Jaejoong menggigit bibir bawahnya, entah kenapa ada perasaan aneh yang hinggap dihatinya setelah sekian lama tidak melihat Yunho. Kagum.

"Ah ... itu .. apa Eomma—"

"Boleh kan eommonim aku mengajaknya keluar sebentar?" sela Yunho cepat, seolah sudah tahu dan menduga apa yang Jaejoong maksud dari jawaban keraguannya itu.

"Sudah pasti bolehlah nak Yunho. Sudah sana Joongie ajak nak Yunho jalan-jalan sebentar." ujar Mrs. Kim sambil mendorong tubuh Jaejoong pada Yunho untuk segera keluar berjalan-jalan.

Menutup pintu rumah, Jaejoong dan Yunho akhirnya memutuskan berjalan-jalan disekitaran gang rumah Jaejoong. Hening mendominasi suasana saat ini, baik Jaejoong ataupun Yunho tak ada yang memulai pembicaraan kembali.

Jaejoong kembali menelan salivanya, ia bisa melihat punggung kekar milik Yunho yang berdiri disampingnya. Ia tidak percaya jika Yunho yang dulu ia kenal dan temui kini berubah drastis menjadi seorang Yunho yang tampan dan juga baik hati, mengingat Yunho sudah melunasi hutang-hutnag keluarganya. Bukankah ini tampak seperti dogeng sesaat?

Mengulum senyum sambil menundukkan kepala, Jaejoong lupa bahwa ia belum mengucapkan rasa terima kasihnya pada Yunho yang sudah menolong keluarganya.

"Yun, terima kasih ya atas pertolonganmu. Padahal kita baru saja bertemu tapi kau sudah direpotkan dengan masalah keluargaku. Oh ya, kalau ada yang bisa kulakukan untukmu katakan saja ya. Bagaimanapun caranya aku pasti akan mengembalikan uangmu suatu—"

"Aku tidak butuh uang recehmu itu. Kau tahu, rumahmu itu sempit sekali membuat tubuhku sakit." sela Yunho dengan raut wajah malasnya sambil memijit-mijit pundaknya, membuat Jaejoong yang melihatnya terkejut melihat sikap Yunho yang searogan ini. "Sambil menunggu kau melunasi hutangmu itu, mulai hari ini kau jadi kekasihku".

"Apa? A-pa—Ma—maksudmu?" tanya Jaejoong bingung. Ini terlalu tiba-tiba baginya.

Bersedekap sambil menempelkan jarinya didagu, Yunho mengamati Jaejoong dari atas hingga bawah, "Wajahmu tidak pernah berubah bahkan masih cantik, tapi tubuhmu terlihat bagus juga. Bagaimana kita melakukan permainan orang dewasa pada umumnya," ujar Yunho langsung menarik tangan Jaejoong dengan cepat.

"Hah permainan orang dewasa? Apa maksudmu Yun?" tanya Jaejoong cepat dan berusaha melepaskan diri dari Yunho.

"Bodoh. Kau ini bodoh atau pura-pura lugu huh! Ini artinya kau itu sudah ku beli tahu!" Jaejoong membulatkan matanya terkejut, bingung dengan maksud Yunho.

"Ka—kau bercanda kan Yun?"

"Siap bilang aku bercanda tentu saja aku serius. Hutang-hutangmu harus kau bayar dengan tubuhmu. Karna aku sudah menolongmu maka kau harus menuruti semua permintaanku, termasuk permainan orang dewasa," ujar Yunho menyeringai licik menatap Jaejoong.

Mencoba melepaskan diri, Jaejoong tidak terima melakukan dan menuruti yang Yunho katakan, "Aku tidak mau. Aku tidak sudih melakukannya dengan orang yang tidak aku cintai".

"Hah, maksudmu kau masih perawan? Bagus juga nih," ujar Yunho menyeringai licik.

"Kumohon Yun jangan seperti ini, jika aku tahu kau punya maksud seperti ini padaku lebih baik kau tidak perlu menolongku," pinta Jaejoong memohon. Ia tidak dapat membayangkan dirinya melakukan hal seperti itu dengan Yunho—pria yang tidak ia cintai.

"Sudah terlambat dan kau tidak punya hak veto untuk melakukan tawar-menawar denganku. Kalau kau tidak bisa membayarnya sekaligus dengan tubuhmu, bagaimana kalau kau mencicilnya dengan ciuman ditempat-tempat tertentu? 100 juta won. dibagian kepala, setengah bagian badan atas kuhargai 1juta won, sisanya dibagian lain ada harga spesial. Otte? Aku akan membiarkanmu yang memilih bagian tubuh mana yang kau mau, karna aku mau mendengarnya langsung kau memohon untuk dicium dibagian itu padaku".

Kumpulan Oneshoot YunJaeΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα