(I Could've) Treat You Better

Start from the beginning
                                    

Dengan pakaian seadanya, Tay menghentikan taksi dan segera pergi ke kafe milik New. Setibanya Tay di kafe, Off memandang heran sahabatnya.

"Tay? Lo kenapa?"

"Di mana New? DI MANA?" tanya Tay dengan panik.

"Bray, santai! Duduk dulu. Gun, tolong ambilin jaket gue. Gila kali, ya? Ini Tay keluar rumah pake tank top doang."

Setelah memakaikan jaketnya, Off segera mendudukkan Tay di ruang istirahat dan memberikannya segelas kopi.

"New nggak masuk. Katanya dia sakit." jelas Off.

"Kamu sudah bicara dengan dia?"

"Udeh. Lu bener-bener nggak berhubungan sama sekali sama New?"

Tay menggeleng pelan.

Gun langsung mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan kepada New. Sebenarnya, New berpesan pada Gun untuk memberi tahu Tay kalau dia sedang sakit. Sekarang New sedang menumpang tidur di apartemen Gun. Melihat keadaan dua sejoli ini, Gun tahu kalau tadi malam sudah terjadi sesuatu.

"Tay, gue mau jujur." ujar Gun hati-hati.

"Iya..."

"Gue nggak suka kalian yang sekarang."

"Aku nggak paham..."

"New nggak minta lebih. Dia cuma pingin kamu ngertiin dia."

Emosi Tay memuncak saat mendengar kalimat tersebut.

"Nggak perlu ikut campur hubunganku sama New." balas Tay ketus.

"Tay, lu bahkan menutup kuping dari omongan New, pacar lu sendiri, apalagi kami, yang bukan siapa-siapa. Gue ngerti. Tapi, kami juga tahu apa yang terjadi pada kalian, dan kalian sedang tidak baik-baik saja." jelas Gun.

"Maksud kamu? Apa saja yang kamu tahu?" tantang Tay.

"Kejadian tadi malam nggak bisa dimaafkan, Tay. Lu merusak harga diri New."

"Itu sebabnya aku ke sini, untuk tahu apa yang terjadi tadi malam. Aku mabuk!!"

Off berusaha menenangkan Tay yang emosinya mulai meledak, "Tay! Nggak perlu teriak!"

"Makanya! Cepat beri tahu aku ada apa! Aku putus asa!" bentak Tay sambil menahan tangisnya.

Gun menghela nafas sebentar, lalu mengeluarkan ponselnya.

"Mendingan lu baca isi SMS dari New."

Gun memberikan ponselnya kepada Tay. Dengan ogah-ogahan, Tay terpaksa membaca pesan dari New.

New: Gun, kamu ada di rumah?

Gun: Iya, New. Kenapa?

New: Boleh ke sana?

Gun: Kenapa, New!?!

New: Tay hampir saja memperkosa aku. Aku butuh tempat aman untuk tidur.

Gun: Demi apa, New?

New: Aku rasanya pengen mati, tapi aku teringat kalau aku punya kalian.

Gun: Off otw ke condo lu. Buruan ke security atau tempat aman lainnya.

Kaki Tay mendadak terasa lemas. Memperkosa? Seumur-umur Tay tidak pernah memiliki niat jahat kepada siapa pun, apalagi kepada kekasih yang ia sayangi. Kalau New bertindak gegabah dan langsung melaporkan ke polisi, karier Tay bisa habis begitu saja.

Tanpa terasa, air matanya menetes. Off menawarkan tisu kepada Tay.

"Jadilah pria jantan dan perbaiki hubungan lu."

Saran Off tadi membuat Tay terhenyak. Peristiwa semalam pastinya sulit bagi siapa pun untuk memaafkannya begitu saja. Perasaan manusia tidak semudah seperti Tuhan membolak-balikkan hati hamba-Nya. Dan New bukanlah Tuhan yang dapat dengan mudah memaafkan perbuatan kejinya.

"Aku nggak yakin, Off. Aku nggak mau menyakiti New untuk kedua kalinya. He deserves the world." ujar Tay.

"Tay! Itu semua hubungan lu dan lu yang bikin gara-gara. Masa nyerah begitu aja?"

"Bukannya lebih baik aku mundur? Aku saja nggak yakin diriku sendiri, bagaimana aku bisa meyakinkan New?"

Jika Tay sudah membulatkan keputusannya, Off dan Gun terpaksa angkat tangan. Bukan ranah mereka lagi untuk terus ikut campur hubungan mereka.

Off menyodorkan selembar kertas dan pulpen untuk Tay.

"Untuk apa, Off?" tanya Tay.

"Tulis isi hati lu, setidaknya kalo kalian putus, sudah nggak ada kesalahpahaman."

Tay terpekur sebentar, lalu mengambil pulpen dan mulai menulis.

Hai, New.
Kata-kata saja sepertinya nggak cukup
untuk menebus dosaku.
Aku telanjang. Tidak punya apa-apa.
Aku juga bodoh.
Karena itu, aku memilih mundur.
Kamu bisa panggil aku pengecut atau dengan umpatan lainnya.
Tapi, hidup kamu lebih cerah, dan akan semakin cerah kalau tanpa aku.
Semoga kamu bersedia memaafkan aku,
dan kamu menemukan sinarmu lagi.

i love you forever, and
Bristol said, he loves you too.

TAY

We Used to be in Love | TAYNEWWhere stories live. Discover now