Matamu, Binar bahagiaku

7 2 0
                                    

Baru saja aku kembali dari tempat rantau yang ingin aku hindari. Baru satu langkah ku pijakkan kaki ini di tanah kelahiran yang sangat ku rindu ketenangannya. Wajah meronamu sudah terlihat jelas ketika tak sengaja mata kita beradu pandang.
"Selamat datang lagi, sayang.."
Lama tak mendengan suara indahmu. Aku tak tahan bahkan hanya untuk menggenggam tanganmu.
''Cantik sekali wajahmu hari ini. Tanpa polesanpun aku sudah jatuh hati padamu.''
Rona pipinya semakin jelas. Tersenyum bangga diriku bisa menggoda pujaan hati yang telah lama ku rindu.
''Apa kabar beliau?'' tanyaku sesudah meluapkan rindu pada hangat tubuhnya.
''Ayah, sayang.'' ucapnya tegas agar aku terbiasa dwngan panggilan itu. ''Ayah baik. Hanya saja belakangan ini sedikit merindukamu.''
''Dustamu begitu cantik, aku tak percaya.''
Dia tertawa samar. Aku senang mendengar renyah suaranya. Ingin kubungkus di dalam keresek hitam hanya agar aku saja yang dapat mendengarnya.
''Kamu begitu lagi.''
''Hah?''
''Tersenyum sendiri seperti pa Gio yang suka keliling kampung.''
''Maksudnya Gio orang kurang waras itu? Enak saja!''
Aku raih tangannya dan bawa dia berlari menyusuri petak petak sawah yang belum terjamah tangan jahil. Kami tertawa selama perjalanan menuju gubuk tua di tengah sawah. Rumah reot bercat hijau-biru yang menyimpan banyak kenangan. Mulai dari sinilah kisahku akan dimulai.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 14, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

I 'L'ost YouWhere stories live. Discover now