○○○



Chan dan Felix akhirnya pulang bersama. Tapi, mereka belum meneruskan perjalanan mereka karena Felix meminta Chan menurunkannya di tengah jalan dan tentu saja Chan menolak hal itu hingga akhirnya Chan menepikan motornya di tepi sebuah danau di dekat jalanan yang mereka lewati.

Saat ini, baik Chan maupun Felix sama-sama duduk bersandar pada sebuah pohon yang cukup besar disana. Pandangan mereka arahkan pada air danau yang terlihat tenang di depan mereka.

“Chan…”

Setelah hampir setengah jam mereka hanya diam. Akhirnya Felix membuka suara

“Hm?”

Chan menoleh pada Felix yang tepat berada disampingnya

“Apa yang harus aku lakukan?”

Felix masih memandang lurus kedepan tanpa melihat Chan

“Maksudnya?”

Chan mulai penasaran pada apa yang akan Felix katakan selanjutnya

“Jujur, aku bahagia Chan bisa seperti ini”

Chan masih menatap Felix meskipun dari samping, menunggu sahabat dari orang yang dia sukai ini melanjutkan ucapannya

“Bisa pergi berdua denganmu, duduk terdiam hanya berdua dengamu, dan saat ini aku hanya bicara berdua denganmu, aku bahagia. Sangat”

Felix mengukir senyuman di bibirnya membuat Chan semakin letak menatapnya

“Tapi apa gunanya jika kebahagiaanku menjadi luka untuk sahabatku sendiri”

Felix menundukkan wajahnya dan membuat Chan terkejut melihatnya

“Lix..”

Chan mulai khawatir, pasalnya kedua bahu Felix mulai bergetar

“A-aku jahat, Chan. Harusnya aku menyadari ini sejak awal, hiks”

Felix runtuh, dia gagal mempertahankan pendiriannya untuk tidak menangis, apalagi di depan Chan seperti ini.

“Maafkan aku…”

Felix terus terisak dalam tangisnya, sampai pada saat Chan memeluknya dia mulai tenang dan berhenti terisak

“Chan…”

Felix sadar kalau saat ini dia tengah berada dalam pelukan Chan dan dia juga merasakan tangan Chan mengusap punggungnya dengan lembut

“Sudahlah, ini bukan salahmu. Semua sudah tertulis dalam takdir, kita tidak bisa melawannya. Biarkan semua mengalir seperti seharusnya”

Chan terus mengusap punggung Felix dalam pelukannya, berharap ini bisa membuat Felix tenang

"Ikuti saja skenario ini, semua pasti akan ada akhirnya dan apapun itu, pasti adalah akhir yang terbaik. Jangan terlalu di pikirkan, okay?"

Lanjut Chan tersenyum sambil terus mengusap punggung Felix hingga Felix membalas pelukannya.

Felix tersenyum sambil mengangguk, dia mulai paham dengan apa yang Chan katakan.

“Lagipula semua ini belum terlambat”

Chan tersenyum dan membuat Felix menatapnya dari samping

“Kau benar, Chan”

Felix pun ikut tersenyum

“Hahahaha sudahlah, sekarang yang paling penting berhenti dulu menangis. Jelek banget tau”

Chan mengusak pelan rambut Felix sambil perlahan melepaskan pelukannya. Felix sudah tenang sekarang.

“SIAPA YANG KAMU BILANG JELEK, HAH?!”

Dalam hitungan detik saja, Felix sudah kembali seperti sedia kala. Atau mungkin lebih tepatnya dia memaksakan diri untuk kembali seperti biasanya.

“Hahaha sudahlah gak usah so kuat gitu kalau masih mellow”

Chan mulai menggoda Felix dengan mengejeknya

"MELLOW? SORRY GAK LEVEL!"

"Ututututu masa sih"

“DIAM YA KAMU ONTA AUSTRALI!!”

“Hahaha”


Bagaimanapun caranya, kita harus bahagia bersama -Felix 2k17




















  —Destiny—

Destiny [ChanMin] Completed √Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz