Not a Dream

474 81 9
                                    

Seokjin tengah menata seluruh makanan kedalam kotak makan. Pagi tadi Namjoon merengek ingin makan siang buatan Seokjin.


“Sudah siap. Saat nya merias diri.”

Seokjin berjalan menjauh dari ruang makan menuju kamarnya.

Ia ingin terlihat cantik dan memukau ketika bertemu suaminya nanti.

Tidak perduli jika di rumah Seokjin hanya berpenampilan sedanya. Namun jika sudah berhadapan dengan seluruh pegawai Namjoon, Seokjin tidak bisa jika hanya berpenampilan biasa saja.

Setidaknya dia ingin orang-orang tau bahwa Namjoon sudah memiliki istri yang sempurna.

Dering ponselnya berbunyi. Menghentikan aktifitas Seokjin yang sedang mengoleskan pelembab pada bibirnya yang sedikit kering.

“Halo, Joon.”

“Kau dimana, love?

“Aku sedang bersiap. Sebentar lagi berangkat.”

“Perlu ku jemput?”

Seokjin terkekeh pelan, cukup hafal dengan sikap protective nya Namjoon.

“Tak usah, Joon. Aku akan pergi bersama supir.”

“Baiklah. Jangan coba-coba mengendarai mobil seorang diri. Tak ada kata maaf jika sampai kau terluka meski hanya sekecil titik pena.”

“Baiklah tuan Kim. Aku mengerti.”

Hati-hati di jalan, love. Aku mencintaimu.”


“Aku juga mencintaimu, sayang.”

Wajah Seokjin bersemu merah. Tak terhitung sudah berapa ribu kali Namjoon mengucapkan kalimat tersebut dari awal pernikahan mereka. Namun bagi Seokjin, kalimat itu tetap terdengar manis jika Namjoon yang mengucapkan.

.

.

.

Langkah kakinya berjalan menyusuri koridor apartement. Sesekali ia akan bersenandung untuk mengisi kesunyian yang tercipta.

Sebelah tangan ia gunakan untuk membawa kotak nasi berisikan bekal untuk sang suami.

Sedangkan tangan yang satu lagi ia gunakan untuk mengenggam sebuah amplop putih yang baru di dapatnya pagi tadi.

“Aku yakin, Namjoon pasti senang.”

Seokjin sedikit mempercepat langkahnya. Bukan tidak sadar, sejak tadi dirinya tau bahwa ada yang tengah mengikuti dirinya. Namun ia berpura-pura tidak tau.

Hingga saat kakinya sampai di dalam lift, Seokjin merasa lega karna setidaknya sekitar dua orang pria yang mengikuti dirinya gagal untuk masuk di dalam lift yang sama.

Seokjin berhenti di lantai dua apartement. Memperhatikan dengan jelas bagaiamana para pria yang Seokjin yakin sebagai anak buah dari nyonya Kim sedang berlari tergesa.

Seokjin sengaja menelfon supir pribadinya untuk menjalankan mobil, tanpa dirinya.

Hanya umpan.

I Hate You (NamJin)Kde žijí příběhy. Začni objevovat