Sekolah Bukan Ajang Unjuk Gigi

85 8 0
                                    

Cerita ini terinspirasi dari teman - teman terbaik saya. Fikri, Osha, Eko, dan Anggi. Mereka sangat menginspirasi. Terutama Fikri, yang sebagian besar pemikirannya saya tuangkan dalam tulisan ini.

Seperti yang kita tahu selama ini. Siapa yang ranking di kelasnya, ia yang terpandang oleh gurunya. Sementara yang selalu mendapat nilai kecil, dikucilkan teman - temannya.

Kasihan mereka...

Bapak/Ibu guru, setiap orang itu punya bakat yang berbeda. Sebagian memang pandai dalam hal akademik, tapi sebagian lagi mungkin lebih mahir di non akademik. Yang tidak pandai dalam akademik, tolong jangan di kucilkan, seharusnya mereka diajarkan. Disemangati. Mereka butuh panutan. Butuh motivasi untuk semangat belajar. Kalau dikucilkan, mereka akan semakin susah berkembang.

Singkatnya begini. Ada orang yang sedang dalam kesusahan, sementara mereka malah mengucilkannya. Dia butuh uluran tangan. Dia butuh teman. Dia butuh ruang untuk melangkah kedepan. Kalau terus dikucilkan, dia bisa apa? Itu sama saja mereka menutup ruang geraknya.

Apa yang bisa dilakukan orang yang kesusahan itu? Apa mereka bisa bangkit sendiri? Mungkin saja bisa. Tapi akan ada dendam dikemudian hari. Tentu saja itu tidak baik.

Ingat. Manusia tidak bisa hidup sendiri. Selagi kita bisa membantunya, kenapa harus enggan? Bukankah jika kita mempermudah urusan orang lain, Allah sendiri yang akan mempermudah urusan kita? Bukankah jika tidak ingin di persulit, maka jangan mempersulit? Hidup ini sunnatullah. Kehidupan kita bisa dilihat dari sikap kita terhadap sesama.

Tapi sayang, kadang yang merasa dirinya lebih pintar, enggan untuk membantu temannya yang susah belajar. Kebanyakan dari mereka hanya fokus, terpaku agar dirinya terpandang pintar selalu. Padahal hanya otaknya saja yang pintar, hatinya miskin!

Sekarang seperti ini, bukankah sebagus - bagusnya ilmu adalah ilmu yang bermanfaat bagi orang banyak? Bukan ilmu yang sebatas membuatnya 'terlihat' hebat saja! Apa hebatnya melakukan sesuatu untuk diri sendiri? Hal yang menurut saya hebat itu, ketika kita bisa melakukan hal yang bisa membantu orang lain, walaupun kita tidak menyukai hal itu. Iyah kan?

Saya heran terhadap pikiran Guru yang hanya melihat muridnya dari skor saja. Jadi jangan heran, jika banyak siswa/siswi yang mencontek. Mereka semua lebih pintar. Menghalalkan segala cara untuk mendapat skor yang maksimal. Itu semua karna sistemnya yang menuntut siswa mendapatkan skor yang tinggi. Terlebih pengajarnya pula yang hanya melihat hasil. Tanpa mau tahu prosesnya.

Sungguh, tidak ada satupun manusia yang bisa diukur dengan angka.

Jika seperti itu, sekolah hanya ajang berkompetisi, bukan yang seharusnya, menjadi tempat berkolaborasi.

Bayangkan jika sekolah - sekolah di Indonesia menjadi tempat siswa/siswi berkolaborasi. Berapa banyak generasi muda yang berjiwa mulia. Berapa banyak generasi muda yang berakhlak mulia. Berapa banyak generasi muda yang senang menolong sesama. Generasi muda kita akan pandai secara seksama. Tidak hanya sendirian. Bayangkan! Indonesia akan menjadi negara maju jika sekolah - sekolah mengarahkan muridnya seperti itu!

Nasib bangsa ini, bergantung pada generasi muda dihari ini. 

Sekolah Bukan Ajang Unjuk GigiNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ