Perdebatan Singkat

34 6 12
                                    

Prangg...

"Apa yang kamu lakukan Raja ?" tanya pak Hartono, ayah dari Raja.

"Wanita busuk ini tak pantas berada disini." Ucap Raja seraya menuding ibunya.

"Apa yang kamu katakan Raja. Tidak kah kamu sadar aku ini ibumu." Ujar Laras.
Suasana bertambah panas. Ini sudah satu minggu lamanya Raja marah pada Laras yang notabennya adalah ibunya sendiri. Biasanya Raja tak pernah bertindak kasar seperti ini pada ibunya karena yang mereka ketahui Raja sangat menyayangi ibunya.

"Sudahlah Laras, anak ini sudah keterlaluan. Ini pasti karena pergaulannya yang tidak jelas." Tukas Hartono.

Perdebatan pendek itu selesai. Kedua orangtua Raja memasuki kamar. Raja keluar rumah dengan perasaan marah. Tangannya mengepal sampai sampai seluruh uratnya keluar. Ia mulai menyalakan motornya tapi teriakan adiknya, yaitu Putri menghentikannya.

"Ezaa." Teriak putri dari dalam rumah. Raja menghembuskan nafasnya kesal menunggu putri keluar.

Ngosh...ngosh..ngosh.

"Capek." Ucap putri pelan.

"kenapa harus lari - larian sih." Cerca Raja.

"nanti kamu keburu pergi, makanya lari. Kmau kenapa sih seminggu ini sama mama kayak musuh banget. Sama aku juga agak cuek." Ujar putri seraya menundukkan wajahnya.

"gpp." Jawab Raja. Singkat, padat dan sangat tidak memberi penjelasan untuk Putri.

Putri adalah adik Raja satu satunya. Orangtua mereka, pak Hartono dan bu Laras mengatakan bahwa mereka kembar nungsang, Raja lahir duluan dan Putri sebagai adiknya.

Setelah menjawab pertanyaan Putri yang menurut Raja sangat tidak bermutu itu Raja menyalakan kembali motornya dan melaju pergi menembus angin malam. Ia tidak
mempedulikan tatapan putri dari kejauhan. Tujuannya sekarang adalah warung siap milik kang Joko yang berada di dekat sekolahannya yang ia jadikan basecamp bersama kawan kawannnya.

Warung kang Joko dijuluki dengan julukan 'Warung Siap' itu karena warungnya buka 24 jam. Sesekali kalau Raja kurang kerjaan, dia akan membantu kang Joko berjualan bersama teman temannya.

Hal yang Raja lakukan saat di Warung Siap adalah merokok dan minum kopi. Untuk saat ini hanya ada dia di Warung Siap karena teman temannya sedang sok sibuk mengurusi pacar pacarnya yang seperti bayi, minta inilah minta itulah membuat pusing kepala. Kepulan asap terlihat semakin banyak. Malam ini Raja sudah menghabiskan 3 putung rokok. Biasanya sehari hanya 1 tapi kini menjadi 3, entah apa yang sedang Raja pikirkan.

Pukul 11.06 p.m

Raja menoleh ke jam dinding yang ada di pojokan. Dia sama sekali tak berniat pulang malam ini. Sejak satu minggu yang lalu, rumah itu sudah seperti neraka baginya. Dia
menghembuskan nafas kasar dan berjanji dalam hati bahwa hanya untuk malam ini saja dia akan tidur di Warung Siap milik kang Joko ini. Dia tidak enak hati bila harus merepotkan kang Joko.

Baru semenit merebahkan tubuhnya di sofa panjang,ada teriakan seorang gadis yang membangunkannya. Ia hafal sekali pemilik suara ini, yang tak lain dan tak bukan adalah Putri.

"Ezaa." Teriaknya.

"Apasih put jangan manggil gue Eza. Nama gue Raja." Ujar Raja yang kesal dengan Putri karena mengganggu ketenangannya. Sedangkan Putri, dia tertegun mendengar ucapan Raja. Selama 18 belas tahun mereka bersama antara raja dan Putri tidak pernah menggunakan bahasa 'lu gue'.

"Pulang Ja, mama nungguin." Ucap putri pelan.

Dia sedikit kecewa dengan Raja. Wajar putri kecewa, dia itu baperan dan sedikit manja.

"Malam ini gue nginep sini." Ujarnya.

Putri terkejut namun hanya diam saja. Dia masih berusaha membujuk Raja agar mau pulang ke rumah.
"Kamu nggak kasian mama nanti nungguin kamu, dia tadi nangis karena kamu kasar." Jawab Putri.

"mama siapa? mama lu atau mama gue?" tanya Raja yang membuat putri bingung.

Belum sempat putri mengajukan pertanyaan lagi Raja sudah berkata pelan, "nggak usah dipikirin apa yang gue omongin tadi."

Setelah mengucapkan itu Raja berdiri membayar rokok dan kopi yang tadi ia beli. Menyeret pelan lengan putri mengantarnya keluar.

"Tadi kesini sama siapa? Bukan sama supir?" tanya Raja dengan muka datar.

"Tadi naik taksi keliling keliling nggak ketemu kamu terus aku inget kamu suka kesini yaudah lah kesini."

"ck, nyusahin." Gerutunya pelan.

Dia menarik lengan putri menuju motornya dan berniat mengantarkannya pulang. Putri
hanya menurut saja. Kelemahan Raja adalah orang orang yang dia sayangi.

Dia menyayangi putri walau ada sedikit rasa benci yang menghinggapi hatinya. Malam itu niat Raja tidur di Warung Siap sirna dan tidak terlaksana karena putri.

Fahreza Adalah RajaKde žijí příběhy. Začni objevovat