“ha…hai” sapanya gugup yang dibalas dengan senyum lebar pria itu

“ada sesuatu yang kau butuhkan?” tanya pria itu ramah dan berjalan mendekat dengan perlahan seakan mengetahui ketakutan Ellena bila pria itu bergerak dengan tiba-tiba.

Menunduk Ellena menggelengkan kepalanya “ti…tidak ada” ucapnya.

“kalau butuh apa-apa kau bisa datang ke rumahku. Aku dan ayahku akan membantu” kata Sam ramah.

Ellena refleks menatap pria itu lalu cepat-cepat menundukkan wajahnya lagi “iy…iya terima kasih” katanya lalu berbalik ingin masuk ke dalam rumah.

“eh tunggu” Sam memegang lengan wanita itu mencegahnya masuk tetapi bisa dilihatnya wanita itu langsung tersentak dan punggung wanita itu menegang “sorry…” ucap Sam lalu melepaskan pegangannya.

“ada apa” kata Ellena masih tidak menatap pria itu.

“namaku Samuel, Sam.” Katanya memperkenalkan diri

Berbalik Ellena menatap pria itu walaupun masih takut-takut tetapi begitu menatap mata coklat lembut pria itu Ellena merasa terpesona dengan mata indah yang memancarkan kebaikan itu, ia seperti bunga matahari yang menengadah merasakan sinar matahari.

Ellena hanya bisa mengangguk lalu cepat-cepat masuk ke dalam begitu tersadar dari keterpesonaanya.

*

Sam sedang mempersiapkan diri dengan melakukan pemanasan sebelum berlari ketika ia melihat sosok wanita itu di pagi hari, wanita itu sangat mungil mungkin tingginya hanya mencapai dadanya dan ada kesan rapuh di diri wanita itu yang membuat sifat protektifnya muncul.

Setelah ia menyapa Ellena dan wanita itu masuk ke dalam rumah ia tetap di sana beberapa waktu mencerna perasaannya ketika mata mereka saling bertatapan Sam merasakan sesuatu yang tidak pernah ia rasakan pada wanita manapun.

Anehnya ia semakin penasaran dengan Ellena, ia lalu memikirkan cara untuk dapat mengobrol dengan wanita itu lagi.

***

Tiga hari setelah ia berhasil melakukan langkah pertama menuju kehidupan normal dan pertemuannya dengan Sam yang selalu teringat olehnya Ellena memutuskan untuk melakukan langkah kedua menuju hidup normal yaitu berbelanja, ia merasa sudah cukup percaya diri untuk berada di tengah orang banyak sekarang setelah beberapa hari kemarin ia berlatih dengan berjalan keluar hingga batas pekarangannya.

Berbekal tekad yang kuat Ellena langsung keluar dan menuju supermarket untuk membeli bahan-bahan makanan, ia sempat menarik napas sekali sebelum masuk dengan cepat dan mengambil troli.

“aku bisa…aku bisa…aku bisa” ucapnya berkali-kali, meneguk ludahnya gugup.

Tolong Tuhan berikan aku kekuatan

Tolong biarkan aku melalui ujian ini, doanya.

Walaupun masih takut-takut bila bersentuhan atau bertatapan dengan orang-orang tetapi Ellena cukup bangga dengan dirinya sendiri karena kemajuannya cukup cepat dan rasa percaya dirinya sedikit demi sedikit naik membuat Ellena tersenyum tanpa sadar.

“memang senyuman sangat cocok untukmu”

Kaget Ellena pun melihat ke depan ke arah asal suara dan melihat Sam sedang berdiri dengan keranjang belanjaannya ia memandang pria itu dengan tatapan bertanya.

Menyadari tatapan wanita itu Sam berkata “aku sedang membeli bahan-bahan untuk tokoku di seberang sana” ia menunjuk restoran di sebrang supermarket.

“kau sudah selesai berbelanja?” tanya Sam yang melihat troli wanita itu sudah penuh dengan belanjaan.

“sudah” gumam Ellena. Ia memang sudah selesai, semua barang kebutuhan sehari-hari untuk satu bulan ke depan sudah ada di troli-nya.

“kalau begitu mampir dulu ke restoranku” kata Sam yang menarik lembut lengan wanita itu “ada menu baru yang ingin kutunjukkan padamu.”

Ellena hanya bisa pasrah ditarik oleh pria itu di restoran Sam ia lalu di minta duduk di mana pun ia inginkan “tunggu di sini” kata pria itu.

Berdiri canggung di dekat counter Ellena lalu memilih duudk di dekat jendela restoran Sam dimana pemandangan yang ada cukup nyaman dan membuatnya betah berlama-lama di sana. Pewarnaan dinding restoran itu terkesan nyaman dengan warna krem dan diletakkan beberapa tanaman di tempat-tempat yang strategis memberikan kesan santai.

“kau suka dengan suasana di sini?” tanya Sam yang membawa sepiring daging beraroma harum.

“su…suasananya nyaman” jawab Ellena malu-malu.

“baguslah bila kau suka dengan restoran ini. Restoran ini kudesain sendiri” kata Sam dengan bangga lalu ia pun duduk di seberang wanita itu setelah meletakkan piring berisi menu barunya “cobalah” katanya.

melihat binar di mata pria itu yang terlihat puas Ellena pun mencoba sesendok hidangan di depannya dan memejamkan mata karena rasanya sangat nikmat “ini enak” gumamnya.

“kau suka?” tanya Sam

“iya ini enak” kata Ellena dengan senang.

Sam terpesona dengan senyum wanita itu yang baru kali ini dilihatnya, merubah wajahnya yang terlihat sendu dan rapuh menjadi cerah “senyummu sangat indah” kata Sam tanpa sadar mengucapkannya keras-keras.

Ellena kembali menunduk malu dengan perkataan yang diucapkan oleh pria itu “uhmmm….ak….aku pulang dulu” katanya pelan, ia tidak terbiasa dengan pujian yang dilontarkan pria itu. lalu sebelum pria itu berkata apa-apa ia pun mengambil kantong belanjaannya dan keluar dari restoran itu.

Sam hanya bisa mengumpati dirinya sendiri karena sudah berbicara sebelum otaknya mencerna apa yang dilontarkan mulutnya sambil menatap kursi kosong di depannya.

*****************

LET ME LOVE YOUDove le storie prendono vita. Scoprilo ora