenle selalu memiliki pola pikir yang sulit ditebak, bahkan kadang ia sendiri terkejut dengan analisisnya untuk menemukan suatu jawaban.

Hari itu, sudah beberapa hari berlalu sejak Na Jaemin menjadi murid baru di Daehan High School. Sejak awal kedatangannya, pemuda itu sudah sangat menempel pada Renjun yang sedikitnya berhasil membuat Chenle merasa kesal. Mengingat, dirinyalah yang mendapatkan label sebagai satu-satunya orang bisa menempel pada seorang Huang Renjun. Meskipun begitu, Chenle juga mendapati bahwa Renjun sama sekali tidak mempermasalahkan Jaemin yang terus ada di sekitarnya.

Seolah-olah mereka adalah kawan lama.

Baik Renjun maupun Jaemin tidak pernah menjelaskan mengenai hubungan mereka, entah jika mereka memang benar-benar kawan lama atau hanya sekedar dua orang asing yang cocok bersama.

"Kamu sangat baik pada, Jaemin-hyung...," kata Chenle begitu Jaemin pergi keluar kelas.

Renjun memberikan tatapan bingung pada Chenle lalu menyibukkan dirinya dengan bukunya lagi. "Tidak juga," jawabnya seadanya.

"Yeah, kamu juga sangat baik padaku, hyung," sahut Chenle sambil menunjukkan cengiran lebar, bersikap bahwa ia tidak akan terlalu memikirkan apa yang baru saja ia katakan tadi.

Tapi, itu kebohongan. Chenle tentu tidak akan melepaskan hal ini dengan mudah.

Lagipula, ia tidak pernah suka aroma tubuh Jaemin.

Aroma musuh alaminya, seorang vampire.

Meski mengenali aroma yang sangat ia benci itu, Chenle sempat berpikir bahwa Jaemin adalah bagian dari sisi majesty, sama seperti Renjun. Tapi, hal itu berubah saat ia tidak sengaja menyaksikan sesuatu yang harusnya tidak boleh ia saksikan. Kala itu, matahari sudah mulai terbenam, menyisakan warna senja yang sangat indah di dunia dan Chenle yang baru saja selesai dengan urusannya bergegas untuk pulang ke rumah sembari menikmati hal favoritnyaperubahan siang menjadi malam.

Biasanya, Chenle akan langsung berjalan lurus di halaman sekolah menuju gerbang. Namun, aroma pekat darah mengalihkan fokusnya dan tanpa sadar ia menuju ke arah aroma itu berasal. Di belakang gedung sekolah, tepatnya di samping gudang tua yang akan dirobohkan. Chenle dapat dengan jelas melihat betapa menjijikkannya seorang vampire yang tengah meminum darah untuk bertahan hidup.

Ia melihat Jaemin yang tengah mengigit leher dan menghisap darah Renjun.

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

[End of Chapter 32]

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Thank you so much for patiently waiting for the updates of this story. Please enjoy this double updates!

(Sebenarnya mau triple tapi otakku udah gak sanggup, cerita ini emang sulit banget di tulis. Perlu fokus dan mood yang bagus (╥_╥).)

***

Yuk, traktir aku di https//:trakteer.id/hunshinedelight (atau langsung klik linknya di bio)

Untuk yang sudah mentraktir aku, terima kasih banyak atas dukungan kalian! Sebenarnya mau kasih special thanks untuk kalian di sini, tapi kalian lebih suka jadi anonim (╥_╥).

***

14/08/2020

That's all! Thanks for reading and giving this story a vote or comment. See ya! Hope you have a nice day and stay healthy everyone
Love you.

xoxo,
hunshine delight

[ON HOLD] Peculiarity;『JaemRen+NoRen』Where stories live. Discover now