[Empat Belas] Sebatas Teman

Comincia dall'inizio
                                    

"Cuma kamu dan keluarga kamu yang aku punya saat ini, Re. Jangan tinggalin aku," Gendis mengeratkan pelukannya ke tubuh Rayhan.

Di mata orang normal, mungkin suatu kewajaran saudara sepupu untuk saling berpelukan. Namun, bagi Asya yang telah mengetahui masa lalu mereka, yang pernah ada cinta di sana, merasa perih ketika melihat mereka. Asya bohong kalau pertemanannya dengan Rayhan murni karena perasaan saling mendukung, nyatanya masih ada sayang terselip di ruang kecil hati Asya yang diperuntukkan bagi Rayhan. Hanya saja, Asya selalu menampik fakta itu.

***

Bagi Asya, kehidupan cintanya yang tidak mulus bukan berarti menghambat segalanya. Benar kata Kila, sang Ibu, bahwa dia malah bisa fokus untuk berbenah diri menjadi pribadi yang lebih baik. Walau masih ada Rayhan di sana, sebagai teman yang mendukungnya. Prestasinya di EDS UGM bisa dibilang cukup memuaskan, dia mendapat predikat N1 Adjudicator terbaik tingkat Kopertis di tahun pertamanya bergabung, kemudian dia juga kerapkali memenangkan perlombaan baik tingkat Provinsi, maupun Nasional. Dia bahkan diundang menjadi juri dalam beberapa kompetisi debat bahasa Inggris.

EDS sudah seperti keluarganya sendiri, walau banyak drama di dalamnya. Ups!

Tak terasa sudah hampir empat tahun dia mengukir kenangan bersama teman-temannya di UGM, terutama di EDS. Rasanya berat harus terjun ke dunia sesungguhnya. Dia pasti akan merindukan omelan dosen pembimbingnya yang membuat kepalanya pusing. Antara dosen satu dan dosen dua memiliki pendapat berbeda yang harus membuat Asya merevisi skripsinya mati-matian. Untunglah, semua itu sudah terlewati.

Libur lebaran kali ini Asya bisa bernapas lega sedikit, karena bayang-bayang skripsi tidak lagi menghantuinya. Dia senang karena Arza dapat menghabiskan waktu di hari spesial ini bersama keluarga di Jogja. Setelah tiga hari berturut-turut keliling ke rumah sesepuh keluarganya, Asya dan Arza pun memilih untuk diam di rumah Eyang. Arza sibuk dengan PS4, sedangkan Asya sibuk maraton drama korea. Mereka seperti kembali ke masa-masa nganggur yang dulu mereka gemari.

"Za, udah gede gini nggak ada niatan nikah?" tanya Asya, tangannya sibuk menyuapkan kripik tempe untuknya dan juga Arza.

Pandangan Arza masih fokus dengan layar yang menunjukkan permainan PES, jarinya lincah memainkan joystick, dan mengunyah suapan dari Asya. "Belum lah, belum ada tiga tahun jadi tentara gini mending banyak-banyakin tugas, kalau perlu ntar ikut seleksi Pasukan Perdamaian United Nations," ujar Arza. "Biar kayak Bang Rayhan tuh, udah ke Korsel sama Kongo. Paling abis ini ke Amerika dia."

Asya mengangguk. Memang benar selama beberapa tahun terakhir Rayhan sering dikirim untuk mendapat tugas di luar negeri. Seperti di Kongo selama tiga bulan dan Korea Selatan selama lima bulan. Harus Asya akui, dia sedikit rindu dengan pria yang hanya berstatus temannya itu. Rayhan dan dirinya masih berhubungan dekat, masih dengan mengagungkan kata persahabatan di antara keduanya. Walau Asya sadar, tidak ada persahabatan seperti mereka.

Persahabatan macam apa sebenarnya yang kemana-mana hanya berdua, membicarakan segala macam hal dari yang konyol hingga ke perbincangan pribadi yang bersifat serius. Seperti sore ini, Rayhan yang mendapat cuti lebaran mengajak Asya bertemu di salah satu Rumah Makan Padang kesukaan mereka. Rayhan menawari tumpangan untuk Asya, namun ditolak olehnya. Asya tidak mau keluarganya salah tangkap akan kedekatannya dengan Rayhan. Mereka mungkin akan berpikir bahwa Asya balikan dengan sang mantan, padahal tidak. Apalagi Mamanya sudah menagih terus meminta Asya untuk cepat mencari pacar agar tidak terlihat seperti jomblo ngenes. Huft, Asya harus lebih sabar menghadapi keluarganya yang luar biasa.

"Nona Manis, sendiri aja? Pacarnya mana?" gurau Rayhan dengan menarik kursi di hadapan Asya. Mereka ada di starbucks kali ini, selalu membeli kopi sebelum menikmati makanan utama. "Maaf telat, habis menghadap ke Dandim dulu."

Would You Still Love Me The Same?Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora